Robot buatan Google ternyata bukan untuk perang
Merdeka.com - Tahun lalu, Google lewat Google X membeli beberapa startup yang mampu memproduksi robot. Tujuannya, karena Google ingin memproduksi robot sendiri atas nama mereka.
Seperti yang dilansir oleh The Verge (21/3), rencana ini pun sebenarnya didukung oleh Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) dari Pentagon. Namun, alih-alih menerima dukungan yang dirupakan dalam bentuk dana, Google justru menolaknya.
Google menyatakan bahwa proyek robotnya sama sekali tak ada hubungannya dengan dunia militer. Oleh karenanya, baik mulai dari lengan, kaki, hingga otak sang robot Google sama sekali takkan diberikan kemampuan untuk bertarung di medan perang.
-
Kenapa Engineered Arts tidak ingin memiliterisasi robot mereka? Meski begitu, Engineered Arts tidak menunjukkan niat mereka untuk memiliterisasi robot buatan mereka dan menimbulkan risiko pengambilalihan dunia.
-
Siapa yang Google ajak kerjasama? Dalam upaya implementasinya, Google menggandeng perusahaan asal India, Salcit Technologies, yang berfokus pada AI di bidang kesehatan pernapasan.
-
Kenapa Robot Sophia tidak dijual? Meskipun sangat menarik untuk dimiliki, sejatinya Robot Sophia tidak dibuat untuk tujuan komersil. Segala kemampuannya, mulai dari wajahnya yang ekspresif, gerakannya yang realistis, dan kemampuannya bercakap-cakap semuanya ditujukan hanya untuk ilmu pengetahuan saja.
-
Apa Google itu? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Apa yang Google batasi aksesnya? Mulai awal tahun 2025, hanya aplikasi yang memiliki fungsi inti dan memerlukan akses ke gambar serta video pengguna yang akan diizinkan untuk mengakses seluruh galeri.
-
Siapa yang membuat robot gajah ini? Mesin ini diciptakan oleh M. Marcel Survivet dari Paris, Perancis, di 1932, menggabungkan kecanggihan teknologi dengan imajinasi yang luar biasa.
Namun begitu, dua perusahaan yang dibeli Google, Boston Dynamics dan Schaft, sebenarnya masih terikat kontrak dengan DARPA. Keduanya, yang kini dimiliki Google, harus menyelesaikan pesanan senjata robotik pesanan DARPA.
Google dan DARPA sendiri saat ini mulai bermain pengaruh pada Boston Dynamics dan Schaft. Mereka ingin dua startup itu menentukan akan bekerja untuk siapa dengan iming-iming uang.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada potensi masalah yang timbul bila robot ini diperjualbelikan.
Baca SelengkapnyaBerawal dari ini, banyak karyawan Google yang memprotes kebijakan kerja sama perusahaan dengan Israel.
Baca SelengkapnyaGoogle akan berhenti beroperasi di Indonesia imbas boikot? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaLaporan setebal 60 halaman itu menjelaskan secara rinci sejarah penelitian pemerintah
Baca SelengkapnyaMengapa karyawan Google menentang kontrak senilai USD 1,2 miliar antara Google dengan pemerintah Israel?
Baca SelengkapnyaGoogle dan Amazon memiliki kontrak USD1,2 miliar untuk menyediakan layanan komputasi awan kepada pemerintah dan militer Israel.
Baca SelengkapnyaElon Musk berjanji akan melakukan sesuatu jika dirinya melihat bukti adanya alien.
Baca SelengkapnyaPara karyawan melakukan aksi demo menentang kebijakan perusahaan tersebut.
Baca SelengkapnyaAI ini disebut menggunakan teknologi dari Google. Sehingga diklaim informasinya tidak bias.
Baca SelengkapnyaBerikut inovasi teknologi teraneh buatan manusia sepanjangan zaman.
Baca SelengkapnyaJenderal Amerika Serikat menyebut bahwap erang dengan China bisa terjadi 2025.
Baca SelengkapnyaAlat tersebut diharapakan dapat membantu jurnalis dalam menyusun berita.
Baca Selengkapnya