Dari Temuan Batu Berusia 35 Juta Tahun, Ilmuwan Ketahui Evolusi Lalat Capung
Sebelumnya, fosil-fosil serangga berusia belasan hingga puluhan jutaan tahun dapat ditemukan di berbagai batu ambar. Fosil-fosil serangga yang ditemukan di batu berwarna kuning itu pun bagaikan diawetkan secara alami.
Sebuah serangga yang terjebak di batu ambar berusia 35 juta tahun awalnya sulit untuk diketahui tim ilmuwan. Tim ilmuwan pun memutar otak untuk mengetahui serangga misterius yang terjebak dalam batu ambar itu.
Sebelumnya, fosil-fosil serangga berusia belasan hingga puluhan jutaan tahun dapat ditemukan di berbagai batu ambar. Fosil-fosil serangga yang ditemukan di batu berwarna kuning itu pun bagaikan diawetkan secara alami.
-
Mengapa penggalian arkeologi ini dianggap penting? "Situs ini memiliki (peninggalan) arkeologi yang luar biasa dan memudahkan kita mendapatkan pemahaman seperti apa kehidupan orang-orang yang menempati negeri ini pada abad ketujuh."
-
Kenapa temuan ini penting bagi arkeologi? Artefak tersebut rusak di sisi kanan dan kiri, serta sisi atas dan bawah dalam keadaan semula. Oleh karena itu, kami rasa potongannya lebih panjang,” kata Schachner. “Artefak ini adalah karya unik Bogazkoy. Untuk pertama kalinya, kita dihadapkan pada sebuah karya yang dihias dengan pemandangan yang dibuat dengan begitu rumit dan indah.
-
Apa yang ditemukan oleh sukarelawan di situs arkeologi? Sukarelawan yang terlibat dalam penggalian di situs arkeologi menemukan patung kepala wanita Romawi kuno dengan ukiran khas.
-
Mengapa para arkeolog mempelajari makam ini? Wali kota Corinaldo Gianni Aloisi mengatakan temuan tambahan di pekuburan Nevola semakin menunjukkan pentingnya area tersebut dan mungkin "memungkinkan kita untuk mengenal, dan mungkin menulis ulang, sejarah koleksi kita."
-
Apa yang ditemukan arkeolog selain reruntuhan kuil? Selain itu, salah satu temuan paling menarik adalah sebuah teater kecil dengan area belakang panggung dan tangga yang mengarah ke platform mirip panggung.
-
Artefak apa yang baru ditemukan oleh para arkeolog? Para arkeolog menemukan patung kuda pertama yang dibuat manusia. Patung berbentuk kuda kecil tersebut terbuat dari gading mammoth ini telah ada sejak Zaman Paleolitikum Atas, 35.000 tahun lalu.
Batu ambar sendiri terbentuk dari getah pohon yang lengket. Berjalannya waktu, getah lengket itu berubah menjadi batu. Serangga pun sering terjebak dalam batu ambar karena getah itu.
Jika sudah terjebak, serangga sulit terlepas dan akhirnya menjadi satu dengan batu ambar sehingga terawetkan dengan lembut dan halus serta memiliki detail yang luar biasa.
Temuan serangga-serangga di batu ambar mampu memberikan pemahaman akan proses evolusi beberapa spesies grup serangga, seperti lalat capung. Lalat capung sendiri adalah serangga yang sebagian besar dipahami dari spesimen yang diambil dari batu ambar Baltik Eosen, ambar Dominika, dan ambar Meksiko.
Setelah diteliti dari batu ambar, spesies lalat capung ternyata berasal dari subfamili Leptophlebiinae dan Atalophlebiinae. Tetapi berdasarkan penelitian baru, maka spesies lalat capung masuk ke dalam Calliarcys.
Namun spesimen serangga yang ditemukan baru-baru ini di dalam batu ambar sulit untuk diketahui. Beberapa bagian serangga yang tembus pandang pun turut menambah kesulitan-kesulitan itu.
Tetapi melalui teknologi Micro-CT (microtomography) dan X-rays, sekelompok tim ilmuwan internasional berhasil membuat gambar 3 dimensi dari fosil serangga itu. Bahkan detail terkecil hingga 0,5 mikrometer pun berhasil digambarkan secara detail oleh tim ilmuwan.
“Singkatnya, semuanya dimulai dengan penemuan serangga cantik yang diawetkan dalam damar yang menarik perhatian mata ahli dari seorang ilmuwan,” jelas rekan penulis studi Profesor Javier Alba-Tercedor, seperti dikutip dari laman IFL Science, Jumat (14/10).
“Dan yang pada akhirnya membutuhkan kolaborasi dan kerja detektif yang antusias dari lima ilmuwan yang berbasis di pusat penelitian yang berlokasi di empat negara. Dan setelah menerapkan teknik terbaru, akhirnya dapat memberi nama dan mendeskripsikan seekor serangga yang tetap terkunci di dalam setetes ambar selama jutaan tahun,” lanjutnya.
Kini setelah mampu menggambarkan fosil serangga itu, tim ilmuwan akan membandingkan fosil itu dengan spesies lalat capung dan melakukan penelitian molekuler agar dapat menempatkan fosil itu ke dalam pohon evolusi yang benar.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
Baca juga:
Ilmuwan Sedang Bikin Kamera Digital Terbesar di Dunia, Ini Tujuannya
Ilmuwan Jelaskan Bagaimana Ular Piton Bisa Telan Mangsa Lebih Besar dari Tubuhnya
Otak Buatan Ilmuwan di Laboratorium Mampu Main Video Game
Nasa Klaim Jadi Penyelamat Bumi karena Berhasil Belokkan Arah Asteroid
Pergerakan Lempeng Tektonik Bumi Selama 1 Miliar Tahun dalam Video 40 Detik
Ilmuwan Temukan DNA Berusia 1 Juta Tahun, Bisa Jadi Petunjuk Bagi Masa Depan