Punya Julukan Singa dari Jawa Barat, Begini Kisah K.H Abbas Abdul Jamil yang Semangat Melawan Belanda
Salah satu rekam jejak K.H Abbas terlihat saat melawan penjajah dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Salah satu rekam jejak K.H Abbas terlihat saat melawan penjajah dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Punya Julukan Singa dari Jawa Barat, Begini Kisah K.H Abbas Abdul Jamil yang Semangat Melawan Belanda
K.H Abbas Abdul Jamil menjadi salah satu ulama yang menentang adanya penjajahan di Cirebon. Ia tak segan terjun langsung untuk memukul mundur para penjajah, seperti pada pertempuran 10 November di Kota Surabaya.
Selama memimpin Pondok Pesantren Buntet, Kiai Abbas (sapaannya) terus menyampaikan semangat nasionalisme kepada para santri yang ia asuh. Ia yakin, kekuatan santri yang jumlahnya tidak sedikit mampu menumbangkan bangsa penjajah yang sewenang-wenang di Indonesia.
-
Siapa Abu Bakar Aceh? Abu Bakar Aceh, seorang tokoh intelektual tersohor asal Aceh yang telah melahirkan banyak karya di bidang keagamaan, filsafat, dan kebudayaan.
-
Apa yang dilakukan Syekh Nurjati di Cirebon? Di Cirebon, keduanya sepakat mulai mengajarkan ilmu Agama Islam yang saat itu masih banyak yang belum mengenalnya.
-
Siapa saja keturunan Syekh Jumadil Kubro? Secara keturunan, Syekh Jumadil Kubro merupakan ayah dari Sunan Ampel dan Sunan Giri.
-
Bagaimana kesenian Tayuban Cirebon dipertunjukkan? Pertunjukkan Tayuban Dalam pementasannya, kesenian ini dilakukan oleh seorang penari yang disebut ronggeng dan diiringi pemusik karawitan seperti kendang, goong, kenong, gamelan, kecrek dan suling. Musiknya cenderung dinamis, namun didominasi tempo lambat. Penarinya juga menggunakan selendang yang akan diberikan kepada tamu yang disambut untuk ikut menari.
-
Kapan Masjid Nur Abdillah diresmikan? Menurut kanal Youtube Traveling All In, masjid ini baru diresmikan pada 2021 lalu. Proses pembangunannya sudah dimulai sejak 2019 lalu, hingga kini menjadi ikon wisata religi di Kabupaten Serang, Banten.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
Kiai Abbas sempat dikenal karena karomahnya, karena mampu menghentikan kejahatan yang ketika itu merajalela. Sebelumnya, ia lahir di Buntet, Cirebon pada 7 Maret 1922 dan saat ini telah dikenang sebagai ulama berjuluk “Singa dari Jawa Barat” karena keberaniannya.
Gunakan Pendekatan Agama dalam Melawan Penjajahan
Mengutip YouTube Cirebonkab TV, Kiai Abbas menjadi sosok yang kesehariannya mempraktikkan amalan Al-Qur'an.
Salah satu yang menjadi modalnya dalam melawan penjajah adalah menghidupkan kembali Tarekat Tijaniyah yang didirikan oleh ulama Aljazair, Syekh Abul Abbas Ahmad At-Tijani (1737-1815).
Dalam gerakan ini, Kiai Abbas menyebarkan semangat mengedepankan syariat sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW dalam melawan tirani. Ada semangat kerasulan yang dibawa dalam gerakan ini, agar penjajahan yang memperbudak dan menyengsarakan rakyat dihapuskan.
Dari sini, ia terus membimbing santri agar tidak selalu menjadi ulama, namun menjadi tonggak keadilan dan pembela bangsa.
Karomah di Pertempuran 10 November Surabaya
Pertempuran 10 November di Surabaya tahun 1945. Ketika itu, Belanda kembali datang ke Indonesia, dengan membonceng sekutu. Mereka membombardir seisi kota melalui darat, udara dan laut.
Rakyat Surabaya kemudian marah, banyak sosok-sosok dari berbagai wilayah di Indonesia terlibat termasuk Kiai Abbas dari Cirebon. Dalam catatan di situs ahlussunahwaljamaah.wordpress.com, Kiai Abbas berhasil mengalahkan musuh melalui bantuan doa.
Setelah berdoa, musuh seperti terpental dan terhempas atas izin Allah. Lalu Kiai Abbas juga mengeluarkan kemampuan beladirinya yang sangat cepat, tanpa disadari oleh musuh.
Ketika itu, Kiai Abbas mengirimkan santrinya ke Surabaya bersama para laskar, termasuk Hizbullah. Dengan kekuatan doa, rombongan dari Buntet dan Jawa Barat ini terlibat aktif untuk memukul mundur pasukan sekutu dan Belanda.
- Mengenang Hari Pahlawan, Ini 7 Napak Tilas Bersejarah di Surabaya tentang Perjuangan para Pahlawan
- Jelang Sidang Praperadilan, Kubu Pegi Setiawan Bakal Hadirkan Saksi Kunci
- Jusuf Kalla Undang Anies-Muhaimin dan Surya Paloh Bukber, Bahas Apa?
- Ingin Kabur dari Serbuan Jepang, Ini Kisah Pelarian Orang-Orang Belanda di Pelabuhan Cilacap
Dinanti KH Hasyim Asy’ari
Saat itu, turut hadir KH Hasyim Asy’ari yang juga pendiri Nahdlatul Ulama.
Di masa genting, Bung Tomo meminta restu untuk menyerang tentara Inggris yang mulai melakukan perusakan. Namun KH Hasyim Asy’ari memintanya untuk menunggu Kiai Abbas dari Jawa Barat.
Setelah sampai, Bung Tomo beserta laskar yang dibawa Kiai Abbas langsung menyerang militer musuh. Sejak itu, Kiai Abbas makin dikenal karomahnya sehingga dijuluki “Singa dari Jawa Barat”.
Laskar yang disiapkan Kiai Abbas lantas turut disebar di masa perang revolusi ke berbagai daerah, termasuk untuk menghentikan upaya pecah belah negara oleh pihak-pihak dari Indonesia yang terhasut.
Setelahnya, Kiai Abbas terlibat aktif di keorganisasian NU dan perpolitikan untuk memantau kondisi negara. Kiai Abbas mengembuskan napas terakhirnya pada 10 Agustus 2007 di usia 85 tahun.