Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sunny, Mantan Tukang Kebun Tak Lulus SMA Sukses Bisnis Tas Diburu Sosialita Jepang

Sunny, Mantan Tukang Kebun Tak Lulus SMA Sukses Bisnis Tas Diburu Sosialita Jepang Sunny Kamengmau. istimewa ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Siapa sangka, Indonesia ternyata memiliki produk tas yang masuk ke dalam pangsa pasar kaum elit Jepang. Pencetusnya adalah Sunny Kamengmau, pria kelahiran Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil menjadi seorang pengusaha sukses dengan mendirikan usaha tas Robita.

Bisnis ini dia dirikan bersama rekannya bernama Nobuyuki Kakizaki, seorang pemilik perusahaan Real Pint Inc dari Jepang.

Sunny bukan lahir dari keluarga kaya. Di usia ke-18 tahun, Sunny merasa jenuh dengan pendidikan formal. Dia memilih tak menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan nekat pergi merantau ke Bali dengan bekal ijazah SMP.

Di Bali, Sunny bekerja serabutan. Apa saja dia lakukan, mulai dari menjadi buruh cuci mobil, buruh renovasi rumah. Sampai satu waktu, dia diterima bekerja di UN's Hotel yang terletak di Legian, Kuta, sebagai tukang kebun.

Sunny menjadi tukang kebun hanya satu tahun. Dia dipromosikan naik pangkat menjadi petugas keamanan atau security di tahun 2000. Selama menjadi petugas keamanan, Sunny mendapat banyak pengalaman dan sudut pandang yang lebih luas karena banyak tamu-tamu internasional yang menginap di hotel tempat dia bekerja.

Sunny kemudian tertarik mempelajari bahasa asing khususnya Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang. Dia juga membeli kamus seharga Rp50.000 dari gajinya.

Fasih Bahasa Jepang

Dengan pribadi yang mudah bergaul, mengantarkan Sunny bertemu dengan Nobuyuki Kakizaki. Saat itu, Bahasa Jepang Sunny mulai fasih. Dia kemudian bersahabat dengan Nobu. Hingga tidak terasa persahabatan keduanya sudah berjalan 5 tahun.

Di masa persahabatannya, keduanya sepakat bekerjasama sebagai mitra untuk membuat tas handmade buatan asli Indonesia yang akan diekspor ke Jepang. Sunni dan Nobu memilih produk handmade karena peminat yang besar dari para konsumen di Jepang lebih memilih dan menyukai produk handmade dibanding tas produksi pabrik.

Permintaan tas handmade produksi Sunni dan Nobu mengalami peningkatan. Sehingga mau tidak mau Sunny kerap terjun langsung melayani pelanggan. Nobu juga sering mengajaknya untuk membeli berbagai barang kerajinan tangan dan aksesoris di toko dan dijual kembali di Jepang.

Melalui Nobu, Sony belajar banyak hal seperti memilih berbagai barang yang berkualitas, dan cara mengirim barang ke Jepang.

Peluncuran Tas 2003

Hingga di tahun 2003, keduanya resmi meluncurkan tas Robita. Nama tas ini diberikan karena Nobu Yuki sangat suka sekali terhadap karakter di serial Doraemon yaitu Nobita. 

Pada awal, tidak banyak calon konsumen yang memesan produk tas Rabita. Hanya belasan yang dijual dengan omzet sebulan yang tidak menentu.

Sunny tak patah arang. Penyelesaian masalah harus diutamakan. Hinagga di tahun 2007 produksi tas Robita ditambah lagi mencapai 55.000 tas setiap bulannya.

Dan pada tahun 2009 Sunny dan Nobu merekrut sedikitnya 300 orang karyawan. Suatu peningkatan usaha yang cukup signifikan Karena pada saat awal mereka mendirikan tas Robita di tahun 2003 mereka hanya memiliki 20 karyawan saja.

Sunny sempat mengungkapkan bahwa pengalamannya bersama Nobu Yuki dalam merintis usaha tidak pernah terbayangkan sebelumnya.  Sebagai seorang security, hanya modal hemat saja yang dia miliki untuk memulai usaha tersebut tanpa modal.

Bahkan dia sendiri saat itu masih menyewa motor dan juga memiliki utang yang menumpuk. Namun jerih lelah mereka terbayarkan melalui niat usaha yang positif dan semangat yang tak pernah padam

Bisnis tas Robita kemudian terganggu dengan tren penjualan. Dalam masa produksi tas Robita penjualan tas menurun hingga Rp3.500 per tas setiap bulannya. 

Inovasi Produk

Dia tak menyerah, Sunny berhasil membuat berbagai inovasi dari produk tas Robita dan melakukan berbagai kontrol produksi yang sangat ketat dari produk-produk yang dihasilkan berbekal pengalaman dan pembelajaran selama belasan tahun bersama partner setianya. Dia terus optimis kesuksesan dari bisnis usaha Robita

Tantangan lain yang dihadapi Suni menjalankan bisnis Robita yaitu persaingan produk tas dari China. Meski demikian produk tas Robita tetap unggul karena konsumen di Jepang lebih menyukai produk handmade daripada produk yang berbasis pabrik.

Selain itu harga tas Robita yang kompetitif dan cenderung lebih murah dengan kualitas kontrol langsung oleh Sunny membuat Produk ini tidak bisa dianggap enteng. 

Tas produksi Sunny dibanderol di antara Rp4-5 juta juta untuk tas ukuran besar, dan Rp2-3 juta untuk tas ukuran kecil. 

Sejak tahun 2006 hingga 2012 rata-rata penjualan dari tas Robita di Jepang dapat mencapai Rp25-30 miliar setiap tahunnya

Sunny kemudian ingin merambah Pasar Tanah Air. Dengan menguras tabungan, Sunny menggelontorkan uang Rp100 juta untuk membangun interior seluas 30 M2 demi memperkenalkan butik tas Robita di Seminyak Bali.

Rencananya setelah keberhasilan yang akan ia capai di Bali, Sunny ingin merambah pasar di ibu kota. Dia sangat yakin bahwa Jakarta akan menjadi target pasarnya kemudian .

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dulu Jualan Ikan Asin dan Karung, Sosok Ini Sekarang Mampu Lahirkan Capres dan Jadi Orang Berpengaruh di Indonesia
Dulu Jualan Ikan Asin dan Karung, Sosok Ini Sekarang Mampu Lahirkan Capres dan Jadi Orang Berpengaruh di Indonesia

Dia nekat untuk memulai hidup mandiri sejak usia belia.

Baca Selengkapnya
Lika-liku Hidup Lanny Siswadi, Pemilik Bisnis Sambal Bu Rudy Ternyata Tak Tamat SD
Lika-liku Hidup Lanny Siswadi, Pemilik Bisnis Sambal Bu Rudy Ternyata Tak Tamat SD

Pemilik bisnis Sambal Bu Rudy ini membuktikan bahwa pendidikan formal bukan satu-satunya penentu kesuksesan seseorang.

Baca Selengkapnya
Kisah Hidup Basrizal Koto, Pengusaha Sukses Asal Pariaman yang Pernah Jadi Kernet Angkot
Kisah Hidup Basrizal Koto, Pengusaha Sukses Asal Pariaman yang Pernah Jadi Kernet Angkot

Sosok pengusaha sukses ini dulunya sempat hidup serba susah, pernah bekerja sebagai kernet angkot sampai sang ibunda dihina oleh tetangganya sendiri.

Baca Selengkapnya
Kisah Haji Isam: Dulu Tukang Ojek, Kini Beli Pesawat Boeing Business Jet 7 Seharga Rp1,2 Triliun
Kisah Haji Isam: Dulu Tukang Ojek, Kini Beli Pesawat Boeing Business Jet 7 Seharga Rp1,2 Triliun

Kekayaan Haji Isam seperti tak berseri. Label sebagai orang paling kaya di Kalimantan dibuktikan dengan langkah Haji Isam membeli pesawat Boeing.

Baca Selengkapnya
Tak Lulus SMA karena Dikeluarkan, Sosok ini Kemudian Malah Jadi Pengusaha Kaya Raya & Tokoh Berpengaruh di RI
Tak Lulus SMA karena Dikeluarkan, Sosok ini Kemudian Malah Jadi Pengusaha Kaya Raya & Tokoh Berpengaruh di RI

Berikut kisah seorang pengusaha kaya yang sempat tak lulus SMA karena dikeluarkan.

Baca Selengkapnya
Kerja Tak Digaji saat Pandemi, Pria Ini Bangkit dan Sukses Bisnis Peyek Kacang dengan Omzet Ratusan Juta per Bulan
Kerja Tak Digaji saat Pandemi, Pria Ini Bangkit dan Sukses Bisnis Peyek Kacang dengan Omzet Ratusan Juta per Bulan

Popularitas peyek kacang produksinya mulai meningkat hingga berdampak peningkatan omzet.

Baca Selengkapnya
Tidak Lulus SMP, Panji Kini Sukses Jadi Pengusaha Beromzet Ratusan Juta per Bulan
Tidak Lulus SMP, Panji Kini Sukses Jadi Pengusaha Beromzet Ratusan Juta per Bulan

Panji mulai menyadari efek buruk tidak serius sekolah. Ia sulit mendapatkan pekerjaan.

Baca Selengkapnya
Tak Lulus SD, Pria ini Kini Jadi Bos Punya Banyak Karyawan Penghasilan Sehari Jutaan Rupiah
Tak Lulus SD, Pria ini Kini Jadi Bos Punya Banyak Karyawan Penghasilan Sehari Jutaan Rupiah

Walau dia tak tamat menempuh pendidikan di bangku SD, nyatanya kini ia berhasil menjadi seorang bos dengan punya banyak karyawan.

Baca Selengkapnya
Dulu Miskin hingga Tak Mampu Beli Susu Anak, Sekarang Jadi Menteri Terkaya Berharta Rp10,9 Triliun
Dulu Miskin hingga Tak Mampu Beli Susu Anak, Sekarang Jadi Menteri Terkaya Berharta Rp10,9 Triliun

Bak sudah jatuh, tertimpa tangga. Dia menjadi seorang pengangguran dan kembali ke Tanah Air saat terjadi krisis moneter.

Baca Selengkapnya
Cuma Lulus SD, Sujoko Sukses Raup Omset Rp75 Juta per Bulan dari Bisnis PlayStation
Cuma Lulus SD, Sujoko Sukses Raup Omset Rp75 Juta per Bulan dari Bisnis PlayStation

Dengan ijazah SD dan uang seadanya, Sujoko bekerja serabutan saat tiba di Jakarta.

Baca Selengkapnya
Hanya Lulusan SMP dan Dua Kali Tidak Naik Kelas, Tak Disangka Pria Ini Sukses Jadi Pendiri Bisnis Waralaba Mendunia
Hanya Lulusan SMP dan Dua Kali Tidak Naik Kelas, Tak Disangka Pria Ini Sukses Jadi Pendiri Bisnis Waralaba Mendunia

Selama menempuh pendidikan, dia memang tidak cukup cerdas dalam hal akademik. Sukyatno justru pernah dua kali tidak naik kelas saat bersekolah.

Baca Selengkapnya
Kisah Petani Madura Punya Sawah 30 Hektare di Jepang, Dulu Lahir dari Keluarga Miskin Kini Hidup Sejahtera Dihormati Banyak Orang
Kisah Petani Madura Punya Sawah 30 Hektare di Jepang, Dulu Lahir dari Keluarga Miskin Kini Hidup Sejahtera Dihormati Banyak Orang

Awalnya ia tak berniat tinggal di Jepang, tapi nasib berkehendak lain

Baca Selengkapnya