Ini cara ESDM turunkan harga gas industri seperti permintaan Jokowi
Merdeka.com - Pemerintah Jokowi-JK terus berusaha menurunkan harga gas industri di dalam negeri yang saat ini mencapai USD 12 per MMbtu. Salah satu caranya dengan mengefisienkan pengeluaran di industri hulu migas sebagai pengganti biaya operasi (cost recovery) dan belanja operasional (operational expenditure).
"Yang tadi masa umur operasi 5 tahun dijadikan 15 sampai 20 tahun kan bisa harga lebih murah," ujar Direktur Jendral Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Senin (10/10).
Cara lain adalah dengan menghilangkan rantai penjualan yang panjang melalui trader-trader.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Gimana cara Mentan mengurangi impor? 'Apresiasi juga kepada Pak Amran yang dengan semangat untuk mengurangi impor hasil-hasil pertanian seperti beras, gula, jagung, dan seterusnya. Saya percaya kalau seluruh potensi bangsa ini didorong untuk memenuhi kebutuhan itu, pasti impor kita dapat dikurangi dan kita kembali bergantung pada hasil dalam negeri,' katanya.
-
Mengapa Kemendag memusnahkan barang ilegal? Menteri yang akrab disapa Zulhas ini menjelaskan, pemusnahan tersebut dilakukan merupakan upaya Kemendag guna melindungi konsumen dalam negeri.
-
Apa yang dimusnahkan Kemendag? 'Merespons maraknya peredaran barang dilarang, importasi sesuai ketentuan Permendag 40 tahun 2022 dan seterusnya, saya memimpin langsung pemusnahan sebanyak Rp 174,81 miliar barang-barang yang kita anggap ilegal. Termasuk pakaian bekas dan minuman-minuman yang tak berizin,' kata Mendag.
-
Kenapa Kemendag membuat aturan tentang perdagangan daring dan luring? 'Itulah gunanya sesuatu itu ditata dan diatur agar semua bisa berkembang dengan baik. Beberapa hari yang lalu di Semarang, Jawa Tengah, sudah mulai ada geliat perdagangan sehingga pedagang sudah mulai tersenyum,'
-
Apa yang disita dari pedagang? Barang bukti yang sita itu 4,5 kg daging anjing dan (ada yang sudah diolah) berupa rica-rica dan rawon. Itu, katanya laris dikonsumsi oleh orang-orang terbatas,' kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi, saat dikonfirmasi Kamis (1/8).
Menurut Wirat, impor gas dari luar negeri tidak akan membuat harga gas industri lebih murah. Sebab, harga gas alam cair (liquified natural gas/LNG) berlaku internasional.
"Bilang beli dari Qatar, harganya sedikit lebih murah, plus ongkos transportasi di sini ujung-ujung tidak jauh beda. Apalagi di AS hanya USD 2,5 MMbtu terus ongkos dijadikan LNG berapa? Jadi tidak membantu banyak," tutup Wirat.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta harga gas untuk industri dapat turun menjadi USD 6 per MMBtu guna meningkatkan daya saing industri di Indonesia. Harga tersebut dinilai paling pas di Indonesia yang notabene sepadan dengan negara-negara tetangga.
Namun, rupanya Presiden Jokowi tidak mendapatkan informasi yang benar tentang harga gas industri di negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.
"Harga gas sebuah negara tidak bisa apple to apple dibandingkan. Misal harga gas di Singapura dengan di Indonesia, ataupun harga gas di Malaysia dengan di Indonesia," ujar Pengamat Energi dari Reforminer Institute, Pri Agung Rakhmanto di Jakarta, Senin (10/10).
Menurutnya, harga gas di Malaysia sudah pasti lebih rendah karena adanya subsidi dari pemerintah. Namun, di Singapura, lanjutnya, ada juga yang disubsidi, sedangkan yang tidak maka harganya jauh lebih mahal.
Mengutip harga gas di Singapura melalui citygas.com.sg dijelaskan harga gas rata-rata di negara tersebut per 1 Agustus sampai 31 Oktober 2016 termasuk pajak yang dijual ke konsumen mencapai USD 18,5 per MMBtu.
Sedangkan, harga gas di Malaysia karena adanya subsidi mencapai USD 6,6 per MMBtu. Adapun di China harga gasnya sebesar USD 15 per MMBtu dan di Thailand sebesar USD 7,5 per MMBtu. Sementara, harga gas di Indonesia sebesar USD 9 per MMBtu.
"Jadi tolonglah siapapun yang menyampaikan informasi ke Presiden Jokowi jangan sepotong-sepotong seolah-olah harga gas kita paling tinggi," kata Pri Agung.
Pada intinya, di tengah menurunnya harga minyak dunia memang sudah sepantasnya harga gas turun namun tidak bisa dengan mematok harga. Pemerintah justru memiliki peranan besar yang menyebabkan harga gas tinggi.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
SKK Migas berjanji akan menyeimbangkan semua proses harga gas melalui evaluasi penerapan HGBT.
Baca SelengkapnyaSKK Migas sepakat bahwa kekayaan alam seperti gas bumi harus bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran semua kalangan.
Baca SelengkapnyaAda pihak yang berusaha untuk menghalau terbitnya kebijakan yang akan memudahkan pelaku industri tertentu.
Baca SelengkapnyaKolaborasi dilakukan sesuai mandat MRT Jakarta yakni selain membangun jalur transportasi, juga mengoperasikan dan memelihara, serta membangun bisnis.
Baca SelengkapnyaTingginya impor LPG membuat pemerintah berencana mensubsidi hulu jargas agar masyarakat mendapatkan harga gas lebih murah.
Baca SelengkapnyaLuhut mengatakan, rencana pemerintah menyetop ekspor gas alam dari Indonesia masih menunggu persetujuan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaAkibat harga gas bumi murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) kepada tujuh sektor industri tellah berdampak pada berkurangnya penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaKontribusi jumlah jargas sambungan rumah tersebut setara dengan penurunan subsidi LPG sebesar Rp1,7 triliun.
Baca SelengkapnyaSubsidi energi juga bisa menjadi lebih tepat sasaran dan memperbaiki current devisa negara, mendukung pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaKarena aspek ini menentukan bagaimana setiap negara bergerak untuk menuju target Net Zero Emission.
Baca SelengkapnyaPemerintah semakin berat dalam menyalurkan bantuan dana untuk LPG 3 Kg bersubsidi.
Baca SelengkapnyaBersaksi di Sidang Eks Dirut Pertamina, JK Jelaskan Kebijakan Pemerintah Atasi Krisis Energi
Baca Selengkapnya