Penampakan Kitab Optik Warisan Ilmuan Islam, jadi Dasar Perkembangan Teknologi
Merdeka.com - Bagi sebagian orang mungkin masih belum familiar dengan kitab optik alias kitab Al-Manazir. Ini adalah sebuah buku yang ditulis oleh seorang ilmuwan muslim bernama Ibnu Al Khaitam alias Alhazen.
Kitab tersebut berisi kumpulan argumen eksperimental tentang teori penglihatan manusia dan cahaya. Melalui unggahan di akun Instagram @gtonibaku, membagikan potret gambaran kitab optik yang sudah berusia 1000 tahun itu. Simak ulasan selengkapnya:
Kitab Optik
-
Apa itu kitab kuning? Merujuk pada Undang-undang No. 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, kitab kuning adalah kitab keislaman berbahasa Arab atau kitab keislaman berbahasa lainnya yang menjadi rujukan tradisi keilmuan Islam di pesantren.
-
Apa itu pop up book? Pop up book adalah buku yang memiliki gambar tiga dimensi atau timbul yang bisa bergerak atau berubah bentuk ketika dibuka.
-
Kapan Al-Munir pertama kali terbit? Al-Munir resmi terbit perdana pada 1 Rabiulakhir 1329 Hijriyah.
-
Apa isi dari Majalah Al-Munir? Majalah ini berisikan rubrik tajuk rencana seputar Islam, forum tanya jawab yang berkaitan dengan ilmu-ilmu fikih, perkembangan Islam di dunia, serta kronik terjemahan dari bahasa Timur Tengah.
-
Dimana kitab kuning digunakan? Penggunaan kitab kuning sudah ada sejak abad 1 hingga 2 Hijriyah yang kemudian masih digunakan sampai sekarang.
-
Apa arti dari Al-Khabir? Al-Khabir artinya adalah Yang Maha Mengetahui. Al-Khabir artinya Allah SWT Maha Mengetahui segalanya, selalu memperhatikan, dan tidak ada yang luput dari pengawasan-Nya.
Melansir dari unggahan yang dibagikan, membagikan video berisi gambaran potret kitab optik yang ditulis oleh Ibnu Al Khaitam alias Alhazen.
Buku tersebut ditulis sekitar abad ke-11 pada saat Islam sedang dalam masa keemasannya. Dalam kitab tersebut, berisi hasil argumen hasil eksperimen Alhazen soal cahaya dan proses penglihatan pada mata manusia.
Dalam kitab optik tersebut, dikatakan bahwa penglihatan terjadi karena mata manusia menangkap cahaya.
Buku ini juga terkenal karena teori tentang kamera obscura dan perumusan masalah Alhazen. Karya Alhazen secara tidak langsung berdampak pada pengembangan optik di Eropa antara 1260 dan 1650.
Sosok Ibnu Al Khaitam
Bagi sebagian orang mungkin masih asing dengan sosok Ibnu Al Khaitam. Namun, ia sangat terkenal di Eropa sekitar tahun 965 atau 1040 masehi. Ia bahkan dijuluki sebagai 'The Father of Optics'. Dalam kitab optik, Al Khaitam mempresentasikan banyak percobaan yang mendukung klaimnya tentang cahaya dan transmisinya. Melansir dari laman wikipedia, Al Khaitam mengklaim bahwa warna sangat mirip dengan cahaya.Hal itupun menghasilkan kualitas yang berbeda dari suatu bentuk dan bergerak dari setiap titik pada objek dalam garis lurus. Melalui eksperimen tersebut, ia menyimpulkan bahwa warna tidak dapat merambat tanpa ada udara.
Instagram/@gtonibaku ©2023 Merdeka.com
Dibaca oleh Tokoh Dunia
Kitab Optik diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh seorang sarjana yang tidak dikenal pada akhir abad ke-12 atau awal abad ke-13. Karya tersebut berpengaruh selama abad pertengahan. Kemudian pada tahun 1572, dicetak oleh Friedrich Risner sebagai bagian dari koleksinya Opticae thesaurus. Ini termasuk sebuah buku tentang senja yang salah dikaitkan dengan Alhazen, serta sebuah karya tentang optik oleh Witelo.
Instagram/@gtonibaku ©2023 Merdeka.com
Dalam keterangan video, buku optik tersebut juga sudah dibaca oleh Galilelo Galilei, Yohanes Kepler, Rendus Kartes, dan Leonardo Da Vinci.
(mdk/khu)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Galeri Islam di Masjid Raya Al Azhom menghadirkan nuansa museum di dalam rumah ibadah.
Baca SelengkapnyaNama ilmuwan Al-Khawarizmi telah banyak dikenal di dunia ilmu pengetahuan.
Baca SelengkapnyaBeriman kepada kitab-kitab Allah adalah hal penting bagi umat muslim.
Baca SelengkapnyaSebagai penghormatan atas jasanya dalam bidang astronomi, ilmuwan ini diabadikan pada sebuah kawah di Bulan.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar ilmuwan astronom muslim yang disegani di dunia.
Baca SelengkapnyaInstrumen yang disebut sebagai “HP pertama di dunia” ini sebenarnya merupakan astrolab.
Baca SelengkapnyaBerikut ilmuwan dunia yang memeluk islam setelah melakukan penelitiannya.
Baca SelengkapnyaHingga kini belum ada penelitian yang berhasil mendapatkan manuskrip yang membahas secara penuh dan khusus mengenainya.
Baca SelengkapnyaSetiap kata mutiara ini mengajak kita untuk merenung dan memetik hikmah, memperkuat iman, serta menapaki jalan yang diridhai.
Baca SelengkapnyaBerikut cara beriman kepada Kitab Allah sebelum Al-Qur'an yang wajib dilakukan umat Muslim.
Baca SelengkapnyaRumah yang kini menjadi Cagar Budaya Kabupaten Agam itu dulunya dijaga oleh Syech Muhammad Saidi beserta keturunannya.
Baca SelengkapnyaDi Museum Bayt Al-Qur'an, terdapat berbagai salinan Al-Qur'an dari berbagai belahan dunia.
Baca Selengkapnya