Ilmuwan Temukan Seni Cadas Kuno 9.000 Tahun Lalu Ungkap Hubungan Manusia Prasejarah dengan Dinosaurus
Ilmuwan mengungkapkan manusia prasejarah tampaknya tertarik dengan jejak kaki dinosaurus yang mereka temukan.
Para peneliti mengungkap jejak kaki dinosaurus yang ditemukan di samping seni cadas kuno di sebuah situs arkeologi di Serrote de Letreiro, Brasil.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports yang dipimpin oleh Leonardo P. Troiano dan timnya itu mencatat seni cadas dari jejak kaki yang dinamai sebagai petroglif ini merupakan jejak milik dinosaurus dari periode Cretaceous (zaman Kapur).
- Dari Muntahan dan Kotoran Dinosaurus, Ilmuwan Temukan Resep Umur Panjang
- Ilmuwan Temukan Fosil Dinosaurus Terkecil Berusia 80 Juta Tahun, Ukurannya Hanya Sebesar Kancing Baju & Masih Lengkap dengan Embrionya
- Ilmuwan Temukan Spesies Baru Dinosaurus yang Hidup 72 Juta Tahun Lalu, Panjangnya Sampai 4 Meter
- Apakah Manusia Pernah Hidup Satu Zaman dengan Dinosaurus? Begini Faktanya
Petroglif yang ditemukan sebagian besar berupa ukiran lingkaran yang dipenuhi garis dan goresan geometris.
Berkaitan dengan ritual
Troiano dan timnya meyakini manusia purba sengaja menempatkan karya seni tersebut di samping jejak kaki dinosaurus dengan berjarak hanya 5 hingga 10 sentimeter yang mungkin menggambarkan jejak kaki itu sendiri.
Karya seni ini diperkirakan dibuat antara 9.000 tahun lalu sampai 2.620 tahun lalu. Manusia purba ini sangat tertarik dengan jejak kaki tersebut dan menganggapnya bermakna dalam beberapa hal.
Hal ini juga sejalan dengan lokasi Serrote do Letreiro, yang dalam bahasa Portugis berarti "Bukit Penunjuk Arah", terletak dekat dengan Lembah Dinosaurus, yang terkenal dengan ratusan jejak kaki dinosaurus yang telah menjadi fosil.
"Mereka adalah kelompok pemburu dan pengumpul seminomaden kecil yang hidup bermasyarakat dan menggunakan benda-benda yang terbuat dari batu," jelasTroiano dan timnya, seperti dikutip dari GOOD, Senin (23/12).
Manusia purba ini membuat ukiran tersebut dengan teknik perforasi dan pengikisan. Perforasi melibatkan penggunaan semacam palu batu untuk membuat cekungan pada permukaan, sedangkan pengikisan melibatkan penggosokan batu pada permukaan hingga membentuk ukiran yang diinginkan," jelas Troiano.
Petroglif tersebut memberikan bukti penting tentang populasi historis dan menjelaskan ritual serta praktik pada masa itu.
"Seni yang diciptakan dari batu tersebut termasuk bagian dari konteks ritual, orang-orang berkumpul dan menciptakan sesuatu, mungkin menggunakan beberapa psikotropika," kata Troiano, seraya menambahkan bahwa orang-orang ini tertarik pada "apa yang digambarkan oleh jejak kaki tersebut," jelas Troiano dan timnya
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti