Uniknya Bentuk Rumah Penduduk pada Zaman Majapahit, Begini Potretnya
Merdeka.com - Salah satu zaman di Indonesia yang sampai sekarang masih dipelajari oleh para sejarawan adalah zaman Majapahit. Bukan hanya kedigdayaan kekuasaan dan kebesaran kerajaannya, namun juga budaya dan arsitektur rumah penduduknya.
Kini, bentuk rumah penduduk pada masa Majapahit sudah tidak lagi menjadi misteri. Seorang peneliti berhasil membuat replika rumah penduduk pada abad ke-15 itu dengan modal catatan sejarah, artefak, dan relief yang ditemukan.
Seperti apa bentuk dari rumah penduduk pada zaman Majapahit tersebut dan bagaimana sejarahnya? Simak ulasannya sebagai berikut.
-
Di mana rumah kuno ditemukan? Dua rumah mewah kuno ditemukan di situs arkeologi Kabah di Yucatan, Meksiko.
-
Mengapa rumah kuno ditemukan? Bangunan yang berumur lebih dari 1.500 tahun ini sebelumnya memang menjadi target para arkeolog, namun baru-baru ini para arkeolog berhasil menemukannya di bawah lapisan dedaunan dan tumbuhan hutan.
-
Dimana Rumah Bersejarah itu berada? Rumah sederhana itu berada di lereng Gunung Prau sebelah timur, tepatnya di Desa Purwosari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal.
-
Dimana struktur bata merah Majapahit ditemukan? Struktur bata merah diduga peninggalan era Kerajaan Majapahit ditemukan saat ekskavasi lapangan sepak bola di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
-
Dimana rumah itu ditemukan? Dilansir dari laman Newsweek, hunian persegi panjang itu ditemukan oleh para peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan Austria (ÖAW) di Svinjarička Čuka, Serbia, yang terletak di wilayah Balkan di Eropa tenggara.
-
Siapa pemilik Rumah Bersejarah itu? Saat itu pemilik rumah tersebut adalah Raden Mas Ari Sumarmo Sastro Dimulyo.
Bentuk Rumah Majapahit
Mengutip dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI, memperlihatkan bentuk rumah penduduk pada zaman Majapahit yang terbuat dari kayu. Rumah tersebut tampak sudah sangat rapuh karena dimakan oleh usia.
Rumah penduduk pada masa Majapahit berbentuk persegi panjang dengan beberapa bagian menonjol. Pada bagian bawah terdapat alas sekaligus pondasi yang terbuat dari bata merah. Pondasi tidak hanya melatari bangunan, akan tetapi juga satu sampai dua meter di samping bangunan utama rumah.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/balaipelestariankebudayaan7165
Sementara itu, di depan rumah terdapat gentong air. Adapun dindingnya dibuat dengan kerangka kayu yang dilapisi oleh anyaman bambu atau bilik. Atapnya menggunakan genteng yang terbuat dari tanah liat dan di masing-masing sudut atap terdapat sebuah lengkungan yang menukik.
Referensi Sumber Tertulis Lokal dan Internasional
Sumber yang dipakai oleh peneliti untuk membuat rumah Majapahit tidaklah sembarangan. Informasi tentang bentuk rumah pada masa lampau itu diketahui dari sumber tertulis lokal seperti Negarakertagama, Arjuna Wijaya, Kitab Sutasoma, dan lain sebagainya.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/balaipelestariankebudayaan7165
Dari sumber tersebut, sejarawan dapat menemukan gambaran tentang bentuk rumah penduduk yang hidup di Ibu Kota Majapahit pada pertengahan abad ke-15.
Selain itu, peneliti juga menggunakan sumber dari asing yaitu berita tertulis dari China yang ditulis oleh Ma-Huan pada tahun 1433 M. Berita tersebut memberikan informasi tentang bangunan kompleks istana maupun rumah pada masa Kerajaan Majapahit.
Sumber Artefak dan Relief Candi
Kedua sumber di atas diperkuat dengan penemuan situs di Situs Segaran II. Peneliti menemukan sebuah halaman yang berupa tatanan batu kali yang berbingkai dengan bata. Situs tersebut diyakini sebagai sisa bangunan hunian yang ada di pemukiman Ibu Kota Majapahit.
Beberapa miniatur rumah terakota juga ditemukan. Terdapat beberapa batuan yang dapat dipakai sebagai pedoman pembuatan rumah Majapahit secara akurat. Meskipun bentuknya kecil, namun informasi yang disampaikan sangatlah berharga.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/balaipelestariankebudayaan7165
Ada beberapa bentuk hiasan atap yang sangat khas dengan rumah-rumah Jawa pada masa lampau seperti limasan, kampung, serta atap yang melengkung ke atas (gonjong). Miniatur tersebut pun memberikan gambaran tentang bahan yang dipakai penduduk pada masa lalu untuk membuat rumah.
Salah satu sumber sejarah primer yang kedudukannya juga kuat adalah relief. Di beberapa candi terdapat relief yang dapat menunjukkan lingkungan pedesaan pada masa itu seperti jalan, pepohonan, sungai, dan juga pemukiman penduduk. Relief inilah yang juga dipakai sebagai sumber.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/balaipelestariankebudayaan7165
Dibuat oleh Peneliti UI
Penelitian tentang rumah Majapahit itu kemudian benar-benar dibuat oleh seorang peneliti dari Universitas Indonesia (UI). Peneliti itu bernama Oesriful Oesman. Ia menyusun tesis dan mengkaji tentang bangunan hunian pada masa Majapahit.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/balaipelestariankebudayaan7165
Peneliti sekaligus arsitek itu berhasil merekonstruksi rumah penduduk pada masa Majapahit. Ia secara khusus memang kerap melakukan pendalaman tentang arsitektur tradisional Jawa masa lampau.
“Rumah Majapahit ini merupakan rekonstruksi ulang yang dibuat oleh Pak Oesriful Oesman, beliau adalah seorang arsitek dari UI yang mendalami arsitektur tradisional pada masa Majapahit,” terang Tomi Raditya Dahana dari BPCB Jawa Timur. (mdk/mff)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masih ada sebuah desa yang dijuluki sebagai 'Kampung Majapahit' lantaran memiliki corak bangunan yang begitu khas.
Baca SelengkapnyaBekas permukiman elite zaman Majapahit ini ditemukan secara tidak sengaja oleh warga
Baca SelengkapnyaRumah Tuo Rantau Panjang jadi salah satu warisan nenek moyang Jambi 700 tahun silam yang masih bisa disaksikan hingga sekarang.
Baca SelengkapnyaTemuan wadah air era Kerajaan Majapahit ini ditemukan di lahan pribadi milik warga setempat.
Baca SelengkapnyaTemuan tiga kerangka manusia di area situs Kumitir, kompleks istana Majapahit, menyedot perhatian para peneliti.
Baca SelengkapnyaDi Dusun Banger sebenarnya masih banyak rumah tidak layak huni. Bahkan beberapa penghuninya tidak pernah mendapat bantuan sama sekali.
Baca SelengkapnyaPenemuan candi ini begitu misterius karena tidak ada bukti mengenai siapa yang membangun dan kapan dibangun.
Baca SelengkapnyaWarisan budaya leluhur di Kampung Naga amat menarik untuk dipelajari.
Baca SelengkapnyaArtefak serupa juga ditemukan di Situs Trowulan, Mojokerto
Baca SelengkapnyaDi masa kini, bahkan masyarakatnya masih seringkali menggunakan pakaian adat hingga melestarikan sejumlah kebiasaan kuno.
Baca SelengkapnyaSelain kuat dan tahan gempa, konsep konstruksi rumah baghi ini juga unik.
Baca SelengkapnyaBangunan-bangunan ini bertolak belakang dengan konsep arsitektur modern saat ini.
Baca Selengkapnya