"Saya Pernah Menemukan Emas Sebelumnya, Tapi Tidak yang Seperti Ini", Arkeolog Temukan Harta Karun dari Sejumlah Bangkai Kapal
Seorang arkeolog menerbitkan buku yang berisi pengalamannya menemukan sejumlah harta karun bangkai kapal.
Arkeolog bawah laut Mensun Bound menerbitkan sebuah buku yang merinci hasil temuan harta karun peninggalan dari beberapa bangkai kapal di lepas Pantai Uruguay, benua Antartika hingga pesisir Afrika.
Dilansir The Guardian, Mensun Bound selaku direktur eksplorasi pada tim tersebut menemukan bangkai kapal yang penting secara historis. Bangkai kapal tersebut merupakan kapal HMS Agamemnon, Endurance, hingga Espadarte yang berisi barang-barang penting dan unik yang pernah diselamatkan dari laut.
-
Apa harta karun yang ditemukan oleh para arkeolog? Kumpulan koin perak yang ditemukan di celah bebatuan pada 2017 itu kini ditanpilkan di Museum Warisan Hasmonean di Modi'in.
-
Bagaimana para arkeolog menemukan harta karun ini? Eli Eskozido, Direktur IAA menambahkan bahwa wilayah tersebut sangaat rentan sehingga IAA melakukan survei bawah air untuk mencari lokasi, memantau, dan menyelamatkan barang-barang antik apapun jenisnya.
-
Mengapa para arkeolog berpendapat harta karun ini dikubur? Dalam kasus pertama, harta karun itu dianggap memiliki fungsi nazar, yang berarti harta karun itu berfungsi sebagai persembahan kepada dewa," kata Trefný. "Dalam kasus kedua, kita berbicara tentang fungsi ekonomi, di mana harta karun ditafsirkan sebagai, misalnya, tempat penyimpanan bagi produsen barang-barang tertentu."Atau, barang-barang yang dikubur dapat mencerminkan "situasi krisis, di mana perlu menyembunyikan barang-barang itu, misalnya, dari musuh," katanya.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog dari Harta Karun Villena? Arkeolog baru-baru ini mengungkapkan, beberapa perhiasan dari Zaman Perunggu yang disebut Harta Karun Villena yang ditemukan di Spanyol lebih dari 60 tahun lalu ternyata mengandung besi yang berasal dari batu meteor alien.
-
Mengapa para arkeolog berharap bisa menemukan harta karun emas di kota kuno tersebut? "Bukan suatu kebetulan bahwa di antara temuan tertua, sebuah prasasti yang menonjol menyebutkan kata 'adamaϛ,' sebuah istilah yang merujuk pada emas dan mungkin juga pada eksploitasinya," tambahnya.
-
Siapakah yang memimpin tim arkeolog yang menemukan harta karun di kota kuno? Sebuah tim arkeologi bawah laut, yang dipimpin oleh arkeolog kelautan Prancis, Franck Goddio, telah mengungkap lebih banyak penemuan di lokasi sebuah kuil Dewa Amun di kota pelabuhan kuno Thonis-Heracleion di Teluk Aboukir.
Temuan paling menarik yang pernah ditemukan Bound menurutnya adalah kapal HMS Agamemnon yang dikomandoi oleh Lord Nelson di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte.
“Itu adalah kapal tempat ia pertama kali bertempur melawan Prancis dan di sanalah ia bertemu dengan cinta dalam hidupnya, Lady Hamilton,” ungkap Bound.
Kapal tersebut berlayar pada peristiwa-peristiwa penting seperti perang revolusi Amerika, perang revolusi Prancis, dan pertempuran Trafalgar.
Nahasnya kapal itu kandas di lepas Pantai Uruguay saat mengejar armada kapal Prancis dan terjebak di gundukan lumpur.
Bound mengatakan “Mereka berhasil menyelamatkan semua senjata kecuali satu dalam catatan, ada deskripsi yang sangat jelas tentang bagaimana mereka menjatuhkan satu senjata ke dalam air secara tidak sengaja".
- Arkeolog Temukan Harta Karun Dinasti Terakhir Mesir Kuno di 63 Makam, Berisi Emas Sampai Jimat
- Setelah Menyelam Selama 14 Tahun, Arkeolog Temukan Meriam dari Bangkai Kapal Perang Berusia 350 Tahun
- Arkeolog Temukan Harta Karun dari Zaman Perunggu yang Sengaja Dikubur, Ada Gelang sampai Mata Tombak Berusia 3.500 Tahun
- Arkeolog Temukan Harta Karun Zaman Perunggu Terbuat dari Benda Luar Angkasa 1 Juta Tahun Lalu
Dari Alkitab, helm, hingga emas kapal Portugis
Sebelumnya pada tahun 1997, Bound menemukan meriam besi dibantu dengan perangkat sonar akustik. Setelah diteliti lebih lanjut nomor Meriam tersebut cocok dengan catatan arsip tentang Meriam yang diuji dan diperbaiki karena ditembakan selama perang Trafalgar.
“Pertempuran itu mengubah jalannya sejarah dan mengakhiri impian Napoleon untuk menaklukkan Inggris,” imbuh Bound.
Selain kapal milik pasukan Napoleon Bonaparte, Bound juga menemukan kapal Endurance berisi 27 awak yang dipimpin Shackleton untuk berlayar ke Antartika. Mereka berupaya menjadi orang pertama yang melintasi benua tersebut.
Sayangnya setelah memasuki lapisan es dan menghadapi angin kencang, kapal itu membeku di dalam es dan awaknya terpaksa meninggalkan Endurance dan sebagian besar barang-barang mereka.
Dalam upaya penyelamatan itu, Shackleton sempat merobek beberapa halaman al-kitab dan meninggalkan buku berat itu di salju.
Helm Romawi
Pada tahun 2022, seorang nelayan tak sengaja menemukan alkitab tersebut dan membawanya ke Royal Geographical Society di London untuk disumbangkan.
Bound masih menganggapnya "menakjubkan" bahwa ke-28 awak kapal selamat dari kecelakaan kapal itu, dan Alkitab pun demikian. "Itu seharusnya tidak terjadi," katanya.
Helm milik pasukan Romawi ditemukan di sebuah bangkai kapal di lepas Pantai Giglio. Helm tersebut diperkirakan berasal dari tahun 600 SM pada masa kekaisaran Etruria.
“Helm itu dibuat dengan keterampilan pengerjaan logam yang luar biasa, yang tidak dapat kami buat sendiri saat ini,” kata Bound.
Terakhir adalah sebuah penemuan bangkai kapal milik bangsa Portugis yang berisi emas dan rempah-rempah pada tahun 2001.
Diperkirakan kapal Portugis sedang kembali dari pelayaran ke India itu mengalami kerusakan pada tiang kapal patah dan tenggelam di dekat Benteng Saint Sebastian di pulau Mozambik.
Ia dan timnya menemukan mereka di dekat bangkai kapal tersebut yang meliputi rempah-rempah (lada, cengkeh, pala, dan fuli), kerang cowrie (digunakan sebagai uang di beberapa bagian Afrika), porselen Ming abad ke-16 – dan sekitar 50 kilogram emas.
“Saya pernah menemukan emas sebelumnya, tetapi tidak pernah dalam jumlah seperti ini – emas dalam bentuk lempengan besar, yang mereka sebut emas batangan, serta rantai emas yang putus dan perhiasan emas,” kata Bound.
"Kami tidak tahu. Namun daya beli emas itu pasti sangat besar. Pasti ada yang merugi besar saat kapal itu tenggelam."
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti