Tak Sembarangan, Warna-warna Ini Jadi Simbol Sakral Bangsa Mesir Kuno
Mesir kuno punya pemahaman tersendiri tentang sebuah warna. Warna yang menggambarkan tentang kehidupan.
Mesir kuno punya pemahaman tersendiri tentang sebuah warna. Warna yang menggambarkan tentang kehidupan.
Tak Sembarangan, Warna-warna Ini Jadi Simbol Sakral Bangsa Mesir Kuno
Budaya Mesir Kuno adalah budaya yang kaya akan warna.
Mereka menghiasi taman, rumah, istana, dan makam mereka dengan warna-warna yang cerah sebagai aksen dari penghargaan atas karunia para dewa terhadap kehidupan mereka.
-
Bagaimana bangsa Mesir kuno mendapat warna biru? Bangsa Mesir bahkan membuat pewarna biru dari bahan yang lebih berharga, yaitu batu lapis lazuli.
-
Apa itu Artefak Mesir Kuno? Desain Unik Kaos Kaki Mesir Kuno Berusia 1600 Tahun, Harus Dipakai dengan Sandal Sepasang kaos kaki ini diyakini berasal dari tahun 250-420 Masehi dan digali di Mesir pada akhir abad ke-19. Informasi ini berasal dari situs Victoria and Albert Museum, di mana kita dapat memahami lebih banyak tentang kaos kaki Mesir yang menarik ini, serta teknik khas yang sekarang lenyap yang digunakan untuk membuat kaos kaki di Mesir pada saat itu.
-
Apa warna kaos kaki anak Mesir kuno? Berdasarkan hasil penelitian, kaos kaki anak Mesir kuno ini dulunya berwarna merah, biru, dan kuning.
-
Mengapa orang Mesir kuno memakai hiasan kepala? Salah satu gagasan menyebut topi ini dibuat dari sejenis salep wangi, atau balsem, yang mengeluarkan aroma harum saat meleleh. Ada juga yang menyebut topi kerucut ini dapat membantu kesuburan, karena kerucut tersebut ditampilkan dalam lukisan Hathor, dewi kesuburan.
-
Bagaimana orang Mesir Kuno membuat tinta merah? Penelitian yang dilakukan pada 2020 mengungkapkan bahwa Tinta merah biasanya digunakan untuk menyorot judul, instruksi, atau kata kunci, kemungkinan besar diwarnai oleh pigmen alami oker, seperti besi, aluminium, dan hematit.
-
Bagaimana warna bendera Arab melambangkan sejarah? Salah satu alasan yang sering dijelaskan adalah keempat warna pada bendera-bendera Arab ini mewakili periode sejarah Arab yang berbeda. Warna hitam dikaitkan dengan kekhalifahan Rashidun dan Abbasiyah, warna putih dengan masa Bani Umayyah, warna hijau dengan Dinasti Fatimiyah, dan warna merah dengan Dinasti Hashemite yang merupakan penerus Dinasti Rashidun, yang juga dianggap mewakili Nabi Muhammad dan Islam pada umumnya.
Bukan dipilih secara asal, warna-warna dalam budaya Mesir Kuno memiliki arti yang berbeda-beda satu sama lainnya. Simbolisme yang terkandung dalam warna sangat spesifik bagi orang Mesir Kuno.
“Warna dianggap sebagai elemen integral dari semua representasi seni, termasuk pemandangan dinding, patung, barang makam, dan perhiasan. Kualitas magis dari warna tertentu diyakini menjadi bagian integral dari objek apapun yang ditambahkan,”
Ahli Mesir Kuno, Rosalie David, dalam laporan World History Encyclopedia, Sabtu (14/10).
Berikut adalah arti beberapa warna dalam budaya Mesir Kuno:
Merah (dasher)
Dibuat dari besi yang teroksidasi dan oker merah, biasanya digunakan untuk menciptakan warna daging dan melambangkan kehidupan. Warna merah juga digunakan untuk melambangkan kejahatan dan kehancuran.
Dikaitkan dengan api dan darah menjadikan merah melambangkan vitalitas dan energi, tapi juga digunakan untuk mendefinisikan dewa perusak.
Contohnya Dewa Set, yang membunuh Osiris/ dia selalu digambarkan dengan wajah merah, rambut merah, atau serba merah.
Biru (irtiu dan khesbedj)
Biasa disebut dengan ‘biru Mesir’, warna ini dibuat dari oksida tembaga dan besi dengan silika dan kalsium.
Biasanya menggambarkan kesuburan, kelahiran, reinkarnasi, dan kehidupan. Dipakai juga untuk menggambarkan air dan alam.
Dewa Thoth biasanya berwarna biru, biru kehijauan, atau beberapa aspek biru. Hal ini untuk menghubungkan dewa kebijaksanaan ini dengan surga pemberi kehidupan. Warna biru juga merupakan warna perlindungan.
Kuning (khenet dan kenit)
Warna ini melambangkan Matahari dan keabadian. Biasanya digelapkan untuk warna emas daging para dewa atau dicerahkan dengan warna putih sebagai lamban kemurnian atau kesakralan suatu objek. Dewa Isis biasanya digambarkan berkulit emas dalam balutan gaun putih,
Hijau (wajd)
Dibuat dari campuran perunggu dan mineral tembaga, warna ini melambangkan kebaikan, pertumbuhan, kehidupan, akhirat, dan kebangkitan.
Kehidupan akhirat di Mesir selalu dikaitkan dengan warna hijau. Secara alami, hijau juga adalah simbol pertumbuhan sesuatu dan kehidupan itu sendiri.
Warna Osiris yang sekarat dan bangkit kembali adalah warna hijau. Mata Horus, salah satu benda paling suci dalam mitologi Mesir, juga berwarna hijau.
Putih (hedj dan shesep)
Dibuat dari kapur yang dicampur dengan gipsum. Warna ini adalah pencerah warna lain juga sebagai lambang dari kesucian, kebersihan, dan kejernihan. Warna pakaian orang Mesir adalah putih, diasosiasikan dengan kehidupan sehari-hari, tapi bisa juga untuk melambangkan sifat transenden kehidupan.
Hitam (kem)
Warna ini dibuat dari karbon, arang tanah, dicampur dengan air dan terkadang tulang binatang yang dibakar.
Warna ini melambangkan kematian, kegelapan, dunia bawah, serta kehidupan, kelahiran, dan kebangkitan.
Meski diasosiasikan dengan kematian, warna hitam tidak memiliki konotasi jahat.