Menko Darmin beberkan penyebab ekonomi RI tak tumbuh tinggi di 2016
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan IV-2016 mencapai 4,94, menurun 1,77 persen dari triwulan III-2016. Jika dilihat secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 5,02 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, angka pertumbuhan ekonomi masih belum maksimal karena sektor penerimaan belum cukup baik, dan adanya pemotongan belanja pemerintah.
"Sedikit di bawah, tapi ya memang bagaimana pun kalau dilihat faktor apa yang mendorong ke arah itu. Memang penerimaan kita waktu itu memang tidak begitu baik, makanya dilakukan pemotongan anggaran," kata Darmin di Kantor INSW, Jakarta Pusat, Senin (6/2).
-
Kenapa kemenko perekonomian perlu tingkatkan pertumbuhan ekonomi? Pertumbuhan (ekonomi) pertahun 5% tidaklah cukup. Jadi kita butuh tumbuh 6% sampai 7%. Namun salah satu yang menjadi catatan yaitu ICOR (Incremental Capital Output Ratio) kita di tahun ini terlalu tinggi yaitu 7,6. Ini artinya bahwa investasi yang kita masukkan belum terlalu optimal,“ tutur Menko Airlangga.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian tingkatkan daya saing industri? 'Perjalanan transformasi industri untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produknya masih Panjang, sehingga sinergi yang sudah terjalin selama ini harus dilanjutkan dan diperkuat lagi,' jelas Menko Airlangga.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Bagaimana Pertamina mendorong pertumbuhan ekonomi? 'Karena inilah kekuatan Indonesia,'ujar Nicke.
Dia menilai, pertumbuhan ekonomi masih di bawah karena karena konsumsi pemerintah pada 2016 turun 0,15 persen. Meski begitu, pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan masih stabil.
"Kalau melihat tendensinya sih walaupun mungkin angkanya tidak bergerak cepat ke atas tapi kelihatannya iya karena kalau dilihat beberapa bulan terakhir berkelanjutan kok. Kalau dibandingkan dengan sebelum setahun yang lalu itu masih belum, itu masih baru," kata dia.
Mengenai pertumbuhan ekonomi tahun 2017, dia mengaku belum bisa memprediksi karena pemerintah akan sibuk menjaga inflasi pada tahun ini. Sebab, pemerintah sudah terlanjur menaikkan sejumlah harga.
Selama Januari 2017, tingkat inflasi mencapai 0,97 persen. Dibandingkan pada Desember 2016 lalu, tingkat inflasi hanya sebesar 0,42 persen. Inflasi Januari 2017 didorong oleh kenaikan pengeluaran di sektor transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang mencapai 2,35 persen.
"Kita lebih sibuk dengan urusan inflasi kayaknya," tukasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Macetnya pertumbuhan ekonomi karena selalu bergantung pada konsumsi domestik.
Baca SelengkapnyaSelanjutnya, ada aspek daya beli masyarakat yang terus menerus menurun dari waktu ke waktu. Menurutnya, ini ada pengaruh dari ketatnya kebijakan fiskal.
Baca SelengkapnyaKunci sukses terletak pada sukses atau tidaknya membenahi kementerian dan kebijakan industrinya.
Baca SelengkapnyaDPR menilai IKN tetap sulit menarik minat investor karena masalah utama bukan pada pergantian pejabatnya, tetapi dasar kebijakan yang keliru
Baca SelengkapnyaPenanganan angka kemiskian di era Jokowi diklaim lebih baik dibandingkan negara lain.
Baca SelengkapnyaPer Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan retail di Indonesia hanya tumbuh sebesar 3,2 persen hingga kuartal II-2023 (year on year).
Baca SelengkapnyaKebijakan pemerintah membuat daya beli masyarakat semakin amburadul.
Baca SelengkapnyaDikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya pengangguran karena para pengusaha mengurangi pekerjanya, karena menurunnya pendapatan perusahaan.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi terus memantau realisasi belanja pemerintah pusat maupun daerah.
Baca SelengkapnyaKetua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir tidak beranjak dari angka 5 persenan.
Baca SelengkapnyaPara pelaku usaha mengeluh ke Jokowi soal makin keringnya perputaran uang.
Baca Selengkapnya