Beneran Dibakar Tak Dipanggang, Kedai Roti Bakar 'Nyempil' di Bandung Ini Legendaris Sejak 1969
Jika kebanyakan roti bakar dipanggang di atas loyang, kedai di Kota Bandung ini menjual roti yang benar-benar dibakar dengan arang.
Jika kebanyakan roti bakar dipanggang di atas loyang, namun kedai di Kota Bandung ini justru menjual roti yang benar-benar dibakar. Pegawai akan memanaskan roti di atas bara arang yang panas menyala.
Ukuran satu porsinya cukup besar, sehingga bisa dimakan oleh dua sampai empat orang. Ada dua pilihan rasa yakni manis dan asin yang bisa dikombinasikan sesuai selera konsumen.
-
Apa yang istimewa dari roti bakar di Roti Gempol Bandung? Di sini, tak hanya varian manis yang laris diburu penikmat, tetapi pilihan rasa asinnya juga sering ludes. Menikmati hangatnya roti bakar dengan segelas teh manis dan tawar hangat, jadi cara mengobati dinginnya cuaca di sana.
-
Bagaimana cara memesan roti bakar di Roti Gempol Bandung? Mengutip YouTube Walking Stories, sebelum memilih isian roti bakar, pembeli bisa menentukan jenis roti yang akan dipesan. Di kedai Roti Gempol terdapat dua jenis roti, yakni berbahan utama gandung dan tepung terigu putih.
-
Kenapa toko roti Global Cake and Bakery di Jakarta Barat tetap mempertahankan kualitas dan kuantitas rotinya? Menurut pegawai roti dengan merek Global Cake and Bakery itu, tokonya ingin tetap menjaga kualitas serta kuantitas dari roti yang dibuatnya.
-
Mengapa Roti Gempol Bandung terkenal dengan rasa asinnya? Rasa asin sendiri menjadi pembeda di kedia roti bakar ini, karena biasanya kedai-kedai roti bakar hanya menjual rasa manis.
-
Kapan Roti Hosti dimakan? Dalam perayaan Ekaristi, roti hosti diyakini mengalami transubstansiasi, yaitu berubah substansi menjadi tubuh Kristus secara sakramental.
-
Kapan Toko Roti Djoen berdiri? Pada tahun 1920-an, toko roti itu sudah berdiri.
Kedai roti ini unik, karena lokasinya berada di Gang Kote, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat. Selain karena cara membuatnya yang berbeda, keberadaannya jadi buruan lantaran melegenda sejak 1969.
Jika ingin mencicipi roti bakar yang benar-benar dibakar, mampirlah ke kedai yang mulai buka pukul 15:00 WIB sore ini. Berikut informasinya.
Dirintis Pada 1969
Mengutip Youtube Kubiler, roti bakar dengan brand 234 ini sudah mulai jualan sejak 1969. Kemudian, usahanya mulai berkembang di tahun 1970 sampai sekarang.
Mulanya, usaha ini dirintis oleh generasi pertama, di tempat yang sampai sekarang ditempati yakni Gang Kote. Sejak awal, cara membakar rotinya sudah menggunakan arang sehingga cita rasanya autentik.
Dari cara ini, aroma smokey-nya langsung terasa saat pertama digigit. Cita rasa ini berpadu sempurna dengan isian toping yang melimpah.
- Menyusuri Gang Roti Legendaris di Bandung, Sudah Ada Sejak 1970-an
- Roti Priangan Oey Tjiang Lie, dari Resep Belanda Tahun 1943 Turun ke Hati Warga Sukabumi sampai Sekarang
- Mencicipi Roti Bakar Legendaris di Bandung Sejak 1958, Ada Rasa Asin yang Laris Manis
- Kisah Toko Roti Sidodadi yang Legendaris di Bandung, Harganya Terjangkau Jadi Favorit Berbagai Kalangan
Cara Bakarnya Mirip Sate Ayam
Mungkin tempat ini jadi pelopor roti bakar yang tidak dipanggang di Kota Bandung. Cara membuatnya lumayan mirip sate ayam, yakni dibakar di atas arang yang menyala dan diblolak balik.
Cara memanggangnya juga tak boleh sembarangan, karena api harus dijaga agar tidak membesar dan membuat bagian roti menjadi gosong. Uniknya, meski terkadang api menyala, namun proses pematangannya amat sempurna.
“Dulu yang awal jualan itu kakek tahun 1969, tempatnya nggak berganti dari awal sampai sekarang di sini (Gang Kote),” kata cucu perintis Roti Bakar 234, Putri di kanal Youtube Kubiler.
Tawarkan Varian Rasa Unik
Menurut Putri yang paling banyak dipesan adalah roti bakar cokelat kacang keju, ukurannya juga ada biasa, super dan jumbo.
Sisi menarik lain dari tempat ini adalah terdapatnya varian rasa kornet sapi untuk yang asin, dan lobi-lobi di manis asam. Kornet keju jadi varian yang juga antre dipesan, bersamaan dengan buah lobi-lobi yang selainya punya rasa manis sedikit asam.
Per hari, kedai ini bisa menghabiskan sekitar 200 bungkus roti tawar dengan berbagai ukuran
Tak Pelit Toping
Roti bakar ini tidak pelit toping, karena proses pemberian selai dilakukan dua kali pada saat memanggang dan setelah matang.
Ini yang membuat roti juga dikenal dengan nama “roti acay” yang artinya menetes, atau meluber bagian isian selainya. Karena banyaknya orderan, pembeli pun harus rela antre demi bisa menikmati roti bakar ini.
"Aku tertarik karena dibuatnya langsung dengan arang gitu. Ada aroma smokey yang khas," kata seorang pembeli, Bayu, mengutip bandung.go.id.
Roti ini buka setiap hari kecuali kamis, dan tutup pukul 22:00 WIB dan bisa di bawah jam tersebut saat pesanan meningkat.