Seekor Ayam Bisa Prediksi Hasil Pertempuran Prajurit Romawi, Begini Kisahnya
Kisah unik tentang kepercayaan kuno Romawi seringkali melibatkan praktik aneh, dan salah satunya adalah kisah tentang ayam sakral.
Seekor Ayam Bisa Prediksi Hasil Pertempuran Prajurit Romawi, Begini Kisahnya
Seekor Ayam Bisa Prediksi Hasil Pertempuran Prajurit Romawi, Begini Kisahnya
Kisah unik tentang kepercayaan kuno Romawi seringkali melibatkan praktik aneh, dan salah satunya adalah kisah tentang ayam sakral.
Ayam-ayam ini bukan sekadar ayam biasa, melainkan hewan yang dihormati, dijadikan konsultan atau semacam peramal sebelum diambil tindakan militer penting. Bahkan lebih aneh lagi, kebiasaan makan ayam inilah yang memegang kendali atas keputusan para jenderal dan bisa menentukan nasib seluruh pertempuran.
Sumber: Ancient Origins
-
Dimana telur ayam Romawi kuno itu ditemukan? Arkeolog menemukan empat butir telur ayam berusia 1.700 tahun saat menggali di permukiman Romawi kuno bernama Berryfields di Ingggris tengah, antara tahun 2007 dan 2016.
-
Apa yang ditemukan di makam Romawi kuno tersebut? Ilmuwan mengatakan mereka menemukan sisa-sisa sebuah muasoleum Romawi atau makam besar dengan "kondisi terawetkan yang mencengangkan".
-
Apa yang ditemukan arkeolog di saluran pembuangan kuno Romawi? Arkeolog menemukan patung dewa Yunani, Hermes, dengan panjang 2 meter, di Bulgaria tenggara yang berdekatan dengan perbatasan Yunani.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di dalam guci perunggu asal Romawi? Salah satu pemakaman kremasi, yang ditemukan pada pertengahan Agustus tahun ini, sangat menarik, karena para arkeolog menemukan abu manusia yang terbakar yang ditaruh di dalam bejana perunggu asal Romawi, seperti dikutip dari Miami Herald, Kamis (19/9).
-
Pot Romawi apa yang ditemukan mahasiswa arkeologi? Pakar keramik arkeologi, Dr Adam Sutton, dari Aurelius Archaeology, menganalisis koleksi tersebut dan mengidentifikasinya sebagai gelas kimia, sebuah guci kecil, dua guci, dan sebuah mangkuk keramik dari abad ke-2 Masehi.
-
Bagaimana telur Romawi kuno itu diawetkan? Menurut Smithsonian, telur ayam ini diawetkan dalam lubang yang tergenang air selama 1.700 tahun – beberapa di antaranya retak secara tidak sengaja.
Praktik ini dikenal dengan Augury, yaitu praktik menafsirkan pertanda dari perilaku ayam. Ayam-ayam ini menjadi tanggung jawab seorang imam yang disebut Pullarius.
Sebelum melibatkan diri dalam pertempuran, imam akan menaburkan makanan di depan ayam-ayam suci ini. Jika ayam makan dengan penuh semangat, itu dianggap sebagai pertanda baik, menunjukkan para dewa senang dan puas, sehingga pertempuran akan dimenangkan. Tetapi jika ayam menolak makan, itu menjadi pertanda buruk, berisi pesan agar tidak terlibat dalam pertempuran.
Sumber: Ancient Origins
Petunjuk Dewa
Mengapa orang Romawi mempercayai ayam-ayam ini dengan begitu serius? Bagi mereka, pertanda adalah cara langsung untuk berkomunikasi dengan para dewa. Burung, sebagai makhluk langit, dianggap memiliki kaitan yang kuat dengan dewa.
Cara burung tersebut makan, terbang, atau bernyanyi dipandang sebagai pesan dari dewa. Oleh karena itu, ayam-ayam suci ini secara khusus dipilih sebagai alat yang melaluinya para dewa memberikan petunjuk.
“Jika mereka tidak mau makan, biarkan mereka minum!”, teriaknya sambil melemparkan ayam-ayam sakral itu ke laut.
Tindakan pembangkangan terhadap pertanda ini konon menjadi penyebab kekalahan telak Romawi dalam Pertempuran Drepana pada tahun 249 SM. Penolakan terang-terangan yang dilakukan Pulcher terhadap ritual suci ini mengakibatkan dia dihukum dengan dikirim ke pengasingan di Roma.
Kisah lainnya datang dari sejarawan Livy. Dia menceritakan sebuah peristiwa selama Perang Punisia Pertama ketika ayam-ayam suci yang dilepaskan dari kandang mereka. Namun, alih-alih makan, mereka justru bubar. Romawi mengartikan hal ini sebagai pertanda yang sangat negatif dan ternyata benar, mereka menderita kekalahan dalam pertempuran berikutnya.
Sumber: Ancient Origins
Ilustrasi Pullarius dengan seekor ayam sakral.
Foto: Public Domain
Meskipun mungkin tampak aneh dalam pandangan kita yang modern, kepercayaan ini sangat terjalin erat dengan budaya Romawi. Kontrasnya antara sebuah kekaisaran yang kuat dengan mencari nasihat dari ayam yang sederhana adalah contoh konkret bagaimana kepercayaan yang kompleks membentuk keputusan dan nasib sebuah peradaban.
Sumber: Ancient Origins