Penderita TBC di Cianjur Terus Meningkat, Pemkab Beri Layangan Berobat Gratis
Angka penderita penyakit Tuberculosis atau TBC terus meningkat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Penyakit ini mengancam kesehatan warga jika tidak diperhatikan.
Penderita TBC di Cianjur Terus Meningkat, Pemkab Beri Layangan Berobat Gratis
Angka penderita penyakit Tuberculosis atau TBC terus meningkat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kenaikan ini diketahui berlangsung dalam kurun 2021-2023. Informasi ini diungkap oleh Kabid Penanganan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Cianjur, dokter Frida Laila Yahya, Selasa (11/7) kemarin. Walau demikian angka kematian bisa ditekan dengan pengobatan rutin. Untuk memfasilitasi para pasien, Pemerintah Kabupaten Cianjur kemudian memberikan layanan pengobatan gratis di puskesmas. Berikut informasi selengkapnya.
-
Bagaimana cara mencegah penularan TBC? Mencegah penularan TBC (Tuberkulosis) sangat penting untuk menghentikan penyebaran penyakit ini. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah penularan TBC: Hindari Kontak Dekat dengan Penderita TBC: Jika seseorang batuk, bersin, atau berbicara, mereka dapat menyebarkan droplet yang mengandung bakteri TBC ke udara. Hindari berada di ruangan tertutup tanpa ventilasi bersama penderita TBC untuk waktu yang lama.Gunakan Masker: Menggunakan masker saat berada di tempat umum atau saat bekerja di fasilitas kesehatan dapat membantu mencegah penularan TBC.Cuci Tangan: Mencuci tangan dengan sabun dan air selama setidaknya 40 detik dapat membantu menghilangkan kuman, termasuk bakteri TBC. Jaga Daya Tahan Tubuh: Meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara berolahraga teratur, mengonsumsi makanan bergizi, menjaga berat badan ideal, cukup tidur, mengelola stres, dan menghindari merokok serta alkohol.Vaksinasi BCG: Vaksin BCG dapat memberikan perlindungan terhadap TBC, terutama pada anak-anak.Etika Batuk dan Bersin: Tutup mulut dengan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin untuk mencegah penyebaran kuman.Pengobatan TBC yang Berkualitas: Memberikan pengobatan yang tepat dan teratur pada pasien TBC hingga sembuh sangat penting untuk mencegah penularan kepada orang lain. Ventilasi Udara yang Baik: Memastikan ventilasi udara yang baik di rumah dan tempat kerja dapat mengurangi risiko penularan TBC.Pendidikan dan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran tentang cara penularan dan pencegahan TBC sangat penting, terutama di negara-negara dengan tingkat penularan TBC yang tinggi.Pemeriksaan Rutin: Jika Anda memiliki risiko tinggi atau gejala TBC, lakukan pemeriksaan medis secara rutin.
-
Bagaimana cara mencegah penularan TBC pada anak? Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang dapat menyebar melalui percikan air liur saat berbicara, batuk, atau bersin. Berikut adalah beberapa cara mencegah penularan TBC pada anak: Vaksinasi BCG: Anak perlu mendapatkan vaksin Bacille Calmette-Guérin (BCG) sejak usia 2 bulan. Vaksin ini membantu melindungi dari infeksi TBC.Hindari kontak dengan penderita TBC: Jauhi kontak dengan orang yang menderita TBC, terutama jika mereka batuk, bersin, atau bicara. Risiko penularan lebih tinggi dalam ruangan tertutup tanpa ventilasi bersama penderita TBC. Gunakan masker: Saat berada di tempat umum, gunakan masker untuk menghindari penularan dari orang yang tanpa sengaja batuk atau bersin di dekat Anda.Cuci tangan: Cuci tangan dengan sabun selama minimal 40 detik untuk menghilangkan bakteri TBC yang mungkin ada di tangan.Jaga daya tahan tubuh: Makan gizi seimbang, berolahraga, tidur cukup, dan hindari merokok untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
-
Apa saja gejala TBC pada anak? Anak Anda mungkin mengalami TBC jika memiliki gejala-gejala antara lain sebagai berikut: Batuk yang berkepanjangan: Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu dapat menjadi gejala awal TBC.Demam: Demam yang berlangsung lebih dari 2 minggu dapat menjadi gejala TBC.Berat Badan Turun Drastis: Kehilangan berat badan drastis dapat menjadi tanda adanya infeksi TBC.Badan Menggigil: Badan menggigil dapat menjadi gejala TBC.Badan Berkeringat Malam Hari: Berkeringat di malam hari dapat menjadi gejala TBC. Kehilangan Nafsu Makan: Kehilangan nafsu makan dapat menjadi gejala TBC.Nyeri Dada: Nyeri dada dapat menjadi gejala TBC.Sulit Bernapas: Sulit bernapas dapat menjadi gejala TBC.Dalam beberapa kasus, TBC pada anak tidak menunjukkan gejala apa pun, sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan rutin dan tes untuk mendeteksi infeksi awal.
-
Siapa yang memberikan pengobatan gratis kepada masyarakat di Surabaya? Saat itu, dr. Soetomo meminta masyarakat pribumi yang tidak mampu membayar biaya pengobatan di Rumah Sakit Umum Simpang/Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (sekarang Delta Plaza), menuju kliniknya di Simpang Dukuh 12 untuk mendapatkan pengobatan gratis.
-
Kapan TBC bisa menular? TBC dapat menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau meludah.
-
Bagaimana BPBD Cilacap membantu warga yang terdampak kekeringan? Untuk itu, pihaknya menyalurkan bantuan berupa air bersih. Hingga Selasa (14/8), BPBD Cilacap telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 40 tangki yang bersumber dari APBD Kabupaten Cilacap tahun anggaran 2023.
Satu penderita bisa tulari sampai 15 orang
TBC dianggap penyakit serius karena dapat menular serta berbahaya. Bahkan satu penderita TBC mampu menulari hingga 15 orang di sekitarnya yang harus diwaspadai. Dokter Frida meminta kepada warga yang anggota keluarganya menderita sakit TBC harus melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh atau screening guna memastikan tidak tertular. "Satu orang penderita TBC dapat menularkan penyakitnya terhadap 10 sampai 15 orang di sekitarnya, sehingga perlu dilakukan screening untuk memastikan kondisi kesehatan orang terdekat,” kata dr Frida, mengutip ANTARA.
Termasuk penyakit berbahaya
Mengutip laman Kemenkes RI, TBC merupakan penyakit berbahaya yang menyerang paru-paru. Dampaknya, penderita akan mengalami gangguan pernapasan seperti batuk kronis dan sesak napas. Jika tidak ditangani segera, penyakit ini bisa fatal karena bakteri Mycobacterium Tuberculosis dapat menjalar ke organ tubuh lain, seperti ginjal, tulang, sendi, kelenjar getah bening, atau selaput otak. Indonesia sendiri saat ini menepati posisi ke-3 sebagai negara dengan kasus TBC tertinggi di dunia, setelah India dan China. Ada sebanyak 845.000 penderita TBC di negara ini, berdasarkan data 2019 lalu.
Walau tidak secepat influenza, penyakit TBC dapat beresiko tinggi menulari orang lain.
Kemenkes RI menyebut kalangan yang rentan adalah mereka yang tinggal di kawasan padat, petugas kesehatan yang menangani pasien TBC, lansia dan anak-anak, pengguna NAPZA, penderita ginjal stadium lanjut, orang yang kekurangan gizi, pecandu rokok dan alcohol sampai orang dengan kekebalan tubuh lemah.
Beberapa gejala yang mesti diwaspadai sebagai TBC di antaranya batuk dengan durasi lebih dari 3 minggu, batuk berdahak bahkan mengeluarkan darah, nyeri dada saat bernapas atau batuk, berkeringat malam hari sampai hilang nafsu makan.
Angka TBC di Cianjur meningkat
Berdasarkan catatannya, kasus TBC di Kabupaten Cianjur pada 2021 sebanyak 4.643, lalu di 2022 menjadi 7.107 dan di 2023 per Januari sampai Juli terdapat 3.403 kasus. Angka kematian dari penderita penyakit TBC dalam tiga tahun terakhir juga sempat meningkat. Pada 2021, jumlah pasien meninggal dunia mencapai 73 orang. Di tahun berikutnya angka pasien meninggal bertambah menjadi 100 orang. Sedangkan pada 2022, jumlahnya turun menjadi 22 orang. "Kami meminta warga ikut serta mencegah penyakit TBC dengan menjaga kebersihan diri, keluarga dan lingkungan sekitar,” imbaunya
- Manjakan Penumpang, Pengemudi Taksi Ini Sediakan Camilan hingga Obat Gratis
- Gejala TBC Paru, Penyebab, Penularan, dan Cara Pencegahannya
- Pemkab Cianjur Buka Pendaftaran Nikah Gratis, Penghulu sampai Gedung Ditanggung Pemerintah
- Sambut Hari Bhayangkara ke-77, Polda Sumatra Utara Gelar Layanan Kesehatan Gratis
TBC bisa sembuh dengan pengobatan tuntas
Penyakit ini pun disebut dinkes bisa sembuh hanya dengan pengobatan rutin selama enam bulan. Pasien diminta patuh terhadap araha dokter, sebagai cara membunuh bakteri melalui pemberian obat-obatan. Penderita juga harus selalu berkonsultasi, dan memantau kondisinya, termasuk menjaga agar orang-orang sekitar tidak tertular. “Bagi penderita harus meminum semua obat sesuai resep, sampai dokter memberikan arahan pengobatan selanjutnya," katanya, menambahkan.
Upaya dinkes untuk tangan TBC di Cianjur
Adapun sejumlah upaya dilakukan dinkes, selain memberikan layanan kesehatan gratis, pihaknya juga melakukan sosialisasi akan bahaya penyakit tersebut. Untuk berobat, penderita bisa ke puskesmas tanpa dipungut biaya, maupun ke rumah sakit dengan layanan BPJS Kesehatan. "Kami menggencarkan sosialisasi ke warga hingga ke pelosok untuk menekan angka TBC di Cianjur yang masih tinggi dengan rutin melakukan cek kesehatan dan bagi penderita rutin melakukan pengobatan ke puskesmas atau rumah sakit serta menjaga protokol kesehatan," katanya lagi.