Tak Boleh Digunakan Sembarangan, Begini Sakralnya Golok Betawi yang Penuh Filosofi
Bagi masyarakat Betawi, golok bukan sekadar senjata tajam, tapi juga punya makna mendalam.
Bagi masyarakat Betawi, golok bukan sekadar senjata tajam, tapi juga punya makna mendalam.
Tak Boleh Digunakan Sembarangan, Begini Sakralnya Golok Betawi yang Penuh Filosofi
Golok menjadi perkakas yang penting bagi masyarakat Betawi sejak zaman dulu. Bagi mereka, golok tak sekadar berfungsi sebagai alat pemotong dan senjata tradisional. Keberadaan golok begitu penting karena terdapat nilai filosofi dan tak boleh digunakan secara sembarangan.
Warga Betawi asli memang secara turun temurun masih mempertahankan warisan leluhur mereka, salah satunya tentang fungsi golok. Bahkan mereka juga menjadikan golok sebagai pegangan untuk melindungi diri.
-
Kenapa budaya palang pintu muncul di Betawi? Budaya palang pintu muncul ketika daerah-daerah Betawi masih rawan. Dulu jauh sebelum seperti saat ini, orang melamar untuk nikah harus berangkat pada malam hari.
-
Kenapa Kue Sengkulun dianggap sakral bagi orang Betawi? Bagi orang Betawi di Jakarta, kue ini dianggap sakral. Mereka akan selalu menyajikan saat mengadakan berbagai acara kebudayaan. Sayangnya kue Sengkulun semakin langka dan hanya bisa ditemui saat acara-acara tertentu saja.
-
Kapan pantun Betawi populer di masyarakat? Pantun Betawi adalah salah satu bentuk kesenian tradisional yang masih hidup di tengah masyarakat.
-
Bagaimana warga Betawi saling membantu satu sama lain di masa lalu? Chaer menambahkan bahwa warga saling bergantung dan membantu satu sama lain, semisal saat ada yang sakit. Rukun Kampung bersama warga akan menjenguk dan memberi bantuan secara kolektif untuk meringankan kondisinya.
-
Kenapa kembang goyang jadi makanan populer di Betawi? Kabarnya, saat itu ibu-ibu menyajikan kue kembang goyang untuk menghibur para tamu Belanda yang singgah. Kue ini juga jadi perekat hubungan antara warga pribumi dengan bangsa kolonial.
-
Di mana kita bisa menemukan inspirasi hidangan khas Betawi yang populer? Berikut adalah 10 inspirasi hidangan khas Betawi yang telah populer dari masa ke masa dikutip dari unileverfoodsolutions.co.id pada (13/5).
Terdapat beberapa jenis golok yang digunakan sesuai fungsinya. Tingginya nilai kesakralan ini kemudian membuat golok khas Betawi memiliki posisi yang istimewa bagi warga setempat.
Seperti apa nilai sakral dan filosofi sebilah golok bagi masyarakat Betawi? Berikut informasi selengkapnya.
Golok jadi Simbol Kewibawaan Pria Betawi
Jika menyaksikan film laga Betawi dengan aksi silat yang mengagumkan, di sana terdapat golok yang disimpan di pinggang pemainnya.
Ini menandakan bahwa golok menjadi salah satu identitas bagi pria Betawi untuk menunjukkan sisi wibawanya.
Mengutip laman Sejarah Jakarta, bukti golok menjadi hal yang melekat adalah munculnya ungkapan “bukan lelaki Betawi namanya kalau tidak memiliki golok”
Ini dipertegas dengan fungsinya yang juga banyak digunakan oleh warga Betawi sehari-hari di kehidupan mereka.
Jenis-Jenis Golok Betawi
Adapun warga Betawi memiliki golok dengan berbagai jenis sesuai fungsinya. Pertama adalah golok gablogan, yang biasanya dimanfaatkan untuk menebang pohon, memotong kayu, dan mengukir benda padat.
Kemudian warga Betawi juga memiliki golok sorenan yang digunakan untuk menyembelih hewan dan membela diri saat terjadi ancaman. Lalu ada golok gobag yang berbentuk pendek dan berujung rata, dengan sisi melengkung di punggungnya.
Selanjutnya ada juga golok ujung turun yang juga sebagai senjata untuk membela diri, atau ditampilkan dalam acara kebudayaan lokal. Terakhir warga Betawi mengenal jenis golok betook yang memiliki fungsi sebagai pengasah dan penyerut benda.
- Filosofi Tari Bedana, Berisi Ajaran Islam dan Cermin Tata Kehidupan Masyarakat Lampung
- Filosofi Tersembunyi di Balik Pacu Jawi Khas Minang, Tak Hanya Sekedar Balapan Sapi
- Berziarah ke Makam Kyai Damar, Konon Utusan Wali Songo dan Tokoh Penyebar Agama Islam di Semarang
- Tak Hanya Khas Jawa Tengah, Intip 6 Keunikan Kue Lupis Betawi yang Kini Mulai Langka
Filosofi Golok bagi Warga Betawi
Bagi masyarakat Betawi, golok bukan sekadar senjata pusaka maupun alat untuk membela diri. Golok juga memiliki nilai seni yang kuat dari sisi bahan dan bentuknya.
Mengutip laman Majalah Jakita yang dikelola Pemprov DKI Jakarta, gagang golok yang berbahan kayu, seringkali dibuat secara nyaman untuk dipegang. Ini menandakan bahwa golok merupakan pegangan hidup agar selamat.
Bilah yang tajam menunjukkan sisi keberanian para jawara Betawi, terutama saat mengusir para penjajah di masa silam.
Terakhir adalah sarung sebagai pembungkus, melambangkan sisi agama dan keyakinan sebagai pembungkus keberanian dalam menggunakannya (golok) di keadaan tertentu yang mendesak.
Golok Bukan untuk Dipamerkan
Dari filosofi gagang, bilah sampai sarung yang terlihat gagah menunjukkan bahwa golok merupakan simbol kelaki-lakian warga Betawi. Terdapat kehormatan di sana, termasuk sebagai pelindung dari mara bahaya.
Namun sisi sarung golok yang menutup rapat bilah, juga penempatannya yang ada di pinggang mengisyaratkan bahwa golok merupakan benda pusaka yang tak boleh dipamerkan.
Golok memiliki fungsi sebagai pelindung, membantu kehidupan sekaligus dapat melukai bagi masyarakat Betawi, sehingga tak boleh sembarangan digunakan, apalagi untuk ajang pamer kekuatan dan keberanian.