Mengunjungi Diorama Soekarno di Gedung Arsip Nasional, Hadirkan Bentuk Kamar Pengasingan sampai Foto Tanpa Peci
Pengunjung akan diajak untuk mengenal lebih dekat dari sosoknya yang jarang tersorot, melalui bentuk kamar pengasingan sampai saat dirinya tidak memakai peci.
Ingin melihat perjalanan hidup Soekarno secara lengkap? Mampirlah ke Pusat Studi Arsip Statis Kepresidenan (Pusdiapres) di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Kota Jakarta Barat.
Di dalam ruangan yang nyaman, tertampil beragam dokumentasi foto mulai dari masa Bung Karno kecil sampai ia menjadi Bapak Proklamator Bangsa. Turut disertakan narasi yang terkait dengan foto, maupun barang-barang yang pernah menemaninya selama melawan penjajah.
-
Dimana Soekarno diasingkan? Penganan Pelite rupanya juga menjadi kue favorit Bung Karno saat berada dipengasingan di Kota Muntok sekitar tahun 1949.
-
Apa yang dilakukan Presiden Soekarno di Pesanggrahan Kotanopan? Presiden Soekarno kala itu sempat melakukan pidato singkat untuk mempersatukan masyarakat Sumatra yang ingin merdeka.
-
Kapan Presiden Soekarno berorasi di bioskop Garuda Theatre? Dilansir dari kanal Liputan6.com, waktu itu Presiden Soekarno pernah menggunakan gedung bioskop bernama Garuda Theatre sebagai panggung untuknya berorasi di depan khalayak banyak.
-
Mengapa Soekarno harus dirawat giginya di Istana Merdeka? Saat itu, Soekarno sedang diperlakukan sebagai tahanan politik pasca peristiwa G30S yang di mana ia dicurigai ikut berperan dalam peristiwa tersebut.
-
Bagaimana cara Soekarno meresmikan Hotel Indonesia? Sukarno menggunting pita sebagai tanda peresmian hotel ini, setelah merencanakan pembangunannya selama 2 tahun.
-
Bagaimana cara drg. Oei memeriksa gigi Soekarno di Istana Merdeka? Peralatan tersebut diangkut dengan truk dipasang di Istana, dan setelah selesai harus dibawa kembali dengan cara yang sama.
Menariknya lagi, pengunjung akan diajak untuk mengenal lebih dekat dari sosoknya yang jarang tersorot, melalui bentuk kamar pengasingan sampai saat dirinya tidak memakai peci. Seluruh dokumentasi arsip tersebut bisa dilihat secara terbuka oleh seluruh lapisan masyarakat, sebagai media untuk mengenal sejarah bangsa.
Mengenal Soekarno Kecil dan Remaja
Mengutip anri.go.id, di dalam gedung tersebut terdapat proses kelahiran bangsa Indonesia mulai dari era kerajaan, penjajahan, perjuangan bangsa, proklamasi kemerdekaan hingga perenungan.
Di salah satu bagiannya, terdapat dokumentasi Soekarno mulai dari masa kecil hingga dewasanya. Di sana, terdapat foto Soekarno kecil yang ikonik, yakni menggunakan blangkon.
Turut dijabarkan bagaimana ia banyak menempa diri dengan buku, lalu berkesempatan ke sekolah yang mumpuni, mempelajari berbagai keilmuan mulai dari seni, politik, perhitungan dan lain sebagainya.
Dalam salah satu diorama, disebutkan bahwa Soekarno belajar politik kepada H.O.S Tjokroaminoto, lalu mempelajari estetika bangunan dengan Prof. Charles Prosper Wolff Schoemaker dan Dullah.
- Menengok Jejak Sejarah Perkeretaapian di Museum Lawang Sewu, Kini Jadi Tempat Wisata Favorit di Semarang
- Menengok Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu, Suasana Asri dengan Sentuhan Arsitektur Klasik
- Mengunjungi Pesanggrahan Kotanopan Mandailing, Saksi Bisu Presiden Soekarno Persatukan Rakyat Sumatra
- Mengunjungi Petilasan Mbah Joget Penari pada Masa Kolonial Belanda, Ada di Puncak Bukit Kota Semarang
Tampilkan Foto Candid Soekarno Tiap Usia
Bergeser sedikit, terdapat beberapa foto candid alias tanpa gaya dari Soekarno di masing-masing usianya.
Pertama, adalah Soekarno saat masih remaja di usia belasan tahun, lalu Soekarno saat berusia 30 tahun tampak tengah melihat selain ke kamera, kemudian foto Soekarno 44 tahun yang tengah duduk menyilangkan kaki.
Kemudian, foto Soekarno berusia 55 tahun yang memakai kemeja putih dan berkacamata hitam, serta saat Soekarno berusia 61 tahun dan tengah menjulurkan tongkatnya memakai jas dan peci hitam.
Peralatan Pribadi Soekarno
Beberapa barang pribadi miliknya juga ditampilkan dalam diorama, seperti pakaian jas, peci hitam kebesarannya, tulisan tangan, sampai foto kendaraan roda empat yang dulu digunakan saat berdinas setelah menjadi presiden.
Menurut catatan di sana, Soekarno merupakan sosok dengan nilai interaksi sosial yang tinggi. Ia pun kerap menjaga penampilan, sehingga bisa menghantarkan ke takhta tertinggi di republik Indonesia yakni sebagai seorang presiden.
Soekarno juga memiliki wibawa yang besar, dan seluruhnya tergambar jelas di diorama yang terarsip di sana.
Tampilkan Kamar saat Pengasingan dan Soekarno Tanpa Peci
Merujuk Instagram Jakita yang dikelola oleh Pemprov DKI Jakarta, pengunjung masih akan disuguhkan peninggalan pribadi dari Soekarno, yakni sebuah replika kamar.
Kamar yang ditampilkan bukan ruangan pribadi biasa, lantaran merupakan kamar tahanan saat dirinya diasingkan Belanda. Ukurannya sangat kecil, kecil kasur untuk satu orang dan toilet jongkok di sampingnya yang berdempetan.
Selain itu, pengunjung juga bisa menyaksikan foto Soekarno yang berbeda yakni saat dirinya tidak memakai peci. Saat itu, Soekarno sangat mensakralkan pecinya karena menggambarkan budaya melayu yang dekat dengan Indonesia.
Soekarno dalam Empat Babak
Secara umum, diorama yang menggambarkan kehidupan Soekarno terdiri atas empat babak. Di hall pertama, sosoknya dikenal dalam visual Aku Indonesia. Diorama ini menjelaskan kelahiran, remaja hingga pendidikannya.
Lalu, di hall ke-2, didokumentasikan Soekarno sebagai Jalan Politik. Bagaimana dirinya memulai karir politik hingga disegani oleh para pejuang serta negara lainnya. Selanjutnya adalah diorama Patron Budaya yang memvisualkan Soekarno melakukan interaksi dengan budaya dan kearifan lokal.
Terakhir adalah Kesejahteraan dan Kerakyatan, di mana ia digambarkan sebagai sosok yang mampu membawa Indonesia lepas dari penjajahan, sekaligus rekam jejaknya selama menjadi presiden pertama Indonesia.