Peneliti Jepang Temukan Cadangan Mineral 230 Juta Ton di Dasar Laut, Sumber Utama untuk Baterai Kendaraan Listrik
Temuan sumber daya ini dapat memutus ketergantungan impor Jepang dari negara lain.
Temuan sumber daya ini dapat memutus ketergantungan impor Jepang dari negara lain.
-
Bagaimana para ilmuwan mengamati objek-objek di Sabuk Kuiper? Para astronom telah mengamati lebih jauh dari ini menggunakan Teleskop Subaru di Observatorium Astronomi Nasional Jepang di Hawaii.
-
Apa yang ditemukan oleh para ahli geologi di Bulan? Ahli geologi menemukan batuan granit dengan ukuran besar di Bulan.
-
Apa yang diuji oleh ketiga ilmuwan tersebut? Mereka adalah trio ilmuwan yang berhasil memenangkan penghargaan Nobel Prize 2022 dengan jumlah hadiah sebesar 10 juta krona Swedia (USD915.000) atau Rp 14 miliar. Penghargaan tersebut diraih atas keberhasilannya dalam melakukan eksperimen mekanika kuantum dan menjelaskan titik lemah dari Teori Kuantum temuan Einstein.
-
Kenapa memahami jenis batuan penting dalam ilmu geologi? Dalam konteks geologi, studi tentang batuan sangat penting untuk memahami sejarah bumi dan proses-proses geologis yang terjadi. Sifat dan komposisi mineral di dalam batuan memberikan petunjuk tentang kondisi lingkungan saat batuan itu terbentuk.
-
Apa yang ditemukan di dalam penggalian arkeologi di Jepang? Peneliti menemukan lebih dari 100.000 koin kuno dalam penggalian arkeologi di situs Sosha Village East 03 di Kota Maebashi, Jepang.
-
Bagaimana para ilmuwan menentukan bahwa mineral tersebut merupakan jenis baru? Setelah menganalisis segmen tersebut di laboratorium, barulah para ilmuwan menyadari mereka telah menemukan sesuatu yang benar-benar baru.
Peneliti Jepang Temukan Cadangan Mineral 230 Juta Ton di Dasar Laut, Sumber Utama untuk Baterai Kendaraan Listrik
Peneliti Jepang menemukan cadangan magnesium terbesar yang dinilai sangat penting bagi keamanan perekonomian negara tersebut. Survei baru yang dilaksanakan The Nippon Foundation bekerja sama dengan Universitas Tokyo menemukan bahwa dasar laut di sekitar pulau Minami-Tori-shima menampung sekitar 610.000 metrik ton kobalt dan 740.000 metrik ton nikel.
Dilansir laman Unilad, mineral-mineral ini adalah dua komponen penting yang dibutuhkan untuk membuat baterai kendaraan listrik (EV) dan jumlahnya setara dengan konsumsi domestik selama 11 tahun.
Menurut laporan Nikkei Asia, 230 juta ton mineral langka ini ditemukan antara April dan Juni,
setelah tim melakukan survei di 100 situs dasar laut menggunakan kendaraan bawah laut yang dioperasikan jarak jauh.
- Jepang Siap Kucurkan Dana Buat Transisi Energi di Indonesia
- Pemerintah Resmikan Pabrik Baterai Motor Listrik Pertama dengan TKDN Tertinggi
- Kilas Balik Kilang Minyak Plaju, Peran Penting Pengolahan Minyak Mentah di Bumi Sumatera
- Pemerintah Bakal Impor 2 Juta Ton Beras di 2024, Ini Daftar Negara Asalnya
Peneliti mengerahkan alat ini sampai di kedalaman 5.200 sampai 5.700 meter sebelum mengonfirmasi
bahwa bidang nodul mangan padat terletak di dasar laut sekitar 1.200 mil dari Tokyo.
Nodul magnesium atau mangan, yang mengandung kobalt dan nikel, diperkirakan terbentuk selama jutaan tahun ketika logam yang diangkut di lautan menempel pada tulang ikan dan menempel di dasar laut, menurut publikasi tersebut. Selain itu, endapan tersebut diperkirakan mengandung tembaga, elemen berharga lainnya.
Menariknya, nodul mangan ini pertama kali ditemukan dalam survei tahun 2016 dan para ahli mengklaim bahwa banyak nodul mangan telah terbentuk di sekitar gigi Megalodon atau purba, yang diperkirakan hidup sekitar 23 hingga 3,6 juta tahun yang lalu.
Profesor Yasuhiro Kato, ahli dalam bidang geologi sumber daya Universitas Tokyo, mengatakan ekskavator akan mengangkat 3 juta ton mineral tersebut per tahun. Dia mengklaim prosedur ini akan memungkinkan pembangunan terus berlanjut sambil ‘meminimalkan dampak terhadap lingkungan laut’.
Oleh karena itu, tim tersebut akan menggunakan kapal penambangan luar negeri untuk mengangkat beberapa ribu ton bintil setiap hari mulai tahun 2025. Selain itu, mereka ingin upaya mereka membantu membangun kerangka komersialisasi melalui kerja sama dengan sektor swasta.
Penemuan sumber daya mineral yang berlimpah ini dianggap sebagai 'jackpot' bagi industri kendaraan listrik Jepang. Dengan memanfaatkan kobalt dan nikel dari laut ini, Jepang dapat menurunkan ketergantungan impor mereka dari negara lain dan dapat memenuhi permintaan internal untuk baterai EV, menurut Interesting Engineering.
“Pada akhirnya, kami berharap bahwa hasil penelitian kami akan membantu meningkatkan pertumbuhan Jepang dengan membangun rantai pasokan domestik mulai dari 'penambangan sumber daya' hingga 'manufaktur', dan menjadikan Jepang sebagai negara yang berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta berorientasi pada laut. kata,” jelas Universitas Tokyo dalam siaran persnya.
Para peneliti menyatakan ingin ‘berkolaborasi dengan peneliti dari berbagai disiplin ilmu’ di masa depan untuk mengembangkan lebih banyak ‘produk atau teknologi ramah lingkungan atau material baru berperforma tinggi, dengan menggunakan berbagai logam penting yang dibuat dari sumber daya baru’.