Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ada Kisah Cinta Patih Majapahit di Balik Lambang Negara Indonesia

Ada Kisah Cinta Patih Majapahit di Balik Lambang Negara Indonesia Kisah Cinta Patih Majapahit di Balik Lambang Negara Indonesia. Liputan6.com/Rizki Gunawan ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Ada begitu banyak sejarah yang tersimpan rapi di Istana Al-Mukarramah. Salah satunya adalah terkait Burung Garuda yang menjadi lambang negara Republik Indonesia (RI) kini.

Siapa sangka, ada kisah cinta Patih Majapahit di balik lambang negara ini. Lantas bagaimana kisah cinta Patih Majapahit di balik lambang negara Indonesia?

Melansir dari Liputan6.com, Jumat (10/2), simak ulasan informasinya berikut ini.

Simbol Kesultanan

"Jadi ini (lambang Burung Garuda) awalnya adalah lambang Kesultanan Sintang," ungkap juru kunci Istana Al-Mukarramah Sintang, Thamrin Hasan kepada Liputan6.com di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Selasa (17/3/2015).

Istana Al-Mukarramah Kesultanan Sintang sendiri telah berdiri sejak abad ke-13 Masehi atau sekitar 1262 Masehi. Menurut Hasan, lambang garuda dipilih sebagai simbol Kesultanan berdasarkan pemberian dari Patih Lohgender dari Kerajaan Majapahit.

Pada awal tahun 1400 Masehi, Putri Dara Juanti pergi ke tanah Jawa untuk mencari kakak laki-lakinya yang bernama Demong Nutup. Kabarnya sang kakak ditawan pihak Kerajaan Majapahit.

Kisah Cinta Patih Majapahit

Dara Juanti dijelaskan kemudian menyamar sebagai seorang pria dan datang ke Majapahit. Dia lantas bertemu dengan Patih Lohgender dan langsung menyampaikan permohonannya untuk membebaskan sang kakak, Deming Nutup. Akan tetapi, Lohgender tidak langsung mempercayai hubungan keluarga keduanya. Dia kemudian mengajukan tes menyeberang sungai untuk membuktikan Dara Juanti adalah benar adik dari Deming Nutup.Saat proses ujian pembuktian, identitas Dara Juanti yang menyamar sebagai pria akhirnya terungkap. Penutup rambut yang dikenakan Dara Juanti terlepas. Lohgender yang baru mengetahui Sang Putri pun terkesima dengan kecantikannya.

Tiang Penyangga Berkepala Garuda

Sejak itu, Lohgender menaruh hati pada Dara Juanti. Dia juga meminta Dara Juanti untuk menjadi istrinya jika ingin sang kakak dibebaskan. Sang Putri pun menyetujui karena ternyata dia juga mencintai Patih Majapahit.Namun, Dara Juanti mengajukan beberapa persyaratan kepada Lohgender jika ingin meminangnya. Dia meminta seserahan berupa keris elok berkepala naga, tiang penyangga gong besar, seperangkat gamelan dan 40 kepala keluarga dari tanah Jawa. Lohgender pun memenuhi persyaratan yang diberikan oleh Dara Juanti. Tak terkecuali tiang penyangga gong besar yang diukir dengan bentuk ular naga sebagai penguasa sungai atau laut dan di puncaknya terdapat burung Garuda bermahkota sebagai penguasa dunia atas. "Kepala garuda itu yang kemudian jadi inspirasi Sultan Sintang itu menjadi lambang Kerajaan," paparnya.

Jadi Lambang Negara

Lambang Garuda ini kemudian diajukan oleh Sultan Pontianak Abdul Hamid II ketika Presiden Sukarno tengah mencari lambang negara. "Dan Pak Soekarno menyetujui dan mengadopsi lambang Kesultanan Sintang menjadi lambang negara Indonesia," ungkap si juru kunci.Kepala Garuda pada rancangan awal yang diajukan Sultan Hamid II Syarif Abdul Hamid, saat itu masih berjambul. Akan tetapi, rancangan kepala Garuda yang diresmikan sebagai lambang negara pada tanggal 11 Februari 1950, pada akhirnya tanpa jambul.Bukan hanya itu, jumlah helai bulu pada leher, sayap dan ekor Garuda juga telah disesuaikan. Jumlah bulu pada leher sebanyak 45 helai yang merepresentasikan dua digit terakhir tahun kemerdekaan Indonesia. Terdapat 17 helai bulu di setiap sayap Garuda yang merepresentasikan tanggal kemerdekaan Indonesia.Kemudian, 8 helai bulu pada ekor melambangkan bulan kemerdekaan, yakni Agustus. Terakhir, ada 19 helai bulu pada pangkal ekor yang merepresentasikan dua digit pertama tahun kemerdekaan Indonesia."Jadi memang kisah cinta dan pernikahan antara Patih Lohgendor dan Putri Dara Juanti yang menjadi cikal bakal terbentuknya lambang Garuda Indonesia," tandas juru kunci Istana Sintang Thamrin Hasan. (mdk/tan)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Transformasi Lambang Negara Garuda Pancasila, Awalnya Mirip Tokoh Wayang dan Punya Tangan
Transformasi Lambang Negara Garuda Pancasila, Awalnya Mirip Tokoh Wayang dan Punya Tangan

Lambang negara Republik Indonesia Garuda Pancasila ternyata memiliki perjalanan panjang.

Baca Selengkapnya
Profil Sultan Hamid II, Putra Sulung Sultan Pontianak Perancang Lambang Garuda Pancasila
Profil Sultan Hamid II, Putra Sulung Sultan Pontianak Perancang Lambang Garuda Pancasila

Putra asal Pontianak ini memiliki keturunan Arab-Indonesia yang semasa hidupnya dihabiskan berkarier di dunia militer dan politik.

Baca Selengkapnya
10 Arti Simbol Pancasila, Cerminan Karakter Bangsa
10 Arti Simbol Pancasila, Cerminan Karakter Bangsa

Pancasila memiliki banyak simbol yang menggambarkan karakter bangsa.

Baca Selengkapnya
Potret Wilayah Penting Kerajaan Majapahit Sejak Pemerintahan Raja Pertama, Warga Hidup Makmur
Potret Wilayah Penting Kerajaan Majapahit Sejak Pemerintahan Raja Pertama, Warga Hidup Makmur

Sejak puluhan abad silam, daerah ini sudah jadi wilayah penting bagi kehidupan masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kenali Apa Itu Wayang Beber, Seni Pertunjukan yang Paling Tua di Indonesia
Kenali Apa Itu Wayang Beber, Seni Pertunjukan yang Paling Tua di Indonesia

Wayang beber mungkin tidak sepopuler wayang kulit, tetapi sebenarnya ia merupakan pendahulu dari seni pertunjukan wayang kulit yang kita kenal sekarang.

Baca Selengkapnya
Diklaim Warga Malaysia, ini Bukti Batik Berasal dari Indonesia
Diklaim Warga Malaysia, ini Bukti Batik Berasal dari Indonesia

Asal-usul batik jadi perbincangan usai live-streamer asal Amerika Serikat dapat hadiah batik dari penggemar di Malaysia.

Baca Selengkapnya
6 Kerajaan Besar di Jawa Timur pada Masa Lalu, Mulai Kanjuruhan sampai Majapahit
6 Kerajaan Besar di Jawa Timur pada Masa Lalu, Mulai Kanjuruhan sampai Majapahit

Jawa Timur termasuk provinsi yang menyimpan bukti sejarah kerajaan-kerajaan besar di Tanah Air.

Baca Selengkapnya
Megawati Kritik Tagline Indonesia Maju Bukan Indonesia Raya, Ini Penjelasan Stafsus Jokowi
Megawati Kritik Tagline Indonesia Maju Bukan Indonesia Raya, Ini Penjelasan Stafsus Jokowi

Grace menerangkan, frasa Indonesia Raya datang dari tafsir Megawati. Sedangkan, pertanyaan Soekarno hanya berbicara jembatan emas.

Baca Selengkapnya
Megawati Pernah Tanya ke Jokowi: Kenapa Musti Indonesia Maju? Mbok ya Indonesia Raya
Megawati Pernah Tanya ke Jokowi: Kenapa Musti Indonesia Maju? Mbok ya Indonesia Raya

Megawati pernah bertanya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) perihal kalimat Indonesia Maju yang digunakan sebagai tagline di pemerintahannya saat ini.

Baca Selengkapnya
Demi Pujaan Hati, Prajurit TNI Ini Cuti Terbang ke Jakarta Ketemu Sang Pacar 'Target Menikah Nunggu Naik Pangkat'
Demi Pujaan Hati, Prajurit TNI Ini Cuti Terbang ke Jakarta Ketemu Sang Pacar 'Target Menikah Nunggu Naik Pangkat'

Cerita prajurit TNI asal Biak, Papua pergi ke Jakarta demi temui kekasih.

Baca Selengkapnya
Kisah Prajurit Tega Bunuh Istri di Sungai karena Dugaan Selingkuh, Airnya Berubah Jadi Wangi
Kisah Prajurit Tega Bunuh Istri di Sungai karena Dugaan Selingkuh, Airnya Berubah Jadi Wangi

Seorang prajurit tega membunuh istrinya sendiri karena dugaan selingkuh. Ia membuang jasad sang istri ke sungai. Tak lama kemudian, air sungai menjadi wangi.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Candi Jabung, Portal Tersembunyi Majapahit Mahakarya Era Raja Hayam Wuruk
Mengunjungi Candi Jabung, Portal Tersembunyi Majapahit Mahakarya Era Raja Hayam Wuruk

Candi Jabung merupakan salah satu candi yang membuat Thomas Raffles kagum akan kemegahannya.

Baca Selengkapnya