Melihat Jejak Kebudayaan Jawa di Masjid Agung Manonjaya Tasikmalaya, Ada Kubah yang Simbolkan Perdamaian
Masjid ini menawarkan daya tarik arsitektur kuno dan percampuran budaya Jawa dengan Sunda
Masjid ini menawarkan daya tarik arsitektur kuno dan percampuran budaya Jawa dengan Sunda
Melihat Jejak Kebudayaan Jawa di Masjid Agung Manonjaya Tasikmalaya, Ada Kubah yang Simbolkan Perdamaian
Kemegahan Masjid Agung Manonjaya di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat masih bisa terlihat hingga sekarang. Bangunan ini menjadi ikon kejayaan Islam di tanah Priangan pada masa silam. Terdapat kubah yang bercorak kebudayaan Jawa sebagai simbol perdamaian.
Masjid Agung Manonjaya menjadi salah satu bangunan tertua yang masih eksis sejak 1837. Oleh pemerintah setempat, statusnya diubah menjadi cagar budaya pada 1975 lalu. Ini karena arsitektur kunonya tidak diubah sama sekali walau sudah berkali-kali direnovasi.
-
Mengapa Masjid Agung Kota Kediri menjadi tempat wisata religi? Sebagai destinasi wisata religi dan budaya, Masjid Agung Kediri memainkan peran penting dalam membuka wawasan dan pemahaman tentang Islam di kota tersebut.
-
Mengapa Masjid At Taqwa Cirebon diganti namanya? Alasan renovasi juga karena posisinya sudah cukup melenceng dari arah kiblat, sehingga perlu diluruskan. Setelahnya, Koordinator Urusan Agama Cirebon, R. M. Arhatha, menginisiasi pergantian nama masjid agar tidak lagi menggunakan kata “Agung”. Ini karena saat itu sudah ada masjid bernama Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang ada di Alun-Alun Kasepuhan dan menjadi salah satu masjid kuno paling tua yang ada di sana.
-
Kenapa Masjid Agung Surakarta menjadi tempat wisata religi yang berbeda? Selain dapat beribadah, di sini Anda juga dapat merasakan sensasi wisata religi yang berbeda.
-
Kenapa Masjid Ats Tsauroh disebut Masjid Agung Serang? Penyematan nama Masjid Agung Serang sendiri karena pertimbangan posisi yang berada di tengah pusat kota, dengan kapasitas jemaah yang besar.
-
Kenapa Masjid Raya Al Mashun di Medan menjadi tempat wisata religi favorit? Masjid yang lebih dikenal dengan nama Masjid Raya Medan ini termasuk salah satu ikon Kota Medan dan menjadi tempat wisata religi favorit di kota ini.
-
Bagaimana Masjid Jami' Matraman menjadi pusat dakwah? Masjid mulai berfungsi sebagai pusat dakwah setelah sebagian prajurit memutuskan untuk tinggal dan menjadi pendakwah.
Banyak jemaah datang untuk melaksanakan ibadah di sini, termasuk mengagumi keindahannya. Lokasi ini menjadi destinasi wisata sejarah dan religi yang wajib dikunjungi saat bertandang ke wilayah Tasikmalaya.
Bentuknya Khas Bangunan Belanda
Mengutip Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, ciri khas Masjid Manonjaya adalah dari bentuknya. Desainnya masih bergaya Belanda ala abad ke-19, dengan dua menara kubah di sisi kanan dan kirinya.
Dua menara ini merupakan tempat pengurus masjid untuk mengumandangkan azan kala itu. Posisinya persis menghadap ke arah pusat alun-alun, sehingga bisa menjangkau umat Islam yang ada di pusat kota.
Terdapat delapan deret pilar besar untuk menopang atap masjid, yang saat itu lazim digunakan di banyak bangunan megah milik pemerintah kolonial.
Nuansa Tradisional yang Terus Dirawat
Nuansa tradisional dari masa pemerintahan Wiradadahan IV yang berkuasa kala itu masih bisa dilihat sampai sekarang.
Keindahan bangunan tradisional ini ada pada ruang salat untuk wanita, serambi (pendopo) di sebelah timur, dan mustaka atau Memolo pada bagian kubah.
Masjid ini menjadi salah satu rumah ibadah dengan jumlah tiang terbanyak, yakni 61 buah. Tiang-tiang ini memiliki diameter sekitar 50-80 sentimeter (cm).
- Habiskan dana Miliaran, Begini Potret Masjid Mewah dan Megah di Daerah Terpencil Bikin Mata Terkesima
- Menjaga Tradisi, Begini Suasana Perkampungan Suku Jawa Kuno Kejawen Adat Istiadatnya Masih Kental
- Keunikan Masjid Merah Kedung Menjangan, Padukan Budaya Cirebon, Tiongkok dan Kudus
- Sisi Unik Masjid Jami Assuruur Kebon Jeruk, Bangunannya Khas Belanda Berhias Kayu Jepara
Jejak Kebudayaan Jawa di Tanah Sunda
Masjid ini juga memiliki corak khas yang tidak dihilangkan sejak dulu, yakni Memolo atau mastaka di ujung kubah.
Mengutip laman Kubah Masjid, Memolo pada Masjid Agung Manojaya mengisyaratkan hadirnya budaya Jawa di tanah Priangan. Memolo yang ada di puncak atap tertinggi Masjid Agung Manojaya berbentuk mahkota.
Disebutkan bahwa Memolo merupakan ciri bangunan sakral dari kebudayaan Hindu-Buddha di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain itu karena jumlah tiang pancang mencapai 60 buah, maka masjid ini juga disebut ndalem sewidhak yang artinya dalam bahasa Jawa rumah dengan 60 penyangga.
Adanya unsur Jawa di Masjid Agung Manonjaya mencerminkan keakraban dan persahabatan dari dua budaya yakni Sunda dan Jawa.
Sempat Hancur Karena Gempa
Bangunan masjid juga pernah mengalami kehancuran yang cukup dahsyat pada 2 September 2009 lalu. Kala itu terjadi bencana gempa bumi berkekuatan 7,3 magnitudo.
Akibatnya banyak bangunan yang mengalami kehancuran, tak terkecuali Masjid Agung Manonjaya.
Sebanyak 60-an tiang penyangga hancur tak bersisa, lalu pendopo bagian depan juga tak bisa diselamatkan.
Adapun Masjid Agung Manonjaya berada di Dusun Manonjaya, Desa Kelompok Tengah, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Cianjur.
Bedug Masjid Agung Manonjaya di Tasikmalaya