Mencicipi Jajanan Legendaris Kerupuk Bangreng Khas Sumedang, Bungkusnya Unik
Berbeda dari kerupuk pada umumnya, kerupuk khas Sumedang ini dibungkus dengan cara yang tak biasa.
Berbeda dari kerupuk pada umumnya, kerupuk khas Sumedang ini dibungkus dengan cara yang tak biasa.
Mencicipi Jajanan Legendaris Kerupuk Bangreng Khas Sumedang, Bungkusnya Unik
Dibungkus kertas warna warni, jajanan kerupuk yang satu ini terbilang unik. Bentuknya tak kurang dari setengah ukuran jempol orang dewasa, dengan ukuran persegi kecil.
-
Kenapa Kupat Tahu Sumedang menjadi menu sarapan favorit? Isiannya yang lengkap, mulai dari irisan tahu kuning, potongan lontong, isian tauge, dan tentunya bumbu kacang yang nikmat.
-
Di mana resep makanan tradisional Indonesia ini ditemukan? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (5/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Di mana Nasi Kuning Banjir yang legendaris di Sukabumi bisa ditemukan? Salah satu tempat yang menyajikan nasi kuning banjir adalah di Gang Nugraha, Sukabumi. Tempat ini sudah legendaris sejak 1935 silam.
-
Apa jenis keju tradisional dari Sulawesi Selatan yang terbuat dari susu kerbau? Keju yang satu ini tak kalah mantapnya dengan keju Eropa, karena Dangke memiliki ciri dan karakteristik yang unik.Penasaran dengan keju lokal ini? Simak ulasan informasinya yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut.
-
Apa yang ditawarkan di Kampung Kawangi, Sumedang? Pengunjung bisa mendapatkan tiga keuntungan sekaligus yakni kuliner Sunda yang lezat, panorama alam yang indah dan kebudayaan lokal yang bikin nostalgia.
-
Bagaimana Saung Kopi Hawwu menyajikan menu tradisionalnya? Rumah makan ini menawarkan konsep makan yang unik, yakni prasmanan dengan nasi sepuasnya seharga Rp10 ribu.
Warga Sumedang biasa menyebutnya sebagai Kerupuk Bangreng. Makanan ringan ini melegendaris sejak dulu. Saat berkunjung ke kota ini, jangan lupa sempatkan diri untuk mencicipi lezatnya Kerupuk Bangreng yang renyah.
Dijual di Alun-alun
Kerupuk ini mudah ditemui, salah satunya di kawasan alun-alun, Masjid Agung Kabupaten Sumedang. Penjual kerupuk ini menggunakan pikulan unik, berbentuk tabung besar di depan dan belakangnya. Di sana, terisi penuh bungkusan Kerupuk Bangreng. Saat dikunyah, sensasi renyah berpadu gurih dari bawang putih sangat terasa. Kerupuk Bangreng cocok untuk jajanan sembari menikmati keindahan kota Sumedang.
Dibungkus kertas warna warni
Dikutip dari kanal YouTube Kebudayaan Sumedang, Minggu (20/8), makanan ini memiliki ciri khas dibungkus kertas warna-warni.
Menurut salah satu pelaku usaha Kerupuk Bangreng, Tarsa, kerupuk ini dibungkus dengan kertas telur atau serupa kertas minyak agar menarik. “Sebelumnya menurut orang tua ada empat pabrik di Desa Ambit (Situraja),” kata Tarsa.
Asal usul nama Kerupuk Bangreng
Tarsa mengatakan bahwa istilah Bangreng di kerupuk tersebut muncul dari para pembeli di masa silam. Saat itu, penjual kerupuk ini banyak berjualan di acara kebudayaan desa bernama Bangreng, sehingga para pembeli mengindetikannya dengan kerupuk tersebut. Sebelumnya, kerupuk ini bernama Kerupuk Ronyok, karena dijual secara massif dan direnteng (digantung).
- Mencicipi Keukarah, Kue Kering Legendaris Khas Serambi Makkah Mirip Sarang Burung
- Dulu Harganya Rp500 Dapat Dua, Icip Uniknya Jajanan SD Buburgeran yang Legendaris di Garut
- Mencicipi Kuliner Langka Indramayu Mi Kemi, Kuahnya Unik pakai Ebi Cita Rasa Legendaris Sejak 1980
- Mencicipi Uniknya Rujak Jaran yang Legendaris di Cirebon, Isinya Sayur bukan Buah
Sudah ada sejak 1940-an
Menurut saksi sejarah lain, kerupuk ini sudah ada sejak zaman transisi antara penjajahan Belanda ke penjajahan Jepang.
Saat itu, kerupuk ini berasal dari Kecamatan Situraja, dan banyak dijual di acara-acara hajatan. Saat awal-awal, penjualan kerupuk ini masih belum menggunakan kertas warna warni seperti sekarang.
Tersedia dua rasa
Sementara, Kerupuk Bangreng sendiri memiliki dua varian rasa yakni original dan terasi udang. Untuk yang original, bahannya tepung tapioka, penyedap rasa, garam dan bawang putih. Sedangkan untuk yang terasi hampir sama, namun diberi tambahan terasi udang dengan aroma khas. “Jadi memang ada dua varian rasa, original dengan rasa terasi,” kata pembuat Kerupuk Bangreng lain, Udin.
Proses pembuatannya masih tradisional
Udin menambahkan, pembuatannya masih tradisional. Mula-mula adonan tapioka diuleni, lalu dimasukkan ke mesin cetak.
Mesin cetaknya masih terbuat dari kayu panjang, dengan bagian penekan berupa besi berukuran setengah meter, dan diberi pemberat batu.
Saat ini, Kerupuk Bangreng banyak dibuat di sentra rumahan, Kecamatan Situraja, dengan harga yang terjangkau.