Ini Pendiri Rocket Chicken, Tamatan SMA Pernah Jadi Cleaning Service Digaji Rp35.000
Merdeka.com - Jika masyarakat Indonesia populer dengan resto ayam cepat saji seperti McDonalds, KFC, Wingstop, maka Rocket Chicken bisa menjadi pilihan hidangan ayam goreng renyah. Pendiri Rocket Chicken adalah Nurul Atik asal Jepara, Jawa Tengah.
Sebelum menjadi bos waralaba ayam goreng Rocket Chicken, Nurul Atik sudah lama menjalani tempaan hidup yang cukup keras. Dari sisi akademik, Atik tidak memiliki kecerdasan yang cemerlang. Dia pun hanya lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Atik sebenarnya ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, dan bercita-cita menjadi polisi. Namun, jalan takdir berkata lain. Atik harus bekerja serabutan untuk menyambung hidup.
-
Siapa yang sukses ternak ayam kampung? Ia sukses beternak ayam kampung hingga mampu meraup omzet ratusan juta rupiah.
-
Kenapa Peternak muda di Nganjuk sukses? Nizar tak menyangka ikhtiarnya selama ini berbuah manis. Menurutnya, menjadi peternak cukup sulit dan membutuhkan konsistensi serta ketelitian dalam merawat hewan-hewan peliharaannya.
-
Bagaimana Pak Haji belajar buka pabrik kerupuk? Pak Haji tersebut mengaku bahwa dirinya belajar membuka usaha pabrik kerupuk dari pekerjaan sebelumnya saat menjadi TKI yang juga berjualan kerupuk di Arab Saudi. Tepatnya di Kota Riyadh.'Buka, dulu di Arab jualan kerupuk. Di Riyadh,' kata Pak Haji pemilik pabrik kerupuk tersebut.
-
Bagaimana cara dia memulai usaha roti? “Iseng-iseng cari resep roti di YouTube dan akhirnya setelah enam bulan uji coba barulah menemukan resep paten dan jualan roti,“ katanya lagi.
-
Kapan Peternak muda di Nganjuk sukses? Di usia 22 tahun, Nizar mampu meraup cuan hingga ratusan juta rupiah.
-
Kenapa Ragawi memilih fokus di peternakan ayam? Dengan berhenti bekerja, Ragawi semakin fokus menekuni dunia peternakan.
Tahun 1998, dia diterima bekerja sebagai cleaning service, di sebuah resto ayam goreng tepung. Atik tidak langsung diangkat sebagai pegawai. Dia menjalani masa pelatihan terlebih dahulu. Selama itu, dia hanya digaji sebesar Rp35.000 per bulan.
Tak Cukup Penuhi Kebutuhan
Uang gaji itu tidak cukup menutup kebutuhan bulanan Atik. Dengan gaji pas-pasan itu Atik berhemat makan, hingga transportasi. Proses itu berhasil dilewati Atik selama 5 bulan. Dia diangkat sebagai pegawai.
Satu waktu, dia mendapatkan perlakuan tidak mengenakan dari gerombolan mahasiswa yang hendak makan. Lantai yang bersih usai dipel oleh Atik kembali sangat kotor. Ketika Atik membersihkan lantai tersebut dia diejek karena memakai topi di ruang ber-AC. Atik tak mau ambil pusing.
Tujuh tahun bekerja, karir Atik terus meningkat, mulai dari cleaning service, tukang cuci piring, assistant koki, supervisor, manajer toko, hingga manajer area. Jabatan Atik sebenarnya masih bisa untuk naik, hanya saja terkendala dengan latar belakang pendidikan. Di situ dia tersadar sudah saatnya berhenti bekerja untuk berkembang dengan jalannya sendiri.
Satu waktu dia membangun bisnis ayam goreng bersama rekannya. Pangsa pasar bisnis mereka adalah masyarakat ekonomi kelas menengah atas. Bisnis tersebut berkembang hingga memiliki 86 cabang.
Pecah Kongsi
Di tengah perjalanan, Atik keluar dari kongsi. Dia merasa sudah tidak ada kecocokan lagi dengan temannya untuk menjalani bisnis tersebut.
Di tahun 2010, Atik nekat mendirikan bisnis ayam goreng tepung renyah. Gerai pertamanya didirikan di Semarang, Jawa Tengah. Saat itu, gerai Atik belum memiliki nama.
Dia kemudian berdiskusi dengan sang kakak. Ada beberapa nama yang direncanakan akan dipakai di gerai Atik. Pertama, Royal Chicken namun ini ditolak karena dinilai tidak merepresentasikan gerai Atik. Kedua, Real Chicken, ini juga ditolak karena terdengar seperti rel yang letaknya di bawah. Atik bingung.
Kemudian, saat sedang mandi, muncul nama Rocket Chicken di pikirannya. Dia segera memberi nama gerainya dengan Rocket Chicken.
Usaha Rocket Chicken Atik berjalan lancar. Bisnisnya dia kembangkan dengan sistem waralaba. Saat ini gerainya sudah tersebar di Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat. Dan selama 2 tahun sejak Rocket Chicken didirikan, sudah ada 143 mitra yang tersebar di 650 outlet.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum sukses mengembangkan D'Kriuk, hampir 17 kali, Iksan Juhansyah dan keluarga berpindah-pindah tempat tinggal.
Baca SelengkapnyaRian adalah sosok sarjana hukum yang justru sukses menjadi seorang wirausaha berjualan ayam geprek. Penghasilannya capai puluhan juta per bulannya.
Baca SelengkapnyaWalau dia tak tamat menempuh pendidikan di bangku SD, nyatanya kini ia berhasil menjadi seorang bos dengan punya banyak karyawan.
Baca SelengkapnyaPanji mulai menyadari efek buruk tidak serius sekolah. Ia sulit mendapatkan pekerjaan.
Baca SelengkapnyaSaat diwawancara dalam akun YouTube Pecah Telur, Nanang menceritakan kilas balik perjalanan hidupnya yang serba nelangsa.
Baca SelengkapnyaTahun 2019 menjadi awal mula Ryan merintis bisnisnya. Meskipun menghadapi masa yang berat karena kehilangan ibunya, dia tidak menyerah.
Baca SelengkapnyaTak kunjung lolos setiap kali seleksi CPNS, Ermawanto akhirnya memilih bekerja sebagai pegawai swasta dan kemudian membuka usaha.
Baca SelengkapnyaSeorang pengusaha ayam kremes asal Klaten menceritakan kisahnya membangun usahanya dari nol sampai sukses.
Baca SelengkapnyaAhkam kemudian menawarkan diri bekerja di Sinatria ketika pemilik peternakan itu sedang membutuhkan tenaga kerja sebagai anak kandang.
Baca SelengkapnyaIbu-ibu ingin terus bergerak melalui usaha katering agar tetap berdaya
Baca SelengkapnyaBerikut kisah hidup pengusaha beromzet yang dulunya hidup getir sampai tidur di Masjid.
Baca SelengkapnyaRagawi, pria asal Sleman, rela keluar dari dunia pendidikan untuk menjalankan usahanya sebagai seorang peternak ayam.
Baca Selengkapnya