Risiko Kesehatan Jadi Orang Mager & Malas Olahraga, ini Bahayanya
Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko seseorang mengalami hernia nukleus pulposus (HNP), atau yang lebih dikenal sebagai saraf kejepit.
Individu yang mengalami obesitas dan juga merupakan perokok memiliki kemungkinan tinggi untuk terkena hernia nukleus pulposus (HNP) atau saraf kejepit pada bagian tulang belakang, yang dapat menjalar hingga ke pinggang, paha, dan kaki. Saraf kejepit terjadi ketika saraf tertekan oleh jaringan di sekitarnya, seperti tendon, ligamen, otot, tulang, tulang rawan, atau jaringan lunak abnormal seperti tumor.
Terdapat berbagai jenis saraf kejepit, yang ditentukan oleh lokasi terjadinya. Salah satu contohnya adalah HNP, di mana bantalan atau cakram yang terletak di antara tulang belakang (nucleus pulposus) keluar dari tempatnya atau robek, sehingga menjepit cabang saraf di sekitarnya.
-
Apa dampak buruk malas berolahraga terhadap berat badan? Ketika jarang berolahraga, tubuh membakar lebih sedikit kalori dibandingkan yang dikonsumsi. Akibatnya, kalori berlebih ini akan disimpan sebagai lemak, yang lama-kelamaan memicu kenaikan berat badan. Jika nggak segera ditangani, kondisi ini bisa berujung pada obesitas, yang merupakan pintu masuk bagi berbagai penyakit kronis.
-
Apa masalah kesehatan akibat malas olahraga? Berikut ini adalah beberapa masalah kesehatan akibat malas olahraga: Mengganggu tidur. Olahraga dapat membantu Anda tidur lebih nyenyak dan berkualitas karena meningkatkan metabolisme tubuh dan mengurangi stres. Sebaliknya, malas olahraga dapat membuat Anda sulit tidur di malam hari karena tubuh tidak terbiasa dengan aktivitas fisik.
-
Apa saja penyakit akibat obesitas? Obesitas dapat memicu banyak penyakit penyerta yang berbahaya dan patut diketahui.
-
Mengapa obesitas bisa meningkatkan risiko penyakit? Obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan kanker.
-
Siapa yang rentan terkena penyakit akibat obesitas? Obesitas telah menjadi masalah kesehatan global yang signifikan, memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.
-
Siapa yang berisiko obesitas? Bayi dengan riwayat keluarga obesitas memiliki risiko lebih tinggi karena faktor genetik yang memengaruhi metabolisme dan hormon.
Masyarakat umum sering kali menyebut HNP sebagai saraf kejepit. Ketika seseorang mengalami saraf kejepit, gejala yang muncul dapat berupa rasa nyeri, kesemutan, dan rasa sakit yang menjalar dari pinggang, bokong, hingga kaki, bahkan sampai telapak kaki.
Dokter spesialis ortopedi konsultan tulang belakang, Jephtah Tobing dari Siloam Hospital Lippo Village, menjelaskan bahwa ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang mengalami HNP.
"Ada beberapa faktor risiko, yang pertama kegemukan atau obesitas. Jadi mulai sekarang harus mencari tahu sendiri berapa berat badan ideal, sesuai dengan tinggi badan dan usia," kata Jephtah.
Dengan mengetahui faktor risiko ini, diharapkan individu dapat lebih waspada dan mengambil langkah pencegahan yang tepat untuk menjaga kesehatan tulang belakang mereka.
Perokok dan Orang Mager
Faktor risiko kedua adalah perokok. Ketika seorang perokok mengalami HNP dan menjalani operasi, proses pemulihan pasca-operasi akan berlangsung lebih lama dibandingkan dengan individu yang tidak merokok.
"Pasien-pasien perokok kalau dioperasi, hasilnya akan selalu lebih jelek. Karena pembuluh darahnya sudah terganggu, padahal pembuluh darah itu yang mengantarkan nutrisi ke daerah cidera, jadi kalau jalan tolnya saja sudah terganggu, nutrisinya enggak sampai," ungkap Jephtah.
Faktor risiko ketiga adalah jarang berolahraga. Jephtah menjelaskan bahwa melakukan olahraga secara rutin bukan hanya sekedar pilihan, tetapi merupakan suatu keharusan untuk melatih otot.
Hal ini penting karena otot berfungsi sebagai penopang tulang manusia, sehingga perlu dibangun masa ototnya.
"Padahal yang menjaga tulang belakang itu ada peran otot perut, sekarang yang jadi permasalahan adalah masyarakat kurang melatih otot perutnya," tuturnya.
Kapan Seseorang Harus Mulai Waspada Jika Mengalami Masalah pada Tulang Belakang?
Jephtah menjelaskan bahwa nyeri pada tulang belakang tidak selalu disebabkan oleh HNP atau penyakit kronis lainnya. Menurutnya, sekitar 97 persen kasus nyeri punggung disebabkan oleh masalah otot.
Nyeri ini bisa menjadi tanda bahwa tubuh kita sedang mengalami masalah, misalnya akibat terlalu lama duduk, kurang bergerak, atau melakukan aktivitas yang tidak biasa.
Contohnya, mengangkat beban berat dengan posisi tubuh yang salah atau memutar badan secara tiba-tiba dapat memicu terjadinya HNP. Oleh karena itu, jika merasakan masalah pada tulang punggung, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter ortopedi terdekat agar mendapatkan penanganan yang tepat. Penanganan yang cepat dan akurat dapat mencegah pengobatan HNP berakhir dengan tindakan operasi.
Menurutnya, pengobatan bisa dilakukan dengan menggunakan obat-obatan dan fisioterapi. Jika dilakukan secara rutin dan diimbangi dengan menghindari aktivitas yang dilarang, dalam hitungan bulan, pasien bisa sembuh.
"Bisa dengan obat dan fisioterapi. Rutin dan dilakukan juga di rumah, hindari larangannya, maka hitungan bulan bisa sembuh," katanya.