ESDM: Freeport masih belum diperbolehkan beroperasi

Merdeka.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan tim investigasi sudah di lokasi kejadian runtuhnya tambang Freeport di Big Gosan. Pihaknya juga tengah menunggu hasil tim investigasi.

"Saya menunggu dia kembali situasinya nanti dilihat timnya laporan, kalau belum ada laporan belum berani," ujar Jero kepada Wartawan di Komplek DPR, Jakarta, Selasa (4/6).

Sementara menurut Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Thamrin Sihite, Freeport saat ini tidak boleh beroperasi untuk produksi. Namun Freeport masih bisa melakukan maintenance, perawatan lingkungan dan keselamatan kerja. Maintenance dibutuhkan di areal tambang terbuka, sebab jika terlalu lama tidak ditambang bisa longsor.

"Bukan rangka produksi tapi maintenance, kapan dibuka? Nyawa itu lebih tinggi daripada uang," kata Thamrin.

Thamrin menegaskan hanya penerimaan negara yang tertunda bukan kerugian akibat terhentinya operasi pertambangan milik Amerika Serikat ini.

Dalam rangka maintenance ini seperti diketahui memakan korban satu orang meninggal dunia. Atas kasus ini Thamrin menegaskan SOP sudah jalan dan telah diinvestigasi dengan tim yang berjumlah 7 orang. Nantinya menteri yang menentukan sudah boleh buka atau tidak.

Sebelumnya, seorang karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI) di Tembagapura, Papua, Herman Wahid tertimbun lumpur di areal penambangan bawah tanah. Peristiwa itu terjadi Jumat siang sekitar pukul 13.40 WIT.

Korban Herman wahid bertugas sebagai sopir dengan nomor karyawan 832366. Saat kejadian korban sedang membawa truk dengan nomor lambung 138 masuk 'loading point 1 charlie west DOZ' yang merupakan kawasan tambang bawah tanah (underground).

"Truk yang dikemudikan korban tertimbun lumpur basah (wet muck)," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Gede Sumerta seperti dikutip dari Antara, Jumat (31/5). (mdk/bmo)