Tak hanya Indonesia, pekerja China mengalir kemana-mana
Merdeka.com - Pekerja China, diakui atau tidak, telah atau akan mengalir Indonesia. Terlepas dari absurditas jumlah 10 juta pekerja China masuk ke Indonesia yang berembus belakangan ini, faktanya Negeri Tirai Bambu memiliki banyak proyek di Tanah Air.
Sehingga tak mustahil jika mereka juga mengekspor pekerja di Indonesia. Contohnya, seperti terjadi di proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang, Bali, dan Tanjung Kasam, Batam, yang digarap oleh China Huadian Engineering Co.,Ltd.
Sebenarnya, aliran deras pekerja China tak hanya dialami Indonesia. Pekerja Negeri Tembok Raksasa membanjir di mana-mana.
-
Kenapa orang China datang ke Amerika? Ruskamp mengatakan, sulit untuk menentukan usia petroglif secara fisik dengan kepastian mutlak. Namun sintaksis dan campuran aksara China yang ditemukan di dua lokasi ini sesuai dengan apa yang diharapkan para ahli untuk digunakan penjelajah dari China sekitar 2.500 tahun yang lalu.
-
Kenapa orang Cina menolak pindah? Di sisi lain, rumah paku juga menjadi simbol perlawanan rakyat kepada pemerintah Cina yang dianggap semena-mena dalam menggusur rumah warga demi pembangunan daerah maupun nasional.
-
Mengapa orang-orang meninggalkan rumah? Mereka diselimuti ketakutan setelah serangan Israel ke Jalur Gaza terus berlanjut.
-
Kapan pendatang asal Cina mulai masuk ke Indonesia? Mengutip jadesta.kemenparekraf.go.id, para pendatang asal Cina sendiri mulai masuk ke Indonesia pada kisaran abad ke-14 sampai abad ke-17 silam.
-
Kenapa bos di China mendorong karyawan untuk mengutamakan pekerjaan? 'Pandangan pribadi saya adalah jika Anda mengerjakan proyek ini, maka pekerjaan proyek adalah yang utama. Jika seseorang meninggal di rumah, biarkan mereka membusuk sebentar. Pertama, selesaikan proyek, baru tangani masalah pribadi. Mungkin itu hanya pandangan pribadi saya, tetapi saya ingin tahu apakah semua orang setuju!' tambahnya.
-
Mengapa orang Batak merantau? Melansir dari liputan6.com, tujuan orang Batak memilih untuk merantau ke luar daerah karena menginginkan mencari rezeki di kota lain. Hal tersebut atas dasar keinginan untuk mengubah nasib karena di kampung halaman tidak berpotensi menghasilkan uang yang lebih.
Kebanyakan orang China dinilai memang berhasrat untuk keluar dari negaranya. Mendapatkan kartu hijau atau visa kerja dari negara lain merupakan jalan terbaik bagi mereka menghindari polusi berat, huru-hara politik dan ekonomi di negara asal. Mereka sekaligus berharap mendapatkan pendidikan yang lebih baik untuk anaknya di negara yang baru.
Kasus membanjirnya pekerja China di Amerika Serikat boleh dibilang mirip Indonesia. Di Negeri Paman Sam, jumlah pekerja China meningkat tajam dalam satu dekade terakhir seiring ledakan investasi.
CNNMoney, kemarin, memberitakan AS telah mengeluarkan 10.258 visa seri L kepada pekerja China dan keluarganya pada tahun lalu. Empat kali lebih banyak ketimbang jumlah visa yang dikeluarkan pada 2005.
Visa seri L mengizinkan perusahaan multinasional memindahkan pekerja beserta keluarganya ke AS.
Bersamaan dengan itu, firma penyedia solusi teknologi untuk perusahaan keuangan AS Dealogic mencatat, konglomerat China telah mengikat 120 perjanjian kerja sama investasi di AS senilai USD 17 miliar tahun lalu. Trennya diperkirakan meningkat lantaran sepanjang tahun ini sudah tercatat sebesar USD 29,4 miliar.
Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri AS telah mengumumkan bakal segera menyetop penerimaan aplikasi beberapa jenis visa dari warga China dengan alasan telah melebihi kuota tahunan. Diantaranya yang akan dihentikan adalah permohonan visa EB-1 yang diperuntukkan bagi orang dengan kemampuan luar biasa yang ingin bekerja di AS.
Kemudian, visa EB-5 yang mengizinkan orang asing yang berinvestasi sedikitnya USD 500 ribu untuk tinggal di AS.
Jika AS mencoba menahan aliran pekerja China. Jepang berlaku sebaliknya.
Negeri Samurai berupaya menarik sebanyak-banyaknya pekerja asing, terutama berasal dari China. Ini menyusul penuaan populasi melanda negara tersebut.
Sayangnya, daya pikat Jepang untuk pekerja asing tengah memudar. Ini lantaran perbaikan tingkat upah dan kondisi kerja lainnya di sejumlah negara Asia, semisal Taiwan dan Korea Selatan.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia menantang BRIN untuk membeberkan data atas pernyataan tersebut.
Baca SelengkapnyaMasa depan bakal dibanjiri oleh pekerja lepas yang sangat rentan dalam kesejahteraan.
Baca SelengkapnyaWN China itu baru berada di Indonesia selama dalam hitungan bulan.
Baca SelengkapnyaMereka dideportasi karena kegiatan selama di Bali tidak sesuai dengan tujuannya awal datang ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaAda 775 warga negara asing (WNA) yang telah berstatus Tenaga Kerja Asing (TKA) di Kabupaten Tangerang, Banten.
Baca Selengkapnya5 WN China Diamankan di Teluk Kupang, Diduga Akan Diselundupkan ke Australia
Baca SelengkapnyaSetidaknya, pada tahun 2021 dan 2022, ada sekitar 1.000 mahasiwa Indonesia berubah status menjadi warga negara Singapura.
Baca SelengkapnyaDirektorat Jenderal Imigrasi Kemenkumham mencatat sebanyak 3.912 WNI beralih menjadi warga negara Singapura selama 201
Baca SelengkapnyaSetidaknya, pada tahun 2021 dan 2022, ada sekitar 1.000 mahasiwa Indonesia berubah status menjadi warga negara Singapura.
Baca SelengkapnyaDemografis yang tidak seimbang memberikan tekanan besar bagi pemerintah untuk memberikan tunjangan.
Baca SelengkapnyaZhu kini harus bersaing dengan semakin banyak orang China yang terjun ke industri transportasi online.
Baca SelengkapnyaPelemahan nilai tukar Ringgit dan perekonomian Malaysia mendorong warganya mencari pekerjaan di Singapura.
Baca Selengkapnya