Melihat Desa Sukamulya di Garut yang Alami Pergerakan Tanah Sejak Maret, Retakan Memanjang dengan Kedalaman 12 Meter
Retakan tampak membentang sejauh sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter.
Retakan tampak membentang sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter.
Melihat Desa Sukamulya di Garut yang Alami Pergerakan Tanah Sejak Maret, Retakan Memanjang dengan Kedalaman 12 Meter
Sudah dua bulan terakhir masyarakat di Desa Sukamulya, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut hidup dalam ketidaktenangan. Pasalnya, kampung mereka mengalami pergerakan tanah yang cukup parah, dengan kondisi retakan lebar dan memanjang.
Dari hasil pantauan, retakan membentang sejauh sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter. Terlihat retakan juga membesar, dan membelah tanah-tanah di sekitar permukiman warga sehingga tidak layak untuk ditinggali.
-
Kapan tanah laterit terbentuk? Ini karena tanah laterit memiliki banyak kandungan zat besi dan alumunium. Unsur hara dalam tanah ini sudah hilang karena larut oleh curah hujan yang tinggi.
-
Kapan prasasti tanah liat itu ditemukan? Sebuah prasasti seukuran telapak tangan ditemukan pada Mei 2023 oleh Kimiyoshi Matsumura, seorang arkeolog di Institut Arkeologi Anatolia Jepang.
-
Apa saja tempat wisata alam yang ditawarkan di Garut? Garut menawarkan berbagai macam wisata alam, seperti wisata gunung, wisata pantai, wisata air terjun, wisata kebun teh, wisata hutan, dan wisata air panas.
-
Dimana letak Gumuk Pasir Tungtung Karang di Garut? Adalah Gumuk Pasir Tungtung Karang yang terletak persis di Pantai Sayang Heulang, Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk.
-
Kapan Gapura Sekar Putih dibangun? Namun, ide ini baru terealisasi setelah penetapan gemeente Mojokerto pada 1911.
-
Bagaimana prajurit tanah liat itu dibuat? Patung tentara itu dibuat dari tanah liat. Dibuat dengan sangat detil, lengkap dengan baju zirah dan senjata.
Tak sampai di situ, sebab tidak sedikit rumah warga yang mengalami kerusakan sedang hingga cukup berat. Kondisinya hancur, sehingga pemilik memilih meninggalkannya.
Ketua RT Kampung Tengah, Maska, turut mengabarkan kondisi terkini di wilayah permukiman mereka.
Bukit di Sekitar Berpotensi Longsor.
Diungkap Maska, jika warga sekitar saat ini mengalami kondisi ketakutan karena topografi tanah di sana yang merupakan perbukitan.
Mereka khawatir jika bukit yang ada di Kampung Tengah akan longsor.
Sampai saat ini, tercatat sebanyak delapan rumah yang terdampak pergerakan tanah, enam rusak besar dan dua mengalami kerusakan sedang.
“Rumah yang hancur rusak berat sudah enam unit, yang rusak sedang sudah dua, warga sangat ketakutan karena bukit ini kalau hujan berpotensi longsor sampai ke daratan di bawah dekat sungai,” terangnya beberapa waktu lalu, mengutip Liputan6, Kamis (30/5).
Pergerakan Tanah Berlangsung Sejak Maret
Maska mengatakan bahwa pergerakan tanah sudah terjadi sejak Maret 2024 lalu. Sejak itu, pergerakan terus terjadi dengan kondisi yang kian parah.
Terlihat retakan memanjang ratusan meter dengan kedalaman mencapai 12 meter. Akibatnya, sebanyak 48 rumah dan lahan milik warga seluas 57 hektare terancam terkena dampaknya.
Saat ini warga yang berada di zona tidak aman sudah mengungsi ke rumah sanak saudara yang lebih aman.
- Tujuh Jasad Remaja di Kali Bekasi Ditemukan Berjarak 150 Meter dari Tempat Berkumpul
- Ngeri, Ular Sanca 4 Meter Lilit Kucing sampai Tak Berdaya di Perumahan Warga
- Lima Daerah di Sumsel Terendam Banjir, Kabupaten Ini Terparah hingga 2 Meter
- Bekasi Diguyur Hujan Deras sejak Siang, Tanggul Kali Cilemahabang Jebol 20 Meter
“Khawatir longsor, apalagi sudah seminggu ini hujan,” tambahnya.
Bukit Terbelah dan Rumah Roboh Jadi Pemandangan di Kampung Tengah saat Ini
Selama seminggu diguyur hujan, sudah terjadi patahan yang cukup besar. Bahkan, sebuah bukit di sana sudah tampak terbelah dan dikhawatirkan menyebabkan longsor.
Salah seorang warga mengaku, jika dampak dari pergerakan tanah ini membuat rumah orang tua dan tetangganya roboh.
“Kami khawatir bukit yang ditinggali akan terjadi longsor, khususnya di saat cuaca hujan. ini Sebelumnya ada dua rumah, termasuk orangtua saya roboh akibat pergerakan tanah ini,” kata warga Kampung Tengah bernama Puloh (55).
Retakan Membesar
Mengutip YouTube Update Garse, terlihat bukit di pinggir sawah mengalami retakan akibat pergerakan tanah. Posisinya memanjang, dengan beberapa pohon pisang yang terbawa.
Video tersebut diunggah pada 24 April 2024, atau sekitar satu bulan lalu.
“Pergeseran Tanah di Desa Sukamulya, Kecamatan Pakenjeng, Garut,”
tulis pengunggah video di akun tersebut.
merdeka.com
Tagih Janji Pemerintah
Terakhir, warga di sana juga menagih janji Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Garut yang sebelumnya akan melakukan relokasi warga ke lokasi lebih aman.
Namun sampai dengan akhir bulan Mei ini, janji tersebut belum terealisasi. Warga berharap pemindahan bisa segera dilakukan, mengingat kondisi Kampung Tengah yang sudah tidak aman terlebih hujan masih mengguyur.
“Warga lebih memilih beraktifitas sekaligus mengontrol kondisi kampungnya saat cuaca cerah di siang hari,” tambah Maska.