Kisah Makam Keramat Marongge Sumedang, Diyakini Jadi Pelet yang Bisa Pikat Lawan Jenis hingga Manjur untuk Karier
Kabarnya, makam keramat ini bermula dari tiga prajurit perempuan asal kerajaan Mataram di masa silam.
Kabarnya, makam keramat ini bermula dari tiga prajurit perempuan asal kerajaan Mataram di masa silam.
Kisah Makam Keramat Marongge Sumedang, Diyakini Jadi Pelet yang Bisa Pikat Lawan Jenis hingga Manjur untuk Karier
Sebagai puseur budaya Sunda, Sumedang kaya akan kearifan lokal sejak turun temurun lamanya. Warisan nenek moyang ini tak sedikit yang diyakini memiliki karomah, salah satunya ajian pelet marongge.
Nama Marongge diketahui berasal dari sebuah desa yang ada di Kecamatan Tomo, atau 30 KM sebelah utara dari pusat Kabupaten Sumedang. Daerahnya masih dikelilingi oleh pegunungan, hutan dan jurang.
-
Apa yang diabadikan dalam Monumen Lingga di Sumedang? Monumen Lingga ini menggambarkan kebesaran hati dan kepemimpinan Pangeran Suria Atmaja.
-
Apa yang ditemukan warga di Desa Surotrunan, Kebumen? Warga Desa Surotrunan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, dibuat heboh. Sebuah gundukan tanah misterius ditemukan pada salah satu pekarangan milik warga.
-
Apa yang ditawarkan di Kampung Kawangi, Sumedang? Pengunjung bisa mendapatkan tiga keuntungan sekaligus yakni kuliner Sunda yang lezat, panorama alam yang indah dan kebudayaan lokal yang bikin nostalgia.
-
Bagaimana cara warga Kampung Melayu Semarang menunjukkan budaya mereka? Warga di kampung itu sering mengadakan acara kirab budaya yang menjadi tontonan gratis bagi para pengunjung.
-
Mengapa Tradisi Panah Kasumedangan menjadi budaya penting di Sumedang? “Ini mulanya berawal dari raja pertama yakni Prabu Geusan Ulun yang membawa Panah Kasumedangan,” kata Ketua Wadah Endong Panah Kasumedangan Bayu Gustia Nugraha, menguntip YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX.
-
Bagaimana cara penduduk Desa Nagari Pariangan mempertahankan budaya dan sejarah mereka? Dalam menjunjung tinggi nilai sejarah, masyarakat setempat pun bisa menjadikan situs peninggalan hanya dengan sepetak sawah saja. Seperti sawah milik Gadang Satampang Baniah merupakan sawah pertama yang dibuka untuk leluhur masyarakat Minang yang dijadikan cagar budaya.
Asal usul ajian pelet marongge datang dari sebuah makam leluhur yang dikeramatkan oleh warga.
Kabarnya, makam ini membawa keberuntungan untuk memikat lawan jenis, termasuk manjur dalam memajukan karier.
Saat waktu-waktu tertentu banyak peziarah yang datang ke sana untuk berdoa dan berziarah, dengan harapan dipermudah urusannya.
Berawal dari Tiga Prajurit Perempuan dari Kerajaan Mataram
Mengutip laman Pemkab Sumedang, makam keramat ini bermula dari tiga prajurit perempuan asal kerajaan Mataram yang singgah di Sumedang.
Ketika itu mereka mengemban misi untuk menaklukan kerajaan Panjalu.
Namun, misi tersebut gagal sehingga ketiganya memilih untuk tidak kembali karena ancaman hukuman mati.
Para prajurit tersebut yakni Mbah Gabug, Mbah Setayu, Mbah Naibah dan Mbah Naidah, yang masih saudara kandung.
Mbah Gabug Menghilang
Setelah tinggal di sana, Mbah Gabug justru tidak Nampak. Setelah tiga tahun empat puluh satu hari, mbah Gabug ditemukan dalam keadaan sedang bertafakur dan hampir meninggal.
Karena kondisi yang mengkhawatirkan, akhirnya ketiga saudara Mbah Gabug diminta bisikan gaib untuk mencari obat berupa kilaja susu munding. Dalam bahasa Indonesia, susu munding artinya susu kerbau.
Beberapa waktu, Mbah Gabug sembuh dan menyuruh ketiga sudaranya menggali tanah di area bekas dirinya ditemukan terbaring. Kemudian, lubang ditutup dengan rengge (ranting bambu), dan ketiganya pulang.
Gambar: Youtube Pelosok Sumedang
- MK Tolak Gugatan Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Kaesang Terganjal Maju Pilgub
- Kisah Perjuangan Kyai Makmur, Pahlawan Kemerdekaan dari Pemalang yang Tewas Tertembak Belanda
- Makam Berusia 1000 Tahun Berisi Jasad Wanita Tanpa Wajah, Ternyata Sosok Penting
- Terdapat Makam Pejabat Penting Era Hindu-Buddha, Begini Kisah Makam Ledek di Kota Salatiga
Muncul Cahaya dan Mbah Gabug Menghilang
Saat tengah malam, rupanya mereka kembali dan mengintip dari balik pepohonan. Namun tiba-tiba muncul “merong” cahaya yang memancar dari lubang yang telah diberi rengge atau ranting bambu tersebut.
Setelah ditelusuri, Mbah Gabug justru menghilang dan tidak pernah ditemukan. Kata merong atau cahaya serta rengge yakni bambu, diyakini menginspirasi nama desa tersebut yakni Desa Merongge.
Sejak saat itu, lokasi pelan-pelan mulai didatangi warga desa yang penasaran karena Mbah Gabug yang hilang. Beratus-ratus tahun kemudian, mitos ini masih dipegang oleh masyarakat sekitar.
Dipercaya Mampu Pikat Lawan Jenis
Sementara itu, ajian pemikat lawan jenis muncul berdasarkan keterangan juru kunci setempat. Saat muda, Mbah Gabug, Mbah Setayu, Mbah Naibah dan Mbah Naidah memiliki paras yang cantik.
Bahkan setelah tua, kecantikannya tidak pudar dan memiliki daya pikat yang kuat. Itulah sebabnya, kekuatan mereka dipercaya masih ada hingga saat ini dan dianggap mujarab.
Dari sana, tak sedikit warga yang meminta untuk memikat jodoh, bahkan meminta agar hasil pertanian dan usahanya bisa terus berkembang. Lalu, tak sedikit juga orang-orang yang memiliki jabatan datang ke makam untuk berziarah dan meminta karirnya lancar.
Ramai saat Malam Jumat Kliwon
Adapun makam tersebut akan ramai didatangi para peziarah saat malam Jumat khususnya Kliwon dalam penanggalan Jawa.
Para peziarah datang dari berbagai kota dan kabupaten di wilayah Jawa Barat, bahkan ada yang dari luar daerah.