Arkeolog Temukan Kota Zaman Perunggu yang Luas, Jadi Pusat Budaya Eropa Sekitar 2.600 Tahun Lalu
Arkeolog meyakini, sebelumnya wilayah ini telah berkembang dan ditinggalkan pada tahun 1600 SM.
Arkeolog Temukan Kota Zaman Perunggu yang Luas, Jadi Pusat Budaya Eropa Sekitar 2.600 Tahun Lalu
Dilaporkan dalam sebuah studi baru, masyarakat yang dulunya tinggal di wilayah ini diklaim sebagai masyarakat yang canggih, merupakan salah satu "pusat budaya utama Eropa selatan" dan memiliki "pengaruh skala regional di seluruh benua dan ke Mediterania".
Sumber: Vice
Cekungan Pannonia merupakan wilayah yang berpusat di Hungaria modern dan beberapa negara Eropa Tengah.
Foto: The Council of Europe
Ribuan tahun lalu, masyarakat era perunggu telah menetap di wilayah ini dengan membangun kehidupan yang kompleks dan berpengaruh selama berabad-abad sebelum secara misterius meninggalkan wilayah ini pada tahun 1600 SM.
Foto: Berry Molloy
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di kota kuno Perperikon? Arkeolog menemukan dua altar di kota kuno Perperikon di Thracia, Bulgaria. Altar ini digunakan untuk pembuatan anggur suci dan yang lainnya untuk penumbalan hewan.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan terkait kerajaan kuno? Ilmuwan Temukan Kamp Militer Kerajaan Kuno yang Telah Lama Hilang, Sejarahnya Tertulis dalam Alkitab Berbahasa Ibrani Kisah pengepungan yang dilakukan Raja Asiria kuno dijelaskan dalam Alkitab berbahasa Ibrani. Kamp militer yang digunakan oleh raja Asiria, Sanherib, yang pengepungannya terhadap Lakhis dan Yerusalem dijelaskan dalam Alkitab Ibrani, akhirnya telah diidentifikasi, kata seorang ahli.
-
Apa yang ditemukan di dalam panci kuno Zaman Perunggu? Penelitian terbaru yang menganalisis residu protein dari sebuah panci kuno pada Zaman Perunggu (3520-2250 SM) mengungkap apa yang dimakan oleh orang-orang di zaman itu.
-
Bagaimana arkeolog mengungkap bukti baru tentang peperangan kuno? Mereka menemukan total 107 cedera pada tengkorak, sebagian besar terletak di bagian atas tengkorak dan kemungkinan besar terkait dengan hantaman benda tumpul, seperti pukulan tongkat batu atau pentungan kayu.
-
Mengapa arkeolog heran dengan penemuan kota kuno ini? Meskipun kota ini berasal dari masa lampau, penemuan mengagumkan ini menunjukkan apa yang dapat diraih oleh pencapaian luar biasa dari semangat manusia.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Irulegi yang mengungkap bahasa kuno? Para peneliti menemukan bukti langka tentang bahasa kuno misterius dalam cetakan tangan perunggu berusia 2.100 tahun.
Situs kuno yang telah diperiksa oleh para ahli arkeologi ini menunjukan adanya tanda-tanda depopulasi selama beberapa dekade yang mengarah pada teori "keruntuhan skala regional" dan "akhir yang relatif tiba-tiba" untuk tatanan prasejarah.
Foto: Berry Molloy
Namun, makalah yang terbit bulan ini dalam jurnal PLOS One menyatakan, berdasarkan survei jarak jauh dan penggalian “lintasan yang sepenuhnya berlawanan dapat diidentifikasi peningkatan skala, kompleksitas, dan kepadatan dalam sistem pemukiman dan intensifikasi jaringan jarak jauh.” Alih-alih menghilang, orang-orang kuno justru beradaptasi.
“Dalam banyak hal, hal ini memberikan adanya mata rantai yang hilang,” kata penulis utama Barry Molloy dari University College Dublin kepada Motherboard melalui email.
“Kita tahu bahwa masyarakat di Eropa pada akhir milenium kedua SM berinteraksi dalam skala kontinental. Kami juga mengetahui bahwa materi dan simbol dari kawasan ini berpengaruh di Eropa, namun kami belum mengidentifikasi masyarakat canggih seperti apa yang akan menjadi pendorong jaringan komunikasi tersebut. Temuan ini mengubah hal tersebut,” tambahnya.
Menggunakan citra satelit dari Google Maps dan Sentinel-2 Badan Antariksa Eropa, serta kerja lapangan pejalan kaki dan penggalian skala kecil, para peneliti melaporlan identifikasi terhadap 100 situs prasejarah baru yang mencakup wilayah seluas 8.000 kilometer persegi. Banyak dari permukiman ini memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dibandingkan “megafort” yang telah diidentifikasi sebelumnya.
Meskipun banyak aspek praktik budaya bukanlah hal yang baru teridentikasi dalam penelitian ini, tetapi cara mereka menyesuaikan diri untuk mengungkap masyarakat yang kompleks dan terorganisir dengan baik merupakan suatu hal yang baru.
Molloy menjelaskan, salah satu elemen yang menarik adalah masyarakat ini “meremehkan hierarki.” Penggalian tersebut mengungkapkan situs-situs yang lebih besar dari situs lainnya dengan tanda-tanda pengelolaan oleh kelompok yang lebih kecil dan ruang yang tidak dapat dimasuki oleh semua orang pada komunitas kuno tersebut.
- Arkeolog Temukan Permukiman Kuno Zaman Neolitikum, Ada Bangunan Kayu Berusia 7.300 Tahun
- Arkeolog Temukan Kota Kuno Abad Ke-6 SM yang Selama Ini Hilang, Ada Benteng dan Pemandian Air Panas
- Arkeolog Temukan Makam Keramat Berusia 1000 Tahun , Banyak Tulang Manusia dan Cangkang Kerang
- Arkeolog Temukan Piring Bangsa Maya dari Periode 1.100 Tahun Lalu, Ada Gambar Roh Pelindung
“Namun, dalam penguburan yang kami temukan, semua orang diperlakukan setara dan hanya ada sedikit benda bergengsi, seperti logam yang ditempatkan di pemakaman,” kata Molloy. “Jadi secara keseluruhan, kita dapat mengatakan bahwa mereka mempunyai tatanan politik yang kompleks dan dalam praktiknya tidak semua orang dianggap sama, namun pada tingkat ideologis, mereka bertujuan untuk meremehkan pentingnya perpecahan tersebut,” tambahnya.
Dalam pengerjaannya, hingga saat ini kelompok arkeolog tersebut belum selesai sehingga mereka berencana untuk kembali ke situs-situs Cekungan Pannonia untuk melakukan lebih banyak penggalian di tempat yang mereka yakini merupakan tempat tingggal. Rencananya, mereka akan mempublikasikan lebih banyak data geofisika dan survei serta analisis dari penggalian.
“Kami sering fokus pada pentingnya urbanisme dalam perkembangan kompleksitas di Eropa prasejarah dan awal sejarah. Orang-orang yang membangun situs-situs ini tentu saja sadar akan masyarakat perkotaan kontemporer di selatan, namun mereka memilih cara yang sangat berbeda dalam membangun pemukiman dan mengelola bagaimana pemukiman tersebut berfungsi sebagai landasan bagi unit politik yang lebih besar,” kata arkeolog yang ikut dalam penelitian tersebut.
“Hal ini mengingatkan kita bahwa kehidupan manusia penuh dengan berbagai jenis kompleksitas dan meskipun sistem perkotaan mencerminkan dunia kita saat ini sehingga kita dapat lebih mudah mengidentifikasinya, masa lalu penuh dengan cara-cara lain yang dilakukan manusia dalam mempertahankan masyarakat yang padat penduduknya,” tambahnya.