Ada Kisah Cinta Patih Majapahit di Balik Lambang Negara Indonesia
Merdeka.com - Ada begitu banyak sejarah yang tersimpan rapi di Istana Al-Mukarramah. Salah satunya adalah terkait Burung Garuda yang menjadi lambang negara Republik Indonesia (RI) kini.
Siapa sangka, ada kisah cinta Patih Majapahit di balik lambang negara ini. Lantas bagaimana kisah cinta Patih Majapahit di balik lambang negara Indonesia?
Melansir dari Liputan6.com, Jumat (10/2), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Siapa yang punya darah keturunan Majapahit? Pria tua ini bukanlah orang sembarangan. Dia masih memiliki darah keturunan Kerajaan Majapahit. Pesan leluhurnya juga masih dipegang teguh. Bahkan kakek ini juga masih menjunjung tradisi ageman Jawa Kuno.
-
Siapa istri pertama dari Raja pertama Kerajaan Majapahit? Gayatri adalah salah satu istri dari Raja pertama kerajaan Majapahit, Raden Wijaya.
-
Siapa yang memimpin kerajaan Majapahit? “Dewi Suhita is the 6th King of the Majapahit Kingdom, who has the title Ratu Ayu Kencono Wungu, He led the Majapahit kingdom from 1429 AD - 1447 AD, The beauty and beauty of DEWI SUHITA made everyone admire and fall in love with him“ - Millen
-
Mengapa Situs Candi Negeri Baru dikaitkan dengan Majapahit? Sehingga tak heran bahwa keberadaan situs di Desa Negeri Baru, Ketapang, langsung dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit.
-
Siapa Ratu terakhir Majapahit? Dewi Suhita adalah ratu terakhir Majapahit yang naik takhta saat kondisi kerajaan itu tidak baik-baik saja.
-
Apa simbol perjuangan rakyat Indonesia? Bambu runcing adalah simbol perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah.
Simbol Kesultanan
"Jadi ini (lambang Burung Garuda) awalnya adalah lambang Kesultanan Sintang," ungkap juru kunci Istana Al-Mukarramah Sintang, Thamrin Hasan kepada Liputan6.com di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Selasa (17/3/2015).
Istana Al-Mukarramah Kesultanan Sintang sendiri telah berdiri sejak abad ke-13 Masehi atau sekitar 1262 Masehi. Menurut Hasan, lambang garuda dipilih sebagai simbol Kesultanan berdasarkan pemberian dari Patih Lohgender dari Kerajaan Majapahit.
Pada awal tahun 1400 Masehi, Putri Dara Juanti pergi ke tanah Jawa untuk mencari kakak laki-lakinya yang bernama Demong Nutup. Kabarnya sang kakak ditawan pihak Kerajaan Majapahit.
Kisah Cinta Patih Majapahit
Dara Juanti dijelaskan kemudian menyamar sebagai seorang pria dan datang ke Majapahit. Dia lantas bertemu dengan Patih Lohgender dan langsung menyampaikan permohonannya untuk membebaskan sang kakak, Deming Nutup. Akan tetapi, Lohgender tidak langsung mempercayai hubungan keluarga keduanya. Dia kemudian mengajukan tes menyeberang sungai untuk membuktikan Dara Juanti adalah benar adik dari Deming Nutup.Saat proses ujian pembuktian, identitas Dara Juanti yang menyamar sebagai pria akhirnya terungkap. Penutup rambut yang dikenakan Dara Juanti terlepas. Lohgender yang baru mengetahui Sang Putri pun terkesima dengan kecantikannya.
Tiang Penyangga Berkepala Garuda
Sejak itu, Lohgender menaruh hati pada Dara Juanti. Dia juga meminta Dara Juanti untuk menjadi istrinya jika ingin sang kakak dibebaskan. Sang Putri pun menyetujui karena ternyata dia juga mencintai Patih Majapahit.Namun, Dara Juanti mengajukan beberapa persyaratan kepada Lohgender jika ingin meminangnya. Dia meminta seserahan berupa keris elok berkepala naga, tiang penyangga gong besar, seperangkat gamelan dan 40 kepala keluarga dari tanah Jawa. Lohgender pun memenuhi persyaratan yang diberikan oleh Dara Juanti. Tak terkecuali tiang penyangga gong besar yang diukir dengan bentuk ular naga sebagai penguasa sungai atau laut dan di puncaknya terdapat burung Garuda bermahkota sebagai penguasa dunia atas. "Kepala garuda itu yang kemudian jadi inspirasi Sultan Sintang itu menjadi lambang Kerajaan," paparnya.
Jadi Lambang Negara
Lambang Garuda ini kemudian diajukan oleh Sultan Pontianak Abdul Hamid II ketika Presiden Sukarno tengah mencari lambang negara. "Dan Pak Soekarno menyetujui dan mengadopsi lambang Kesultanan Sintang menjadi lambang negara Indonesia," ungkap si juru kunci.Kepala Garuda pada rancangan awal yang diajukan Sultan Hamid II Syarif Abdul Hamid, saat itu masih berjambul. Akan tetapi, rancangan kepala Garuda yang diresmikan sebagai lambang negara pada tanggal 11 Februari 1950, pada akhirnya tanpa jambul.Bukan hanya itu, jumlah helai bulu pada leher, sayap dan ekor Garuda juga telah disesuaikan. Jumlah bulu pada leher sebanyak 45 helai yang merepresentasikan dua digit terakhir tahun kemerdekaan Indonesia. Terdapat 17 helai bulu di setiap sayap Garuda yang merepresentasikan tanggal kemerdekaan Indonesia.Kemudian, 8 helai bulu pada ekor melambangkan bulan kemerdekaan, yakni Agustus. Terakhir, ada 19 helai bulu pada pangkal ekor yang merepresentasikan dua digit pertama tahun kemerdekaan Indonesia."Jadi memang kisah cinta dan pernikahan antara Patih Lohgendor dan Putri Dara Juanti yang menjadi cikal bakal terbentuknya lambang Garuda Indonesia," tandas juru kunci Istana Sintang Thamrin Hasan. (mdk/tan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lambang negara Republik Indonesia Garuda Pancasila ternyata memiliki perjalanan panjang.
Baca SelengkapnyaPutra asal Pontianak ini memiliki keturunan Arab-Indonesia yang semasa hidupnya dihabiskan berkarier di dunia militer dan politik.
Baca SelengkapnyaPancasila memiliki banyak simbol yang menggambarkan karakter bangsa.
Baca SelengkapnyaSejak puluhan abad silam, daerah ini sudah jadi wilayah penting bagi kehidupan masyarakat.
Baca SelengkapnyaWayang beber mungkin tidak sepopuler wayang kulit, tetapi sebenarnya ia merupakan pendahulu dari seni pertunjukan wayang kulit yang kita kenal sekarang.
Baca SelengkapnyaAsal-usul batik jadi perbincangan usai live-streamer asal Amerika Serikat dapat hadiah batik dari penggemar di Malaysia.
Baca SelengkapnyaJawa Timur termasuk provinsi yang menyimpan bukti sejarah kerajaan-kerajaan besar di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaGrace menerangkan, frasa Indonesia Raya datang dari tafsir Megawati. Sedangkan, pertanyaan Soekarno hanya berbicara jembatan emas.
Baca SelengkapnyaMegawati pernah bertanya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) perihal kalimat Indonesia Maju yang digunakan sebagai tagline di pemerintahannya saat ini.
Baca SelengkapnyaCerita prajurit TNI asal Biak, Papua pergi ke Jakarta demi temui kekasih.
Baca SelengkapnyaSeorang prajurit tega membunuh istrinya sendiri karena dugaan selingkuh. Ia membuang jasad sang istri ke sungai. Tak lama kemudian, air sungai menjadi wangi.
Baca SelengkapnyaCandi Jabung merupakan salah satu candi yang membuat Thomas Raffles kagum akan kemegahannya.
Baca Selengkapnya