Sosok Prof. Dr. Teuku Jacob, Paleoantropolog Pertama di Indonesia dari Aceh Timur
Ia terkenal sebagai peneliti berbagai fosil yang ditemukan di Pulau Jawa dan sempat memberikan kritik terhadap asal-usul Homo floresiensis.
Penemuan berbagai fosil yang ada di Indonesia tidak lepas dari peran peneliti-peneliti andal dari berbagai daerah. Salah satu peneliti di bidang arkeologi tersohor Indonesia adalah Prof. Dr. Teuku Jacob, M.S., D.S.
Namanya juga dikenang sebagai peneliti dengan berbagai macam karya tulis, penelitian, artikel yang beredar di jurnal maupun surat kabar.
-
Siapa tokoh intelektual tersohor dari Aceh? Salah satu tokoh tersebut bernama Abu Bakar Aceh, seorang tokoh intelektual tersohor asal Aceh yang telah melahirkan banyak karya di bidang keagamaan, filsafat, dan kebudayaan.
-
Siapa arkeolog pertama di dunia? Teks-teks kuno mengungkapkan, Raja Babilonia dari abad ke-6 adalah arkeolog pertama di dunia.
-
Siapa yang menemukan Fosil Manusia Purba? Para peneliti berhasil mengekstrak 13 genom dari gua batu Oakhurst, Afrika Selatan.
-
Siapa yang menemukan jejak kaki manusia purba? Dalam penelitian awal, sekelompok arkeolog mengklaim telah menemukan jejak kaki manusia yang berusia 23.000 hingga 20.000 tahun di Taman Nasional White Sands, New Mexico.
-
Siapa yang meneliti nenek moyang makhluk hidup? Moody dan rekan-rekannya telah melangkah lebih jauh. Mereka fokus pada lima set gen 'paralog', atau duplikat, yang ditemukan pada banyak bakteri dan archaea, menunjukkan bahwa penggandaan terjadi sebelum LUCA terpecah dan berkembang biak.
-
Siapa yang meneliti aktivitas manusia purba? Penelitian ini merupakan bagian dari disertasi doktor oleh Grzegorz Wysiadecki, menyelidiki berbagai aktivitas yang mungkin dilakukan manusia purba yang kemudian berkontribusi pada pengetahuan anatomi.
Ia juga menjabat sebagai Rektor Universitas Gadjah Mada ke-7 sekaligus Guru Besar Emeritus bidang Antropologi Ragawi. Jacob juga sempat melakukan penelitian berbagai macam fosil yang ada di Pulau Jawa.
Simak profil dari Prof. Dr. Teuku Jacob yang dirangkum merdeka.com dari berbagai sumber berikut ini.
Lahir di Peureulak
Jacob lahir 6 Desember 1929 di Peureulak, Aceh Timur hasil pernikahan Soeleiman dan Tjut Kariman. Ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Dari usia kecil ia sudah masuk sekolah di HIS Poesaka, Peureulak pada 1936 dan juga HIS Langsa pada tahun 1938 dan menamatkan pendidikannya pada tahun 1942.
Kemudian Jacob melanjutkan pendidikan di Kokumin Gakkö Langsa pada tahun 1942 sampai 1943. Setelah itu, ia harus melanjutkan sekolah Tygakkö sampai tahun 1945. Selanjutnya ia menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Tinggi Kutaraja Banda Aceh mulai tahun 1946 sampai 1949.
Aktif Organisasi
Beranjak dewasa, Jacob banyak terlibat aktif dalam organisasi pemuda dan pelajar selama menempuh pendidikan di Kutaraja. Di bidang tersebut ia menjabat sebagai bendahara dalam PMSMK Kutaraja dan ketua dalam PPSMT Kutaraja serta bendahara di IPI Aceh.
Jenjang pendidikan tingginya ia tempuh di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan mulai dekat dengan Tentara Pelajar Aceh. Ia juga aktif dalam dunia jurnalistik.
Jacob menjadi asisten mahasiswa untuk Anatomi Manusia pada tahun 1953 sampai 1954 selama menjadi mahasiswa fakultas kedokteran, dan dilanjutkan sebagai Asisten Mahasiswa untuk Antropologi dari tahun 1954 sampai 1956.
Dalam rentang waktu 10 tahun, Jacob telah mengikuti berbagai pendidikan di dalam maupun luar negeri. Ia menempuh pendidikan lagi dalam bidang anatomi dan antropologi ragawi di Graduate School Howard University, Washington DC, Amerika Serikat, dari tahun 1958 sampai 1960. Masih banyak lagi pendidikan yang ia tekuni selama hidupnya.
Paleantropolog Pertama di Indonesia
Selama hidupnya, ada banyak penelitan yang ia lakukan khususnya di bidang antropologi. Namun, nama besar ketika dirinya menyandang predikat sebagai Paleantropolog pertama di Indonesia. Namanya kondang di kalangan para ilmuwan antropolog internasional.
Dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Jacob adalah salah satu murid dari von Koenigswald, seorang Paleontolog dan geolog berkebangsaan Jerman-Belanda yang menemukan fosil manusia purba di Pulau Jawa.
Salah satu bentuk nasionalisme yang diterapkan oleh Jacob ini adalah memperjuangkan fosil-fosil manusia purba yang tersebar di berbagai negara khususnya Eropa untuk dikembalikan yang akan berguna untuk dasar pendidikan, penelitian, hingga konservasi Paleoantropologis.
Akhir Hayat
Sebelum tutup usia, Guru Besar Emeritus dan Antropolog Ragawi Universitas Gadjah Mada. ini sempat membuat geger di kalangan para peneliti antropologi soal asal-usul Homo floresiensis.
Jacob tutup usia pada tanggal 17 Oktober 2007 di Yogyakarta. Ia meninggalkan berbagai macam warisan ilmu pengetahuan di bidang antropologi. Dikutip dari berbagai sumber, Jacob mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputra Nararya pada tahun 2002 silam dari Presiden Megawati Soekarnoputri.