Ikan Predator Berusia 380 Juta Tahun Ini Punya Taring, Ditemukan di Sungai Tertua di Dunia
Spesies baru ini ditemukan di Sungai Finke (Larapinta), Australia.
Spesies baru ini ditemukan di Sungai Finke (Larapinta), Australia.
-
Di mana fosil bintang laut berusia 410 juta tahun ditemukan? Para ahli paleontologi menemukan fosil bintang laut brittle atau biasa dikenal bintang rapuh, dari era Devonian di 'unit atas' Formasi Baviaanskloof di Afrika Selatan.
-
Di mana fosil hewan laut purba ini ditemukan? Penemuan ini bermula ketika pada 1983, anggota Royal Ontario Museum menjelajahi Canadian Rockies dan menemukan lapangan fosil yang sangat luas di Taman Nasional Yoho, menurut studi yang diterbitkan pada 21 Juni dalam Journal of Systematic Palaeontology.
-
Di mana fosil laba-laba berusia 300 juta tahun itu ditemukan? Beberapa tahun lalu, fosil arachnid yang tidak teridentifikasi ditemukan dari lapisan Strata Kapur Akhir (Moscovian) di Piesberg dekat Osnabrück, di Lower Saxony, Jerman.
-
Di mana fosil-fosil ikan laut dalam ditemukan? Andrea Baucon, seorang peneliti di Universitas Genova (Italia) yang memimpin studi ini berhasil menemukan fosil-fosil ikan laut dalam di daerah NW Apennines, dekat Piacenza, Modena, dan Livorno (Italia).
-
Siapa yang menemukan fosil laba-laba berusia 300 juta tahun itu? Spesimen misterius ini kemudian diserahkan kepada ahli fosil arachnid, Dr. Jason Dunlop, dari Museum für Naturkunde di Berlin.
-
Mengapa ikan paru-paru Australia disebut "fosil hidup"? Ikan paru-paru Australia juga disebut "fosil hidup" karena ikan ini tidak berubah dalam jutaan tahun.
Ikan Predator Berusia 380 Juta Tahun Ini Punya Taring, Ditemukan di Sungai Tertua di Dunia
Ilmuwan menemukan ikan predator spesies baru di situs fosil paling terpencil di Australia. Ikan ini bersirip lobus yang bersenjatakan taring besar dan sisik bertulang.
Hewan purba ini hidup 380 juta tahun yang lalu pada zaman Devonian pertengahan, ketika terjadi penurunan oksigen di atmosfer, yang mungkin juga menjelaskan mengapa ikan ini dapat menghirup udara serta menggunakan pernapasan insang.
Sumber: IFL Science
Spesies baru ini ditemukan di Sungai Finke (Larapinta), yang dianggap sebagai salah satu sungai tertua di dunia. Sungai ini juga dikenal sebagai habitat hewan-hewan aneh di dunia.
Tim peneliti internasional yang dipimpin ahli paleontologi dari Universitas Flinders, Dr Brian Choo menamai ikan ini Harajicadectes zhumini. Nama genus ini diambil dari nama situs di mana fosil-fosil penting ditemukan di Anggota Batu Pasir Harajica, dan dēktēs (penggigit) dari bahasa Yunani kuno sebagai gambaran anatomi gigi predator kuno yang mengintimidasi.
“Kami menemukan bentuk baru ikan bersirip lobus ini di salah satu situs fosil paling terpencil di seluruh Australia, Anggota Batu Pasir Harajica di Wilayah Utara, hampir 200 km sebelah barat Alice Springs, berasal dari Pertengahan Devonian Akhir berumur sekitar 380 juta tahun,” jelas salah satu penulis studi dari Universitas Flinders, Profesor John Long, yang juga pakar fosil ikan terkemuka Australia.
- Mirip Katak Tapi Bukan, Hewan Predator Ini 95 Persen Hidupnya Hanya Diam Tak Bergerak Sama Sekali
- Ilmuwan Ungkap Asal Usul Fosil yang Ditemukan 20 Tahun Lalu, Ternyata Milik Burung Predator Berusia 12 Juta Tahun Setinggi Hampir 3 Meter
- Detik-Detik Ikan Raksasa 'Ngamuk' saat Ditangkap, Petugas Kewalahan Sampai Terluka lalu Dilarikan ke RS
- Ini Ikan Tertua di Dunia yang Hidup di Akuarium, Usianya Lebih dari 100 Tahun
Selain taringnya yang menakutkan dan sisik berlapis baja, Harajicadectes terkenal karena kombinasi alat pernapasannya yang tidak biasa. Tidak puas dengan pernapasan insang yang biasa kita kaitkan dengan ikan, ternyata ikan ini juga memiliki bukaan besar di bagian atas tengkoraknya yang dapat membuatnya bernapas juga.
“Struktur spiral ini diperkirakan memfasilitasi pernapasan udara di permukaan, dan ikan bichir Afrika modern memiliki struktur serupa untuk menghirup udara di permukaan air."
Dr Brian Choo - Ahli Paleontologi
“Fitur ini muncul di beberapa garis keturunan Tetrapomodorph pada waktu yang hampir bersamaan selama Devonian Tengah-Akhir."
Dr Brian Choo - Ahli Paleontologi
Diperkirakan penurunan oksigen atmosfer selama Devonian Pertengahan dapat menjelaskan mengapa beberapa ikan berevolusi untuk melengkapi pernapasan insang dengan pernapasan udara. Oleh karena itu, beberapa ikan dari cabang ikan tetrapodomorph yang terpisah jauh menunjukkan sifat bernapas ganda ini merupakan contoh evolusi konvergen, di mana spesies yang berkerabat jauh secara mandiri mengembangkan adaptasi yang sama.
Studi ini dipublikasikan dalam Journal of Vertebrate Paleontology.