Ilmuwan Temukan Fosil Burung Predator Paling Awal yang Punah 66 Juta Tahun Lalu, Kakinya Kuat Sampai Bisa Tangkap Dinosaurus
Dua dari tiga fosil yang ditemukan berhasil diidentifikasi menjadi salah satu burung predator paling awal di zaman dinosaurus.
Seorang ahli paleontologi yang sedang menempuh pendidikan Ph. D bersama tim peneliti berhasil mengidentifikasi fosil burung predator paling awal yang ditemukan di wilayah yang sekarang menjadi Dakota, Montana, dan Wyoming di Amerika Serikat (AS).
Alex Clark, mahasiswa Ph.D. di Field Museum dan Universitas Chicago mendeskripsikan dua spesies burung baru yang hidup berdampingan dengan dinosaurus Triceratops dan Tyrannosaurus rex 68 juta tahun yang lalu hanya dari satu tulang kaki pada masing-masing fosil.
-
Bagaimana fosil dinosaurus ini ditemukan? Fosil lebih mungkin muncul setelah hujan, karena air mengungkap material dengan menghilangkan sedimen yang menutupinya, dalam fenomena yang dikenal sebagai pelapukan.
-
Kapan fosil dinosaurus itu ditemukan? Fosil yang ditemukan pada Mei lalu di dekat sebuah waduk di kotamadya Sao Joao do Polesine itu diperkirakan berusia sekitar 233 juta tahun.
-
Bagaimana fosil dinosaurus hamil itu ditemukan? Sisa-sisa fosil Ichthyosaurus sepanjang hampir empat meter ditemukan oleh para arkeolog di Chile pada sebuah gletser yang meleleh.
-
Di mana saja fosil dinosaurus berbulu ditemukan? Ilmu pengetahuan semakin banyak belajar tentang keluwesan bentuk pada dinosaurus dengan setiap penemuan besar di China, Amerika, Antartika, dan tempat lainnya. Termasuk, soal bulunya.
-
Bagaimana cara fosil dinosaurus terbentuk? Ini lantaran proses fosilisasi yang jarang terjadi dan hanya terbentuk dalam keadaan tertentu saja.
-
Siapa yang menemukan fosil dinosaurus ini? Penemuan ini merupakan hasil kerja sama antara Universitas Portsmouth dan Universitas Bath, yang telah melakukan penelitian di Pulau Isle of Wight selama lebih dari satu abad.
"Berdasarkan petunjuk pada tulang kaki mereka, kami menduga burung ini mampu menangkap dan membawa mangsa, mirip dengan apa yang dilakukan elang atau burung hantu modern," kata Alex Clark
"Meskipun mereka mungkin bukan burung pemangsa pertama yang berevolusi, fosil mereka adalah contoh burung predator paling awal yang diketahui," imbuhnya.
Clark mengingat ketika pertama kali melihat fosil-fosil itu, yang tidak terlalu mengejutkan, semuanya adalah tulang kaki tempat jari-jari kaki menempel, yang disebut tarsometatarsus. Namun, setelah dipelajari fosil tulang kaki ini adalah harta karun yang luar biasa.
"Ketika kita melihat tuberkel sebesar ini dan sejauh ini ke bawah pada burung modern, itu ada pada burung pemangsa seperti burung hantu dan elang," kata Clark.
"Itu karena saat mereka berburu dan mengambil mangsanya dengan kaki, mereka mengangkat benda yang beratnya proporsional dan memegangnya dekat dengan tubuh mereka agar tetap seefisien mungkin secara aerodinamis. Tulang pergelangan kaki fosil ini tampaknya dibuat untuk melakukan hal serupa."
- Ilmuwan Temukan Fosil Dinosaurus Terkecil Berusia 80 Juta Tahun, Ukurannya Hanya Sebesar Kancing Baju & Masih Lengkap dengan Embrionya
- Ilmuwan Temukan Fosil Biji Anggur Berusia 60 Juta Tahun, Ada Kaitannya dengan Kepunahan Dinosaurus
- Ilmuwan Temukan Spesies Baru Dinosaurus yang Hidup 72 Juta Tahun Lalu, Panjangnya Sampai 4 Meter
- Peneliti Temukan Fosil Dinosaurus Spesies Baru Berusia 165 Juta Tahun, Punggungnya Berlapis Baja dan Ditumbuhi Sisik Tajam Bagai Duri
Kaki Sangat Kuat
Clark dan rekan-rekannya melakukan serangkaian analisis biomekanik yang membandingkan tulang kaki fosil dengan berbagai burung modern.
"Otot dan tulang pergelangan kaki bekerja seperti tuas, dan dengan membandingkan seberapa jauh otot tersebut menempel pada tulang, kita bisa mendapatkan gambaran yang baik tentang bagaimana otot tersebut bergerak dan seberapa kuat otot tersebut," kata Clark.
Perhitungan tersebut menguatkan hipotesis para peneliti bahwa kaki tersebut cukup kuat bagi burung seukuran elang ini untuk menangkap mamalia kecil dan bahkan bayi dinosaurus.
Clark dan rekannya menamai spesies temuannya ini dengan nama Avisaurus darwini, yang diambil dari nama Charles Darwin, sedangkan yang lainnya diberi nama Magnusavis ekalakaenis, yang diambil dari nama kota Ekalaka, Montana, tempat fosil tersebut ditemukan.
Tulang ketiga mungkin merupakan spesies baru lainnya, tetapi kondisi fosil yang rusak membuatnya sulit untuk diidentifikasi.
Semua burung ini merupakan bagian dari kelompok yang disebut avisaurida. Mereka termasuk dalam kelompok burung yang lebih besar yang disebut enantiornithines, yang punah bersama sebagian besar dinosaurus lainnya ketika asteroid menghantam 66 juta tahun yang lalu.
Penemuan ini telah melipatgandakan jumlah spesies burung yang diketahui dari Formasi Hell Creek dan membantu untuk memahami lebih banyak informasi mengapa hanya beberapa burung yang selamat dari kepunahan massal yang memusnahkan Trex dan avisaurida yang dijelaskan di sini.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti