Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Catatan dan Kritik untuk RAPBN 2020

Catatan dan Kritik untuk RAPBN 2020 Konpers RAPBN 2019. ©Liputan6.com/Fery Pradolo

Merdeka.com - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Didik Rachbini menegaskan bahwa Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2020 perlu dikawal bersama. Sebab APBN bukan hanya milik pemerintah dan DPR melainkan milik khalayak ramai.

RAPBN 2020 juga dianggap cukup istimewa, karena akan menjadi amunisi awal bagi kabinet baru Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin dalam menunjukkan kinerjanya.

Namun RAPBN 2020 ini juga penuh tantangan, karena disusun di tengah situasi perekonomian yang sedang mengalami perlambatan. Oleh karena itu, formulasi strategi dan postur RAPBN 2020 yang akan dieksekusi oleh kabinet baru harus dapat menjawab tantangan perlambatan ekonomi.

Lebih jauh, dia menilai RAPBN tahun 2020 masih dibayangi permasalahan dari lima tahun lalu.

"Nah artinya lima tahun ke depan ini harus dikawal bersama-sama, termasuk juga dari media. Karena RAPBN ini punya masalah lima tahun ke belakang dan berpotensi punya masalah lima tahun ke depan," kata Didik melalui Teleconfrence di kantor Indef, Jakarta, Senin (19/8).

Masalah krusial dalam ABPN menurutnya adalah defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD) yang masih lebar dan harus ditambal oleh utang. Sehingga, pemerintah terpaksa harus menggali lubang-tutup lubang.

"Berutang ini tidak hanya untuk membiayai defisit itu sendiri tetapi juga berutang untuk membayar utang lagi. Jadi gali lubang, tutup lubang, tapi gali lubangnya lebih dalam lagi,” keluhnya.

Didik juga menyebutkan soal bunga utang yang mencapai Rp300 triliun pada tahun 2019. Angka tersebut dua kali lipat dari bunga utang lima tahun lalu yang hanya sebesar Rp150 triliun.

"Bunga utang yang saat ini sudah mencapai Rp300 triliun pada tahun 2019, lima tahun lalu baru Rp150 triliun. Juga terkait dengan utang BUMN yang semakin meningkat khususnya BUMN karya, terkait dengan pembangunan infrastruktur dimana-mana," ungkapnya.

Selain itu, dia juga menyoroti perihal asumsi makro yang dalam 5 tahun periode pemerintahan hanya satu poin yang mampu tercapai yakni target inflasi di kisaran angka 3 persen. "Karena dari target yang dicapai pemerintah lima tahun lalu, hanya ada satu yang tercapai yaitu inflasi, yang ada di kisaran 3 persen," ujarnya.

Berikut selengkapnya catatan Indef untuk RAPBN 2020 :

Pertama, meskipun bertemakan penguatan inovasi dan SDM, RAPBN 2020 tetap harus menjadi salah satu stimulus fiskal yang efektif dalam mencegah perlambatan ekonomi. Oleh karena itu penting bagi Pemerintah untuk mendorong dunia usaha di domestik dan investasi secara keseluruhan agar laju ekonomi Indonesia tetap ‘tegak’ di tengah gencarnya perang dagang.

Kedua, pemerintah perlu mengubah skenario pendapatan negara, khususnya perpajakan serta bagian laba BUMN.

Ketiga, perlu percepatan penurunan PPh Badan dari 25 persen menjadi 20 persen agar cepat mendorong dunia usaha lebih berkembang dan dilakukan secara bertahap seiring perluasan basis pajak.

Kemudian yang keempat, kualitas belanja negara perlu ditingkatkan dengan meningkatkan belanja modal, reformulasi belanja non K/L hingga reformulasi belanja subsidi.

Terakhir, keadilan dan pemerataan anggaran perlu dioptimalkan dengan memperbesar anggaran transfer ke daerah dan dana desa serta meningkatkan anggaran fungsi ekonomi, pendidikan dan kesehatan.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Prabowo Dikabarkan Bakal Naikkan Rasio Utang, Apindo: Negara Tidak Boleh Gagal Bayar Utang
Prabowo Dikabarkan Bakal Naikkan Rasio Utang, Apindo: Negara Tidak Boleh Gagal Bayar Utang

Kementerian Keuangan mencatat posisi utang pemerintah pada Mei 2024 sudah mencapai Rp8.353,02 triliun.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: APBN Alami Defisit Rp35 Triliun per 12 Desember 2023
Sri Mulyani: APBN Alami Defisit Rp35 Triliun per 12 Desember 2023

Pendapatan negara sampai 12 Desember 2023 tercatat mencapai Rp2.553,2 triliun.

Baca Selengkapnya
Tim Prabowo: Butuh Tambahan Anggaran Rp300 Triliun untuk Pacu Pertumbuhan Ekonomi
Tim Prabowo: Butuh Tambahan Anggaran Rp300 Triliun untuk Pacu Pertumbuhan Ekonomi

APBN 2025 mematok target belanja negara senilai Rp3.621,3 triliun.

Baca Selengkapnya
Bayar Utang Program PEN, Anggaran BI Tahun 2024 Bengkak Rp29,29 Triliun
Bayar Utang Program PEN, Anggaran BI Tahun 2024 Bengkak Rp29,29 Triliun

Defisit tersebut disebabkan total pengeluaran yang lebih besar dibandingkan dengan total penerimaan.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Tarik Utang Baru Rp600 Triliun Tahun Depan, Buat Apa?
Pemerintah Tarik Utang Baru Rp600 Triliun Tahun Depan, Buat Apa?

Ini penjelasan Kementerian Keuangan mengenai utang baru Rp600 triliun.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Defisit APBN 2023 Sebesar Rp347,6 Triliun, Lebih Baik Dibanding 2019 dan 2020
Sri Mulyani: Defisit APBN 2023 Sebesar Rp347,6 Triliun, Lebih Baik Dibanding 2019 dan 2020

Pada APBN 2019, defisit sebesar Rp348,7 triliun atau 2,20 persen terhadap PDB.

Baca Selengkapnya
Andi Sudirman Wariskan Defisit APBD Rp1,5 Triliun, Pj Gubernur: Sulsel Bangkrut!
Andi Sudirman Wariskan Defisit APBD Rp1,5 Triliun, Pj Gubernur: Sulsel Bangkrut!

Pj Gubernur Bachtiar Baharuddin mengumpamakan dirinya sedang menakhodai kapal tenggelam.

Baca Selengkapnya
Banggar DPRD Kota Tangerang Mulai Bahas KUA PPAS Tahun 2024
Banggar DPRD Kota Tangerang Mulai Bahas KUA PPAS Tahun 2024

Rapat dilakukan bersama Ketua dan jajaran DPRD Kota Tangerang, di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kota Tangerang,

Baca Selengkapnya
Pemerintah Ternyata Sudah Tarik Utang Rp107,6 Triliun di Januari 2024
Pemerintah Ternyata Sudah Tarik Utang Rp107,6 Triliun di Januari 2024

Adapun APBN per Januari 2024 mencatatkan surplus Rp31,3 triliun atau 0,14 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Baca Selengkapnya
Transaksi Perdagangan Nasional Defisit, Masa Depan Rupiah Diprediksi Suram
Transaksi Perdagangan Nasional Defisit, Masa Depan Rupiah Diprediksi Suram

Transaksi berjalan Indonesia telah mengalami defisit secara terus-menerus dalam dua kuartal terakhir.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Tarik Utang Rp198 Triliun Hingga September 2023
Pemerintah Tarik Utang Rp198 Triliun Hingga September 2023

Dalam periode yang sama di tahun lalu, penarikan utang sebesar Rp480,4 triliun.

Baca Selengkapnya
Indef Ingatkan Prabowo-Gibran Tak Boleh Belanjakan APBN Secara Ugal-ugalan
Indef Ingatkan Prabowo-Gibran Tak Boleh Belanjakan APBN Secara Ugal-ugalan

Indef mengingatkan agar Prabowo-Gibran harus berupaya bisa menyelesaikan utang yang diwariskan oleh Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya