Ilmu Mengolah Ikan Bikin Mus Mulyana Sulap Modal Sejuta Jadi Rp23 Juta
Merdeka.com - "Komoditas perikanan bisa makin bernilai ekonomis jika ditopang pengetahuan mengolah dan memasarkannya". Pernyataan ini sangat berkesan bagi Mus Mulyana, betapa tidak, memulai usaha olahan ikan dengan modal Rp1 juta di masa pandemi, kini dia menghasilkan omzet hingga Rp23,1 juta per bulan.
"Saya dapat pengetahuannya dimulai dari keikutsertaan pada program penciptaan wirausaha tahun 2020 yang dilakukan KKP," kenang Mus, saat ditemui Tim Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Pria berusia 34 tahun ini menuturkan perjumpaannya dengan penjaringan minat wirausaha pengolahan hasil kelautan dan perikanan pada tahun 2020, salah satu kegiatan Ditjen PDSPKP Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
-
Mengapa KKP mendorong istri nelayan untuk mengolah ikan? “Pengarusutamaan gender ini sangat penting, terutama jika istri atau keluarga nelayan mengolah ikan, mereka jadi bisa memiliki tambahan sumber ekonomi keluarga,“ jelas Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo di Banyuwangi.
-
Dimana istri Nelayan di Banyuwangi membuat produk olahan laut? Di Blimbingsari, misalnya, para istri nelayan membuat produk olahan ikan bakar. Para istri nelayan di sejumlah kecamatan di Banyuwangi didampingi untuk mengembangkan usahanya saat musim paceklik ikan.
-
Bagaimana cara Dinas Perikanan membantu istri Nelayan Banyuwangi? Di Blimbingsari, misalnya, para istri nelayan membuat produk olahan ikan bakar. Para istri nelayan di sejumlah kecamatan di Banyuwangi didampingi untuk mengembangkan usahanya saat musim paceklik ikan.
-
Bagaimana KKP ingin memperkuat daya saing tuna? Pencanangan tersebut, melalui branding seafood Indonesia yang safe, eco-friendly, dan sustainable diharapkan sinergi dan kolaborasi seluruh stakeholders dapat semakin memperkuat akses pasar dan manfaatnya, baik bagi masyarakat Indonesia khususnya maupun masyarakat global pada umumnya.
-
Siapa yang membudidayakan Ikan mas sinyonya? Di daerah asalnya, ikan ini dibudidayakan, salah satunya oleh Wahyu.
-
Bagaimana KKP membantu nelayan dan keluarga dalam berbisnis? “Kami akan selalu support para pelaku usaha, terutama UMKM agar semakin berkembang dan berdaya saing,“ ujarnya.
Kala itu, dia menjadi satu dari ribuan pendaftar lainnya. Bak jodoh datang tanpa dinyana, dia terpilih dalam 100 orang yang ditumbuhkan menjadi wirausaha baru dan mengikuti rangkaian kegiatan, mulai dari bimbingan materi teknis pengolahan produk berbahan baku ikan dan materi nonteknis seperti motivasi berwirausaha, pembukuan sederhana, perizinan usaha, dan pemasaran.
©2022 Merdeka.com"Tadinya saya budidaya magot, ternak ayam sama lele skala kecil aja. Sejak ikut bimbingan teknis, saya mulai memahami bahwa porsi terbesar kunci peningkatan nilai terletak pada mengolah dan memasarkan," terangnya.
Pria asal Kabupaten Bandung ini pun tak ingin berlama-lama mencerna materi bimbingan teknis dan memilih langsung praktik. Dimulai dari mengolah pempek dengan target market tetangga terdekat, Mus kemudian berkreasi dengan menu lain seperti tekwan, onde-onde ikan dan sate ikan berbahan baku ikan tuna yang dia beli dari pasar ikan Ciroyom. Produk-produk ini kemudian dikemas dalam nama usaha "Dapoer Organik".
"Alhamdulillah konsumen responnya positif, dan mulai 2021 memantapkan hati di usaha olahan saja," katanya.
Usaha Mus Mulyana makin berkembang setelah dia memperoleh Kartu Pelaku Usaha Bidang Kelautan dan Perikanan (Kusuka) di tahun 2021. Dibantu istri tercinta, mereka terus berkreasi dan menghasilkan menu dimsum ikan. Ditambah penetrasi pasar digital, produk mereka pun berhasil menjangkau Kabupaten Subang, Kota Bandung dan melalui pasar online dan juga marketplace.
"Dari yang awalnya berdua, sekarang kita bisa mempekerjakan dua orang tenaga kerja harian. Resep menu kita semua hasil bimbingan teknis dari KKP," katanya bangga.
Melihat progres yang terus meningkat, Mus kian optimis bisa hidup dari jualan olahan ikan.
"Kreasi produk lain juga sedang kita coba, tentu dengan bimbingan KKP seperti memanfaatkan hasil samping ikan (jeroan, insang, tulang dan kepala) menjadi produk yang bernilai tambah," ujarnya.
Keberhasilan Mus Mulyana merintis usaha olahan ikan pun makin melecut semangat Direktur Jenderal PDSPKP, Artati Widiarti untuk menciptakan wirausahawan sukses lainnya. Menurutnya, pengembangan kewirausahaan (entrepreneurship) menjadi penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi saat ini.
"Sebagaimana kita ketahui bahwa wirausahawan adalah pahlawan bisnis, pahlawan ekonomi, dan juga pahlawan pembangunan. Keberhasilan Kang Mus membuktikan bahwa wirausahawan bukan hanya mencari dan menunggu peluang, tapi menciptakan peluang," kata Artati.
Artati berharap, keberhasilan Mus Mulyana mampu menjadi inspirasi bagi masyarakat. Dia memastikan, KKP menargetkan penumbuhan dan pembinaan 1.290 wirausaha hingga tahun 2024.
"Saya selalu berharap agar seluruh peserta kegiatan penciptaan wirausaha dapat tumbuh menjadi wirausaha yang mapan dan mandiri sekaligus menyehatkan masyarakat karena menu yang diolah adalah ikan," tutupnya.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mendukung penuh pengembangan usaha olahan ikan. Dia pun mendorong pelaku usaha merambah pasar daring dalam menjajakan hasil produksi. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perjalanan hidup Kautsar tidak berjalan mulus. Sebagai anak ketujuh dari tujuh bersaudara, dia menyaksikan perjuangan orangtua-nya.
Baca SelengkapnyaBudidaya ikan hias bisa menjadi sumber penghasilan yang menggiurkan.
Baca SelengkapnyaAgung yang memiliki modal Rp50.000 membeli 20 ekor ikan mas koki dan membuat kolam di dapur rumah orang tuanya.
Baca SelengkapnyaIa mengunggah informasi burung murai dagangannya melalui Facebook, YouTube, hingga Instagram
Baca SelengkapnyaKini, dia pun mulai menuai hasilnya. Setiap bulan, dia mampu meraup omzet Rp25 juta.
Baca SelengkapnyaKementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menghadirkan Pusat Oleh-Oleh Produk Perikanan yang berkualitas di Kabupaten Rembang
Baca SelengkapnyaPria ini tak menyangka jika ikan yang dikenal murah di Indonesia, ternyata menghasilkan cuan di luar negeri.
Baca SelengkapnyaKementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong produktivitas nelayan di Indonesia, termasuk keluarganya.
Baca SelengkapnyaPandemi Covid-19 menjadi pukulan telak bagi banyak pebisnis, termasuk bagi Komang Ari Widianti.
Baca SelengkapnyaArdiyansyah atau yang akrab disapa Ardi, mulai merintis usaha kerajinan tangan dari kulit pada 2013 dengan bekal ilmu yang didapat saat kuliah.
Baca SelengkapnyaDalam membuat bakpia dia menyesuaikan rasa lidah masyarakat Kabupaten Paser yang multikultural.
Baca Selengkapnya“Untuk yang ingin memiliki usaha, intinya mulai saja. Karena usaha itu tidak perlu banyak teori"
Baca Selengkapnya