Penglihatan Seekor Monyet Pulih Gara-gara Dimasukan Sel Manusia
Ilmuwan di Jepang berhasil menggunakan sel punca manusia untuk memperbaiki retina monyet.
Para ilmuwan telah berhasil menggunakan sel punca manusia untuk memperbaiki lubang di retina monyet. Langkah ini memulihkan penglihatan primata tersebut.
Dalam sebuah studi yang diterbitkan bulan ini di jurnal Stem Cell Reports, tim yang dipimpin oleh Michiko Mandai dari Kobe City Eye Hospital di Jepang berfokus pada perbaikan yang disebut lubang makula, kondisi mata yang sering dikaitkan dengan penuaan.
-
Apa yang dilakukan ilmuwan untuk memperbaiki kerusakan retina monyet? Ilmuwan berhasil menambal lubang di retina seekor monyet dengan tambalan yang terbuat dari sel induk manusia.
-
Bagaimana ilmuwan menambal lubang retina monyet? Mandai dan timnya menumbuhkan lembaran retina dari sel induk manusia dan menggunakannya untuk menambal retina monyet melalui pembedahan – seperti menempelkan tambalan pada pakaian yang robek.
-
Siapa yang mengembangkan tambalan retina dari sel induk? Michiko Mandai, direktur pusat penelitian di Rumah Sakit Mata Kobe di Jepang, bekerja selama bertahun-tahun dalam mengembangkan versi miniatur retina dari sel induk yang dikembangkan di laboratorium.
-
Bagaimana transplantasi mata dilakukan? Untuk prosedur dalam proses pengoperasian sendiri, mata yang ditransplantasikan kepada James, akan disuntikan sel induk donor yang dialirkan ke saraf optik secara bersamaan. Hal tersebut dilakukan agar bola mata tersebut dapat terhubung dengan otak dan saraf optik di dalamnya.
-
Kenapa transplantasi mata dilakukan? Namun, dengan prosedur terbaru dan demi perkembangan dalam ilmu medis, transplantasi ini juga dilakukan dengan bertujuan untuk menempelkan bola mata orang lain pada tubuh seseorang, untuk memastikan keberlangsungan hidup yang lebih baik.
-
Bagaimana para ilmuwan membuat sel induk tikus? Para ilmuwan mengambil gen dari makhluk hidup bersel tunggal dan memasukkannya ke dalam sel tikus, yang menghasilkan sel induk.
Seiring bertambahnya usia, vitreous—cairan seperti gel yang mengisi bola mata manusia dan menjaga bentuknya—menyusut dari retina, yang kadang menyebabkan robekan pada makula. Makula merupakan bagian paling aktif dari mata yang bertanggung jawab atas penglihatan sentral dan pemrosesan cahaya.
Oleh karena itu, lubang makula menyebabkan penglihatan kabur dan memburuk seiring waktu. Perawatan saat ini, meskipun efektif dalam 90% kasus, memiliki kelemahan, yaitu hilangnya penglihatan periferal karena dokter harus memindahkan sel dari pinggiran retina untuk memperbaiki lubang makula.
Untuk mengatasi kelemahan ini, para peneliti tertarik menggunakan sel punca yang dapat memperkenalkan sel baru ke mata, bukan hanya mengandalkan sel yang sudah ada. Dalam penelitian ini, para ilmuwan menumbuhkan lembaran prekursor sel retina yang berasal dari embrio manusia. Sel tersebut kemudian ditransplantasikan ke retina sisi kanan monyet yang menderita lubang makula.
Mengutip Futurism, Kamis (17/10), enam bulan setelah transplantasi, monyet diuji kembali dan menunjukkan peningkatan penglihatan. Sebelum transplantasi, monyet hanya mampu memfokuskan pandangannya pada 1,5% titik pada serangkaian tes. Namun, setelah transplantasi, monyet tersebut mampu memfokuskan pandangannya pada 11 hingga 26% titik.
Walau begitu, ada dilema etis dalam penelitian ini: untuk memeriksa efektivitas pengobatan, para ilmuwan harus mengangkat mata monyet tersebut. Meski demikian, mereka menemukan bahwa retina telah tumbuh sel visual baru. Akan tetapi, mereka belum bisa memastikan apakah sel tersebut berasal dari sel punca yang diimplantasikan atau dari sel asli retina monyet.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah pengobatan ini cocok untuk diterapkan pada manusia. Meskipun masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, penelitian ini kembali menegaskan potensi terapi sel punca sebagai pengobatan masa depan untuk berbagai gangguan mata, termasuk penurunan penglihatan terkait usia.