Apple Dorong TikTok Menaikan Batas Usia Rekomendasi Umur dari 12 ke 17 Tahun, Ada Fakta Mengejutkan
Apple seharusnya menyunting dokumen sebelum dipublikasikan dalam gugatan Carolina Selatan terhadap TikTok, namun hal itu terjadi secara tidak sengaja.
TikTok kini menghadapi gugatan dari 14 negara bagian di Amerika Serikat (AS) yang menuduh platform tersebut dapat merusak kesehatan mental pengguna muda. Namun, TikTok bukanlah satu-satunya pihak yang meragukan dampaknya; Apple juga mendesak agar TikTok meningkatkan batasan usia dari 12 tahun menjadi 17 tahun ke atas.
Menurut laporan The Washington Post, yang dikutip dari Engadget pada Jumat (1/11), pernyataan dari Apple muncul dalam konteks gugatan di Carolina Selatan terhadap TikTok dan seharusnya tidak dipublikasikan, tetapi secara tidak sengaja telah terungkap.
Pada tahun 2022, Apple telah meminta timnya untuk mengevaluasi peringkat usia TikTok dan menemukan bahwa platform tersebut memiliki konten yang sering kali bersifat dewasa atau sugestif.
Apple menekankan, "Kami harap Anda akan mempertimbangkan untuk membuat perubahan yang diperlukan untuk mengikuti Pedoman Peninjauan App Store dan akan mengirimkannya kembali."
Dalam laporannya, The Washington Post tidak memuat semua rincian mengenai permintaan Apple karena hanya sebagian konten yang disunting yang berhasil dipublikasikan. Namun, terdapat banyak bukti dalam dokumen yang tidak disunting yang menunjukkan bahwa TikTok memiliki konten yang tidak sesuai untuk usia pengguna.
Faktanya, baik orang luar maupun karyawan TikTok sendiri mempertanyakan langkah-langkah yang diambil perusahaan untuk mengurangi konten yang berpotensi berbahaya, seperti ujaran kebencian dan promosi gangguan makan.
Hal ini pertama kali terdeteksi dalam satu dari setiap 50 peringatan pop-up yang diterima oleh anak di bawah umur di AS dan Inggris dalam periode satu bulan terakhir. Kelompok advokasi Accountable Tech menemukan informasi mengenai aplikasi TikTok yang secara tidak sengaja dipublikasikan dan membagikannya kepada The Washington Post.
Beri Argumen yang Menolak Pernyataan di TikTok
Bagian pengaduan yang berasal dari South Carolina secara tidak sengaja dipublikasikan, mengklaim bahwa TikTok berusaha "memanfaatkan niat baik dalam upaya lobi" melalui sumbangan kepada organisasi seperti asosiasi orangtua-guru.
Selain itu, perusahaan ini juga mensponsori acara untuk para politisi, termasuk sebuah acara yang diadakan untuk yayasan Perwakilan Demokrat South Carolina, James E. Clyburn, yang pernah menjabat sebagai ketua mayoritas DPR. Menarik untuk dicatat bahwa Clyburn memilih untuk bergabung dengan kelompok minoritas dalam pemungutan suara yang menolak penjualan atau pelarangan TikTok di Amerika Serikat.
TikTok tampaknya tidak senang dengan informasi yang telah dipublikasikan tersebut, yang kini kembali menjadi sorotan. Juru bicara TikTok, Alex Haurek, menyebut bahwa penerbitan informasi yang telah disunting itu merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab.
Ia juga menegaskan bahwa "banyak dari masalah ini telah ditangani" dan menambahkan bahwa perusahaan "selalu menegakkan kebijakan ketat terhadap ketelanjangan, konten eksplisit seksual, dan ajakan." Dengan pernyataan ini, TikTok berusaha menegaskan komitmennya terhadap kebijakan yang mendukung keamanan dan kenyamanan pengguna di platform mereka.
Dokumen Pengadilan Bocor
Carolina Selatan bukanlah satu-satunya negara bagian yang mengalami masalah terkait kesalahan penyuntingan dalam gugatannya. Dokumen yang berasal dari Kentucky secara tidak sengaja dipublikasikan dan menunjukkan bahwa TikTok telah menemukan adanya "penggunaan kompulsif yang berkorelasi dengan sejumlah efek negatif pada kesehatan mental."
Beberapa dampak yang diungkapkan termasuk hilangnya keterampilan analitis, kemampuan membentuk memori, pemikiran kontekstual, kedalaman percakapan, serta empati, dan juga peningkatan tingkat kecemasan.
Selain itu, TikTok juga dilaporkan menyadari bahwa alat pembatas waktu yang mereka sediakan tidak efektif untuk pengguna di bawah umur, di mana penggunaan harian rata-rata hanya berkurang satu setengah menit setelah alat tersebut diterapkan. Selanjutnya, terdapat dokumen lain yang diduga menyatakan bahwa "di sebagian besar metrik keterlibatan, semakin muda pengguna, semakin baik kinerjanya."