Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penyaluran kredit bank modal cekak turun 2,05 persen

Penyaluran kredit bank modal cekak turun 2,05 persen bank expo. ©2012 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai walaupun kondisi likuiditas relatif ketat, tetapi ketahan likuiditas dilihat dari perkembangan transaksi Pasar Uang Antar Bank (PUAB) masih terjaga.

Hal tersebut, menurut otoritas tercermin dari suku bunga yang relatif stabil dan merata. Tetapi, OJK menegaskan bank melakukan revisi rencana bisnis bank (RBB) karena adanya faktor internal dan eksternal ekonomi nasional yang mempengaruhi kinerja dan operasional.

Kepala Departemen Penelitian OJK Ganjar Mustika mengatakan yang mendorong perubahan rencana bisnis bank adalah koreksi pertumbuhan ekonomi, kenaikan suku bungan acuan (BI rate) yang mengakibatkan bank harus menyalurkan kredit dengan harga yang lebih mahal, kewajiban pemenuhan modal inti yang berdampak pada penyesuaian proyeksi keuangan, serta penyesuaian strategi bisnis dan peluncuran produk atau aktivitas baru.

Orang lain juga bertanya?

"Koreksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok sebagai mitra dagang utama kita, pengetatan likuiditas global akibat rencana kenaikan suku bunga The Fed, ini merupakan faktor-faktor yang ikut mendorong itu," katanya.

Data otoritas, pencapaian semester pertama, total aset tercatat mencapai 5,22 persen, kredit sebesar 5,47 persen dan dana pihak ketiga sebesar 4,66 persen. Melihat kondisi tersebut, perbankan melakukan perubahan rencana bisnis dari 16,06 persen menjadi 13,44 persen untuk pertumbuhan aset, kredit jadi 16,47 persen dari sebelumnya 17,35 persen dan DPK hanya 13,92 persen dari target 18,32 persen.

Penurunan dana pihak ketiga terjadi pada bank dengan modal inti di bawah Rp 5 triliun (BUKU 2) sebesar 6,79 persen. Sedangkan penurunan aset terjadi pada bank dengan modal inti di bawah Rp 30 triliun (BUKU 3) mencapai 3,47 persen dan penurunan kredit terjadi pada bank dengan modal inti Rp 1 triliun (BUKU 2) sebesar 2,05 persen.

Setelah adanya revisi, paling tidak total aset sebesar 38,82 persen, kredit sebesar 33,22 persen dan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 33,46 persen. Sedangkan persentase pencapaian target RBB untuk BUKU 1 untuk total aset, kredit dan DPK masing-masing sebesar 77,99 persen, 36,66 persen dan 104,42 persen. Untuk BUKU 2 ketiga-tiganya itu 65,38 persen, 39,12 persen dan 71,15 persen. "Revisi rencana bisnis bank khusus untuk bank golongan BUKU 1 dan 2 masih cukup feasible untuk tercapai," katanya.

(mdk/arr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
OJK Catat Pertumbuhan Kredit Melambat: Wajar Karena Rebound dari Pandemi
OJK Catat Pertumbuhan Kredit Melambat: Wajar Karena Rebound dari Pandemi

OJK mencatat pertumbuhan kredit dan DPK melambat dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Begini Strategi BRI Tangani Kredit Macet UMKM
Begini Strategi BRI Tangani Kredit Macet UMKM

Strategi selanjutnya adalah melakukan restrukturisasi kredit bagi UMKM.

Baca Selengkapnya
Laba Bersih Bank Mega Anjlok 13 Persen di 2023
Laba Bersih Bank Mega Anjlok 13 Persen di 2023

Adapun total kredit di tahun 2023 mencapai Rp65,68 triliun, turun dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp69,7 triliun.

Baca Selengkapnya
BRI Bidik Porsi Loan at Risk Kembali Single Digit Pada 2025
BRI Bidik Porsi Loan at Risk Kembali Single Digit Pada 2025

Secara akumulatif kredit BRI yang direstrukturisasi karena pandemi tertinggi mencapai 30% dari total portofolio.

Baca Selengkapnya
Penjualan Mobil Kuartal 1 Tahun 2024 Anjlok karena Ini
Penjualan Mobil Kuartal 1 Tahun 2024 Anjlok karena Ini

Situasi ini menyebabkan turunnya daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Pertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya

Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.

Baca Selengkapnya
Selandia Baru Resesi hingga Nilai Tukar Mata Uang Lokal Anjlok Parah
Selandia Baru Resesi hingga Nilai Tukar Mata Uang Lokal Anjlok Parah

Nilai tukar dolar Selandia Baru, jatuh ke level terendah dalam dua tahun.

Baca Selengkapnya
Terbebani Bunga Tinggi, Target Penyaluran Kredit UMKM 30 Persen Sulit Tercapai
Terbebani Bunga Tinggi, Target Penyaluran Kredit UMKM 30 Persen Sulit Tercapai

Target penyaluran kredit perbankan UMKM hingga 30 persen sulit tercapai karena berbagai faktor. Sebab, ekspansi bisnis UMKM kini tengah melemah.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Alasan Pemerintah Hapus Tagih Utang UMKM
Ternyata Ini Alasan Pemerintah Hapus Tagih Utang UMKM

Melalui hapus buku dan hapus tagih ini murni untuk mendukung Bank Himbara.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja
Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja

Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.

Baca Selengkapnya
Daftar 12 Bank yang Izin Usahanya Dicabut OJK Sejak Awal 2024, Terbaru Bank Jepara Artha
Daftar 12 Bank yang Izin Usahanya Dicabut OJK Sejak Awal 2024, Terbaru Bank Jepara Artha

Sejak Januari hingga Mei 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah melakukan pencabutan izin usaha Bank Perekonomian Rakyat (BPR) sebanyak 12 bank.

Baca Selengkapnya
Biaya Iklan dan Promosi Dipangkas, Pinjol Adakami Turunkan Suku Bunga
Biaya Iklan dan Promosi Dipangkas, Pinjol Adakami Turunkan Suku Bunga

Penyesuaian perlu dilakukan tidak hanya soal menurunkan bunga, namun perlu mempertimbangkan dampak keberlanjutan di waktu mendatang.

Baca Selengkapnya