Fosil Reptil Berusia 280 Juta Tahun Ini Ternyata Palsu, Sebagian Terbuat dari Cat
Fosil ini ditemukan di Pegunungan Alpen Italia pada 1931
Fosil ini ditemukan di Pegunungan Alpen Italia pada 1931
-
Bagaimana fosil tritylodontid ditemukan? Sumber: Live Science Rendahnya permukaan air di Danau Powell telah mengungkap penemuan yang mengagumkan.
-
Bagaimana fosil dinosaurus ini ditemukan? Fosil lebih mungkin muncul setelah hujan, karena air mengungkap material dengan menghilangkan sedimen yang menutupinya, dalam fenomena yang dikenal sebagai pelapukan.
-
Di mana fosil tritylodontid ditemukan? Peneliti menemukan fosil-fosil ini pada awal tahun ini di Kawasan Rekreasi Nasional Glen Canyon (NRA) di selatan Utah ketika mereka sedang mendokumentasikan jejak fosil.
-
Kapan fosil dinosaurus itu ditemukan? Fosil yang ditemukan pada Mei lalu di dekat sebuah waduk di kotamadya Sao Joao do Polesine itu diperkirakan berusia sekitar 233 juta tahun.
-
Kapan fosil tritylodontid ditemukan? Peneliti menemukan fosil-fosil ini pada awal tahun ini di Kawasan Rekreasi Nasional Glen Canyon (NRA) di selatan Utah ketika mereka sedang mendokumentasikan jejak fosil.
-
Bagaimana fosil dinosaurus hamil itu ditemukan? Sisa-sisa fosil Ichthyosaurus sepanjang hampir empat meter ditemukan oleh para arkeolog di Chile pada sebuah gletser yang meleleh.
Fosil Reptil Berusia 280 Juta Tahun Ini Ternyata Palsu, Sebagian Terbuat dari Cat
Fosil berusia 280 juta tahun yang bikin bingung para peneliti selama puluhan tahun terbukti sebagian palsu, setelah dilakukan pemeriksaan baru terhadap fosil tersebut.
Penemuan ini membuat tim yang dipimpin Dr. Valentina Rossi dari Universitas College Cork, Irlandia (UCC) mendesak agar berhati-hati dalam menggunakan fosil tersebut dalam penelitian di masa depan.
Sumber: Phys.org
Antiquus Tridentinosaurus ditemukan di Pegunungan Alpen Italia pada 1931 dan dianggap sebagai spesimen penting untuk memahami evolusi reptil awal. Bentuk tubuhnya, tampak gelap dibandingkan batuan di sekitarnya, pada awalnya ditafsirkan sebagai jaringan lunak yang diawetkan. Fosil ini kemudian diklasifikasikan sebagai anggota kelompok reptil Protorosauria.
Namun, penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Palaeontology ini mengungkapkan fosil ini sebagian besar hanyalah cat hitam pada permukaan batu berukir berbentuk kadal.
Konon kulit yang menjadi fosil telah disebutkan dalam artikel dan buku tetapi tidak pernah dipelajari secara rinci. Pelestarian fosil yang agak aneh ini telah membuat banyak ahli tidak yakin tentang kelompok reptil mana yang termasuk dalam hewan aneh mirip kadal ini, dan secara umum sejarah geologisnya.
- Ilmuwan Temukan Sepupu Dinosaurus, Burung Purba Berekor Pedang dengan Sayap Sepanjang 2 Meter dan Hidup 147 Juta Tahun Lalu
- Fosil Dinosaurus Ini Dijual Laku Rp 100 Miliar
- Peneliti Temukan Fosil Dinosaurus Spesies Baru Berusia 165 Juta Tahun, Punggungnya Berlapis Baja dan Ditumbuhi Sisik Tajam Bagai Duri
- Ada Fosil Berusia Ratusan Juta Tahun, Ini Pesona Geopark Merangin di Jambi
“Fosil jaringan lunak jarang ditemukan, namun ketika ditemukan dalam fosil, mereka dapat mengungkapkan informasi biologis yang penting, misalnya warna luar, anatomi dan fisiologi bagian dalam. Jawaban atas semua pertanyaan kami ada di hadapan kami; kami harus mempelajarinya spesimen fosil secara detail untuk mengungkap rahasianya—bahkan yang mungkin tidak ingin kita ketahui," jelas Dr. Rossi.
Analisis mikroskopis menunjukkan tekstur dan komposisi bahan tidak sesuai dengan jaringan lunak fosil asli.
Temuan ini menunjukkan garis tubuh Antiquus Tridentinosaurus dibuat secara artifisial, kemungkinan untuk menyempurnakan tampilan fosil. Penipuan ini menyesatkan para peneliti sebelumnya, dan sekarang kehati-hatian didesak ketika menggunakan spesimen ini dalam penelitian selanjutnya.
Tim di balik penelitian ini termasuk kontributor yang berbasis di Italia di Universitas Padua, Museum Alam South Tyrol, dan Museo delle Scienze di Trento.
Namun, tidak semua bagian fosil hilang, dan fosil tersebut tidak sepenuhnya palsu. Tulang kaki belakang, khususnya tulang paha, tampak asli, meski kurang terpelihara. Selain itu, analisis baru menunjukkan adanya sisik tulang kecil yang disebut osteoderm—seperti sisik buaya—di bagian punggung hewan tersebut.