Sejarah Unik Rumah Adat Panjalin di Majalengka, Berusia 300 Tahun dan Dibangun hanya dengan 1 Batang Pohon
Bangunan yang diberi nama rumah Panjalin ini disebut jadi kearifan lokal khas setempat yang masih dirawat sampai saat ini.
Rumah Panjalin disebut menjadi kearifan lokal khas setempat yang masih dirawat hingga sekarang.
Sejarah Unik Rumah Adat Panjalin di Majalengka, Berusia 300 Tahun dan Dibangun hanya dengan 1 Batang Pohon
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, memiliki kearifan lokal berbentuk rumah adat yang sudah berusia 300 tahun.
Bangunan yang diberi nama rumah Panjalin ini disebut jadi peninggalan sejarah khas setempat yang masih dirawat hingga sekarang.
-
Apa yang ditemukan di Desa Medalem, Senori, Tuban selain makam Sunan Kalijaga? Makam Sunan Kalijaga di Tuban berdampingan dengan sanak famili serta sejumlah ulama lain. Di sebelah barat Makam Sunan Kalijaga, ada makam Syeikh Badawi, Kyai Abdurrahman, Dewi Amirah (Istri Sunan Kalijaga), Abdul Aziz Abdul Basith (Saudara Syeikh Abdul Jabbar Nglirip), Mpu Supo (Adik Ipar Sunan Kalijaga yang juga pembuat keris), Patih Wonosalam dan Abdul Qadir (Putera Raden Patah).
-
Apa itu Rumah Panjai? Secara tradisional, mereka tinggal di sebuah rumah kayu yang bentuknya memanjang. Mereka menyebutnya rumah panjai atau betang.
-
Bagaimana bentuk rumah adat Julang Ngapak di Kampung Sempurmayung? Secara filosofis, Julang Ngapak menggambarkan bentuk atap yang menyerupai seekor burung yang tengah mengepakkan sayapnya. Bentuk atapnya tampak melebar, dengan bagian dengan dan belakangnya memiliki motif berbentu “X” sebagai gambaran dari kepala dan ekor burung.
-
Apa yang ditemukan di situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, ada sebuah situs peninggalan Hindu Buddha. Peninggalan itu kemudian dikenal dengan nama Candi Negeri Baru.
-
Mengapa rumah adat Mandailing dibangun dengan bentuk rumah panggung? Rumah tradisional Mandailing dibangun dengan bentuk rumah panggung. Bagian-bagian dari rumah terdiri dari tiga bagian, yaitu taruma ni bagas (kolong rumah), bagas (rumah tempat tinggal), dan parapi (atap).
-
Mengapa Masjid Agung Palembang menjadi cagar budaya daerah? Saat ini, Masjid Agung sudah menjadi bagian dari cagar budaya daerah agar menjaga nilai-nilai filosofis yang pastinya tak ternilai harganya.
Terdapat kisah menarik tentang rumah adat ini, di mana bangunannya hanya dibuat dari satu batang pohon.
Selain itu rumah adat ini juga membawa pesan untuk masyarakat agar tetap menjaga tali persaudaraan. Yuk simak kisah menariknya.
Untuk tempat dakwah
Mengutip laman direktoripariwisata.id, rumah adat ini awalnya dibangun oleh keturunan Kerajaan Talaga Manggung bernama Raden Sanata di tahun 1700-an.
Ia sebelumnya berguru di Pondok Pesantren Pager Gunung, yang tidak jauh dari Kampung Panjalin, Desa Panjalin, Kecamatan Cikalong Wetan.
Berdasarkan catatan sejarah, Raden Sanata kemudian menikahi Putri Seruni, yang merupakan putri dari Raja Syahrani sebagai penyebar Agama Islam di sana. Raja Syahrani berasal dari Cirebon dan meninggal di Panjalin.
Jadi tempat penyebaran ajaran Islam.
Disebutkan bahwa rumah tersebut menjadi lokasi penyebaran ajaran Islam yang berpusat di Panjalin.
Gambar: YouTube Maulana Yahya Subandi.
Rumah ini diperkirakan merupakan peninggalan masa Islam di Jawa Barat, karena rekam jejak Raden Sanata di masa silam.
Walau demikian, belum ditemukan data dan penelitian pasti soal rumah adat Panjalin yang merupakan peninggalan masa penyebaran Islam di Majalengka.
Dibangun menggunakan satu batang pohon Jati.
Merujuk laman Napak Jagat Pasundan, rumah adat Panjalin sendiri konon dibangun hanya dengan satu batang pohon Jati.
Pengerjaannya juga unik, karena pohon jati tersebut tidak ditebang dan akarnya masih berada di bawah bangunan rumah adat Panjalin.
Di bagian dalam juga masih tersimpan benda-benda peninggalan Raden Sanata, salah satunya perkakas pusaka.
- Sejarah Rumah Potong Jagalan di Solo, Peninggalan Pakubuwono X
- Rumah Mewah dari Zaman Romawi Kuno Ditemukan, Dulu Jadi Tempat Tinggal Pejabat dan Orang Dekat Kaisar
- "Gerbang Neraka" Ini Simpan Sejarah Kelam Masa Lalu, Ada Kerangka Tanpa Kepala, Di Sini Lokasinya
- Sudah Lima Bulan Dirobohkan, Pembangunan Replika Rumah Singgah Bung Karno Mangkrak
Bawa pesan jaga kekeluargaan.
Fakta menarik lainnya dari bangunan tersebut adalah ditemukan pesan kekeluargaan yang tertulis di dinding kayu.
Pesan tersebut tertulis “Mutus Karuhun, Megat Katurunan” yang dibentuk secara melingkar dengan tulisan ‘Munafek’ di tengahnya.
Jika diartikan, pesan tersebut mengandung makna agar peninggalan leluhur wajib dijaga karena orang yang memutus tali silaturahmi dikatakan sebagai seseorang yang munafik.
Kini bangunan ini telah menjadi cagar budaya, dengan bentuk yang mirip rumah adat Minahasa. Walau demikian struktur utamanya tetap berbebntuk panggung, sesuai desain mendasar rumah adat Sunda.