Di Balik Lebatnya Rimba Amazon, Arkeolog Temukan Kota Kuno Berusia 2.500 Tahun Lengkap dengan Jalan dan Ladang Pertanian
Di Balik Lebatnya Rimba Amazon, Arkeolog Temukan Kota Kuno Berusia 2.500 Tahun Lengkap dengan Jalan dan Lahan Pertanian
Lokasi kota ini terletak di Lembah Upano, Ekuador.
-
Di mana lokasi hutan kuno itu ditemukan? Taman Geologi Global Leye-Fengshan yang terletak di Wilayah Otonom Zhuang Guangxi, China, diklaim oleh UNESCO sebagai "wilayah gua dan jembatan alami terpanjang di dunia".
-
Apa yang ditemukan di Kota Kuno ini? Penggalian pada situs tersebut telah menemukan contoh pertama sebuah kucing peliharaan yang ditemukan pada Jalur Sutra Utara dan simpanan telur ayam bertuliskan huruf Arab di bejana keramik pada abad ke-10 Masehi.
-
Bagaimana bentuk cekungan hutan kuno tersebut? Wilayah ini membentuk struktur berbentuk 'S' dan konfigurasi belah ketupat di daerah karst Leye dan Fengshan, di mana terdapat dua sungai bawah tanah besar, yaitu Bailang dan Poyue.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di Hutan Amazon? Sebuah kota kuno besar telah ditemukan di Amazon, tersembunyi selama ribuan tahun.
-
Apa yang ditemukan di kota kuno ini? Mereka menemukan monumen-monumen yang mengesankan dan mengumpulkan data yang menambah pengetahuan tentang sejarah kota Yunani Kuno ini.
-
Apa yang ditemukan di kota kuno itu? Puing-puing yang ditemukan dari situs tersebut termasuk tembikar, manik-manik, patung, bagian dinding, serta tulang dan gigi manusia, dengan penanggalan karbon yang menunjukkan bahwa benda-benda tersebut berusia hampir 9.500 tahun, menurut laporan BBC News pada saat itu.
Di Balik Lebatnya Rimba Amazon, Arkeolog Temukan Kota Kuno Berusia 2.500 Tahun Lengkap dengan Jalan dan Ladang Pertanian
Sekelompok peneliti belum lama ini menemukan sebuah kota kuno berusia 2.500 tahun di tengah rimba belantara Amazon.
Dengan menggunakan teknologi pemindaian laser mereka menemukan kota yang terletak di Lembah Upano, Ekuador itu lengkap dengan jaringan lahan pertanian dan jalan.
Temuan itu adalah yang tertua dan terbesar di daerah tersebut.
- Arkeolog Temukan Kuburan Prajurit Romawi Berusia 2.000 Tahun, Masih Lengkap dengan Batu Nisan dan Identitasnya
- Di Tengah Rimba Amazon, Arkeolog Temukan Kota yang Hilang Sejak 4 Abad Lalu
- Arkeolog Temukan Bengkel Kerajinan Batu Giok Berusia 3.400 Tahun di Reruntuhan Kerajaan Kuno
- Arkeolog Gali Kota Bersejarah Berusia 25.000 Tahun Lengkap dengan 11.000 Tulang di Dalamnya
Menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Science Kamis lalu, kota dari masa pra-Hispanik itu terbentang di sebelah timur kaki pegunungan Andes.
Selama 20 tahun peneliti sudah mengamati kawasan itu, tapi setelah pemerintah Ekuador memakai lidar--teknologi penginderaan jarak jauh dengan laser--kota kuno itu baru terkuak.
"Saya sudah menjelajahi lokasi itu berulang kali, tapi lidar memberikan gambaran lain dari kawasan itu," kata arkeolog Stephen Rostain, kepala peneliti dan direktur di Pusat Penelitian Nasional Prancis (CNRS) kepada Live Science.
"Jika berjalan kaki, ada banyak pohon yang merintangi, sulit untuk melihat apa yang ada di baliknya."
Rostain mengetahui dari banyak ekspedisi darat yang dia lalui, pemindaian dengan laser bisa mengungkap bangunan-bangunan baru tapi dia tidak pernah menduga hasilnya akan sebesar itu.
Membentang seluas kira-kira 300 kilometer persegi, gambar dari lidar mengungkap daerah yang dipenuhi aktivitas manusia dahulu kala, termasuk 6.000 bentuk kawasan persegi dan juga ladang pertanian serta sistem drainase atau saluran air.
Peneliti mengatakan bangunan-bangunan persegi itu sedikitnya membentuk pemukiman yang dihubungkan dengan sistem jaringan jalan yang cukup lebar dan lurus.
Rekanan penulis penelitian Antoine Dorison, arkeolog di CNRS mengatakan, kompleksitas masyarakat di sana terutama terlihat dari jaringan jalanan yang ada dan dibuat berdasarkan sudut yang tepat ketimbang mengikuti bentuk dataran yang ada.
"Jaringan jalannya sangat rumit. Panjangnya mencakup kawasan yang luas dan semua terhubung," kata Dorison.
Kota kuno itu dihuni oleh orang-orang Kilamope dan Upano sekitar 500 SM sampai 300 hingga 600 Masehi. Penduduknya kemungkinan bertani, menanam jagung, dan kentang.
Sebelumnya para ilmuwan meyakini orang Amerika Selatan hidup berpindah-pindah atau hanya di suatu pemukiman kecil di Amazon, tapi temuan kota kuno ini diperkirakan dihuni oleh sekitar 10.000 sampai 100.000 penduduk.