Makam Kuno Berisi 54 Bocah di Dekat Gereja Berusia 1500 Tahun Ditemukan, Penyebab Kematian Masih Misterius
Bocah yang dimakamkan di situs kuno ini berusia antara 0-6 tahun.
Bocah yang dimakamkan di situs kuno ini berusia antara 0-6 tahun.
Makam Kuno Berisi 54 Bocah di Dekat Gereja Berusia 1500 Tahun Ditemukan, Penyebab Kematian Masih Misterius
-
Di mana makam kuno yang berisi jasad bayi itu ditemukan? Tiga Makam Kuno Berusia 2.500 Tahun Ditemukan di Gua Meksiko, Salah Satunya Jasad Bayi 1.
-
Di mana penemuan keju kuno di Turki ditemukan? Seorang penggembala menemukan lukisan batu dan bahan dapur yang berasal dari 10.000 SM di dalam sebuah gua yang muncul akibat longsor di Turki.
-
Apa fungsi utama dari bak mandi marmer kuno yang ditemukan di Turki? Kelompok ahli menyatakan bak mandi marmer seberat 1 ton dan panjang 2 meter 80 cm tersebut memiliki relief kepala singa di sisi kanan dan kiri bak yang melambangkan kekuasaan dan kekuatan.Sumber: Arkeonews Para ahli menyebutkan, berdasarkan penelitian, bak mandi tersebut mungkin pernah digunakan pejabat negara atau pebisnis kaya.
-
Koin kuno apa yang ditemukan oleh anak laki-laki itu? Seorang bocah laki-laki Israel berusia 11 tahun menemukan sebuah koin berusia 2.000 tahun milik raja Hasmonean dan imam besar Alexander Yanai.
-
Bagaimana para arkeolog mengetahui asal manik-manik di makam kuno? Arkeolog Moisés Valadez Moreno dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) mengungkapkan bahwa sebagian besar manik-manik ini berasal dari 186 mil (300 kilometer), arah timur menuju Teluk Meksiko.
-
Dimana lokasi makam-makam kuno yang baru ditemukan di Turki? Penggalian terbaru yang dilakukan di Bukit Çayönü di distrik Ergani, Diyarbakır, menemukan lima makam tambahan yang dapat ditelusuri kembali hingga Zaman Perunggu Awal, memperkaya warisan arkeologi wilayah ini.
Arkeolog menemukan 54 makam bocah di salah satu lahan bekas tambang di distrik Kulp, Diyabarkir, Turki tenggara. Makam-makam bocah yang diperkirakan berusia antara 0-6 tahun ini ditemukan saat penggalian arkeologi di lokasi tersebut.
Penggalian dilakukan setelah penemuan koin dari zaman Kaisar Bizantium, Anastasius I. Setelah penemuan koin, tim melakukan survei di lingkungan Inkaya.
Sumber: Arkeonews
Penggalian di Kulp dilaksanakan oleh Direktorat Museum Diyarbakir, dimulai pada 2021, melibatkan 35 tim di mana 15 orang merupakan ahli.
Foto: Bestami Bodruk/Anadolu Agency
Tahun lalu, ditemukan reruntuhan gereja berusia 1500 tahun, lalu penggalian pun dilakukan di bekas lokasi tambang kuno tersebut.
- Menguak Fakta Makam Kuno Misterius di Sukoharjo, Diduga Sudah Ada Sejak Zaman Kerajaan Demak
- Penemuan Tengkorak ini Ungkap Cara Bangsa Mesir Kuno Obati Kanker
- Makam Zaman Romawi Berusia 2000 Tahun Ditemukan di Turki, Dijaga Banteng Dewa Jupiter
- Tiga Makam Kuno Berusia 2.500 Tahun Ditemukan di Gua Meksiko, Salah Satunya Jasad Bayi
"Sejauh ini, kami telah menemukan 50 makam saat kerja penggalian di sini. Hari ini, kami menemukan empat makam lagi. Proses penggalian sedang berlangsung saat ini. Oleh karena itu, kami mengetahui ada total 54 makam. Ini hasil yang sangat menarik bagi kami," jelas Penjabat Direktur Museum Diyarbakır, Müjdat Gizligöl kepada Anadolu Agency.
Gizligöl mengatakan, kemungkinan lokasi tersebut dulunya merupakan lahan tambang yang kemudian diubah menjadi nekropolis atau makam kuno.
"Dan hanya anak-anak yang dimakamkan di sini," cetusnya.
Mereka juga menemukan di satu liang lahat dikubur lebih dari satu anak. Pemakaman juga dilakukan dengan rapi.
"Sebuah kista batu kapur terbentuk di sekitar kuburan dan ditutup dengan batu kapur. Kuburannya menghadap timur-barat, tidak ada penguburan sembarangan," jelasnya.
Situs pemakaman khusus anak-anak merupakan hal langka. Untuk itu, studi lebih rinci akan dilaksanakan untuk mengetahui umur, jenis kelamin, dan penyebab kematian puluhan bocah tersebut.
“Karena ada budaya 'santo' dan 'martir' di awal Bizantium, penguburan di pemukiman dapat dilakukan di gereja. Di kawasan yang kami sebut tambang ini, hanya ditemukan kuburan bayi dan anak-anak berusia antara 0 dan 6 tahun," jelas asisten peneliti dan ahli antropologi di Universitas Ilmu Sosial Gaziantep, Dr Nazli Akbas.
Berdasarkan hasil pengujian awal, para peneliti menyatakan penyebab kematian bocah dan bayi tersebut bukan karena epidemi. Akbas menambahkan, penelitian tulang atau kerangka belum dilakukan saat ini.
“Kami berpendapat bahwa penguburan bayi di wilayah tersebut terkait dengan budaya pembaptisan agama Kristen pada periode awal Bizantium. Pada masa Kristen awal, yang dibaptis umumnya adalah orang dewasa. Setelah abad ke-10, menjadi sah bahwa anak-anak harus dibaptis. Kami berpendapat bahwa ini adalah masa-masa awal Kekristenan. Oleh karena itu, bayi dan anak-anak yang belum dibaptis, yaitu belum menjadi orang Kristen. Karena dia tidak dibaptis, kami mempertimbangkan kemungkinan dia dikuburkan di luar gereja daripada di dalam gereja," papar Akbas.