Mumi Bayi dan Kucing Berusia 1000 Tahun Ditemukan di Gereja, Begini Wujudnya
Mumi-mumi ini tengah dipamerkan oleh pemerintah Turki di museum di kota Aksaray.
Mumi Bayi dan Kucing Berusia 1000 Tahun Ditemukan di Gereja, Begini Wujudnya
Turki memamerkan sejumlah mumi kucing, bayi, dan orang dewasa yang berusia 1000 tahun. Mumi-mumi ini ditemukan di sebuah gereja yang dibangun belasan abad lalu. Mumi-mumi ini dipamerkan di museum Aksaray, pintu gerbang Cappadocia ke arah barat di Jalur Sutra. Sejarah Aksaray dimulai dengan berdirinya pemukiman desa pertama Anatolia Tengah di Aşıklı Höyük, 11 ribu tahun lalu.
Aksaray dan sekitarnya dihuni pada periode Neolitikum, di zaman Chalcolithic. Setelah itu kota ini tetap berada di bawah dominasi Het, Persia, Helenistik (Alexander Agung), Romawi, dan Bizantium. Foto: Wikimedia Commons
-
Bagaimana para ilmuwan menentukan asal-usul mumi-mumi Tarim Basin? Namun, analisis genetik yang dilakukan pada tiga belas mumi yang diawetkan dengan baik menunjukkan bahwa, tidak seperti yang diperkirakan sebelumnya, tubuh-tubuh tersebut bukan milik para migran yang membawa teknologi dari Barat.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di kotoran mumi? Penelitian ini mengungkap penduduk Karibia kuno memakan berbagai macam tanaman, tembakau, bahkan kapas.
-
Kenapa arkeolog meneliti kotoran mumi? Lewat penelitian kotoran mumi, arkeolog bisa mengetahui pola makan manusia ribuan tahun lalu.
-
Di mana penemuan mumi tikus yang mengejutkan ilmuwan itu terjadi? Penemuan mencengangkan telah ditemukan di Puna de Atacama, sebuah wilayah tandus yang melintang di antara Chili dan Argentina.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Turki? Arkeolog di Turki menemukan eyeliner atau celak mata saat melakukan penggalian di Yeşilova Höyük atau Gundukan Yeşilova yang terletak di distrik Bornova, Provinsi Izmir.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Turki? Arkeolog di Turki menemukan prasasti atau lempengan batu saat melakukan penggalian di kastil Silifke yang terletak di atas bukit di Provinsi Mersin.
Di Museum Aksaray, tempat pertama dan satu-satunya yang menampung mumi di Turki, dipajang 13 mumi, terdiri dari mumi kucing, bayi, dan manusia dewasa dari abad ke-10, 11, dan 12. Mumi-mumi ini ditemukan di sekitar Aksaray.
Foto: IHA Photo/Arkeonews
Digali di Gereja
Mumi yang dipamerkan ini ditemukan saat penggalian di gereja-gereja di lembah Ihlara. Beberapa mumi ditemukan di gereja yang dibangun sekitar seribu tahun yang lalu di Gereja Çanlı.
Direktur Museum Aksaray, Yusuf Altın memberikan informasi tentang mumi yang diawetkan dalam etalase dengan sistem pemanas dan pendingin khusus.
“Dengan 13 mumi di Museum Aksaray kami, kami adalah satu-satunya museum di Turki yang memiliki mumi,” kata Yusuf Altin.
Sumber: Arkeonews
“Ada satu mumi di setiap Museum Amasya dan Niğde, tetapi museum kami memiliki satu-satunya bagian yang dipamerkan dengan cara ini, di negara kami.”
Yusuf Altin, Direktur Museum Aksaray.
Sumber: Arkeonews
- Mengunjungi Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka di Sumatra Barat, Ada Koleksi Tulisan Semasa Hidup
- Sedang Membajak di Ladang, Seorang Petani Temukan Gelang Bersepuh Emas Berusia 3.300 Tahun
- Menteri Nadiem Bakal Bentuk Tim Usut Kebakaran Museum Nasional
- Temuan Langka Tulang Rahang Singa Berusia 4.000 Tahun Ini Ada Kaitannya dengan Dongeng Masa Lalu, Begini Kisahnya
“Mumi di museum kami ditemukan sebagai hasil penggalian di gereja-gereja di Lembah Ihlara. Beberapa mumi kami ditemukan di gereja yang dibangun sekitar seribu tahun yang lalu di Gereja Çanlı."
Yusuf Altin, Direktur Museum Aksaray.
Teknik Pembalseman
Yusuf Altin mengatakan, teknik pembalseman mumi Turki berbeda dengan di Mesir. "Dalam teknik ini, setelah orang meninggal, organ dalam jenazah dikeluarkan, lilinnya dilelehkan dan jenazah ditutup dengan lapisan glasir. Kemudian ditutup dengan kain dan kain kafan. Lalu dikubur di tanah dengan cara ini dan jenazah tetap awet selama berabad-abad setelah mengering. Kami membawa mumi kami dari penggalian ini ke museum kami dan memamerkannya. Secara khusus, kami juga memamerkan sulaman kalung, sepatu boot, dan kain kafan.”