Unik dan Agak Lain, Gorengan Khas Betawi Ini Disajikan Berkuah
Ternyata 'gorengan' khas Jakarta itu tidak digoreng, melainkan berkuah.
Mengingat gorengan, tentu akan langsung terbayang renyahnya bakwan, tempe dan cireng. Camilan ini sangatlah nikmat disantap ketika baru matang dan masih hangat bersama beberapa buah cabai rawit.
Jika berkaca dari istilah tersebut, ternyata tidak semuanya makanan bernama gorengan disajikan dengan cara digoreng. Di wilayah Jakarta misalnya, gorengan ternyata tidak disajikan dengan cara digoreng dan justru berkuah.
-
Bagaimana cara membuat Kue Goreng Gadong? Parut ubi kayu, saring dengan kain tipis atau dengan saringan tepung, endapkan air tepung sekitar 5 menit, buang airnya dan masukkan pati kedalam parutan ubiTaburi garam secukupnya, pipihkan dengan tangan, lalu masukkan irisan gula merah ke dalam dan bulatkanTerakhir, goreng dengan api sedang, tunggu sampai warna kecokelatan dan angkat.
-
Bagaimana cara membuat jamu godogan? Cuci bersih jahe, kunyit, temulawak, serai dan juga daun salam.Geprek jahe sampai lunak.Campurkan semua bahan ke dalam satu wadah, lalu rebus dengan 4 liter air.Rebus jamu sampai air menyusut ½ dari air rebusan awal.Jamu siap dinikmati (tambahkan madu atau gula madu jika ingin terasa lebih manis).
-
Bagaimana cara pengolahan pangan nabati dalam menciptakan kuliner khas di Indonesia? Pengolahan pangan nabati memang mengambil peran dalam terciptanya berbagai jenis makanan khas di Indonesia. Resep yang sudah ada sejak zaman dahulu menjadikan beberapa daerah memiliki kuliner khas yang melekat hingga saat ini.
-
Dimanakah resep Gulai Kambing Santan Jogja berasal? Resep Gulai Kambing Santan Jogja
-
Apa yang membuat toge goreng menjadi kuliner khas Bogor? Makanan Khas Bogor Sebelumnya perlu diketahui jika toge goreng merupakan kuliner khas Bogor, Jawa Barat. Ada banyak spot menyantap toge goreng di Kota Hujan tersebut. Mengutip YouTube Street Foods Village, salah satu tempat yang menyediakan menu toge goreng adalah di Warung Ibu Rum Berkah, kawasan rest area Gunung Mas, Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor.
-
Bagaimana cara membangun Benteng Kuto Besak? Wajar saja, proses pembangunan benteng yang luas ini memakan waktu yang cukup lama, yaitu sampai 17 tahun! Semen perekat yang menempel pada bangunan ini menggunakan batu kapur dari daerah pedalaman Sungai Ogan ditambah dengan dengan putih telur.
Ini jelas berlawanan dengan jajanan gorengan yang biasa dijumpai di pinggir jalan yang sering disantap. Gorengan khas Jakarta ini juga unik, karena merupakan sebuah makanan berat dan bisa disantap dengan nasi.
Penasaran dengan gorengan khas warga Betawi yang kabarnya sudah ada sejak puluhan tahun silam? Yuk kenalan lebih dekat dengan makanan unik yang sudah mulai jarang dijumpai ini.
Gorengan Khas Betawi Ini Ternyata Gulai Kambing
Meskipun namanya mengandung kata "gorengan," namun makanan ini tidak secara penuh digoreng seperti gorengan pada umumnya. Gorengan Betawi adalah hidangan khas Jakarta yang menyerupai gulai bersantan dan terbuat dari daging kambing, iga, dan jeroan yang dimasak dengan bumbu rempah kaya rasa.
Mengutip Seni Budaya Betawi, makanan ini sangat lezat disantap bersama lontong maupun nasi putih hangat. Meski terbuat dari daging kambing, gorengan khas Betawi ini tidak berbau prengus sama sekali dan tekstur dagingnya empuk.
Banyak yang menyukai makanan ini karena rasanya yang dominan gurih, sedikit manis asin dan sedikit pedas. Menyantap gorengan ini akan langsung menambah nafsu makan, terlebih dengan aromanya yang nikmat.
- Berseragam Lengkap, Jenderal Bintang Satu Panen Bawang Merah
- Sisi Menarik Kue Rangi, Jajanan Kuno Khas Betawi yang Kini Terpinggirkan
- Nyaris Tenggelam, Seni Betawi Kuno Ini Unik Karena Padukan Pantun dengan Gambang Kromong
- Bubur Betawi Unik Isi Asinan Sawi dan Kuah Semur Ini Lambangkan Kesederhanaan Orang Jakarta, Ini Kisah di Baliknya
Bermula dari Sajian Hajatan Warga
Jika dilihat dari asal usulnya, makanan ini dulunya sering ditemui di kampung-kampung Betawi. Tidak ada catatan pasti kapan makanan ini ditemukan. Namun, gorengan ini sudah ada ketika Jakarta masih bernama Batavia.
Saat itu, warga banyak memanfaatkan seluruh unsur kambing karena daging merupakan produk yang mahal. Sebisa mungkin unsur-unsurnya bisa diolah menjadi makanan, termasuk jeroan seperti hati, torpedo, babat dan lain-lain.
Orang-orang Betawi yang merasa sayang karena jeroan kerap terbuang, lantas mengolahnya menjadi sajian berkuah agar bisa dinikmati oleh orang banyak.
Diolah dengan Rempah-rempah
Merujuk laman Budaya Indonesia, gorengan yang juga biasa disebut gorengan kambing ini dibuat dengan menggunakan rempah-rempah khas Indonesia. Beberapa rempah tersebut di antaranya, jinten, kemiri, biji pala, bawang putih, bawang merah, jahe, lengkuas, sereh, cabai merah, daun jeruk dan lain sebagainya.
Cita rasa gurih berasal dari tambahan santan dan lemak dari daging dan jeroan kambing. Rasa manis dan sedikit pedas datang dari kombinasi jahe, lengkuas, bawang hingga gula secukupnya sebagai penyedap.
Dinamakan gorengan karena sebelum dicampurkan ke dalam rempah, daging dan jeroan kambing terlebih dahulu digoreng hingga setengah matang. Setelahnya, daging dan jeroan direbus bersama rempah hingga matang.
Disajikan dengan Nasi Uduk Betawi
Selain nasi putih hangat, rupanya kebiasaan orang Betawi dalam menyantap gorengan ini juga unik. Mereka cukup gemar memakan gorengan kambing berkuah santan ini dengan nasi uduk.
Beberapa lauk tambahan juga kerap jadi pelengkap sajian, seperti soun, tempe orek hingga telur. Makin nikmat karena disajikan dengan bawang goreng.
Agar semakin nikmat, menu ini juga bisa dimakan berbarengan dengan kerupuk udang maupun kerupuk putih biasa.
Resep Gorengan Kambing
Mengutip dinaskebudayaan.jakarta.go.id, tidaklah susah membuat gorengan khas Betawi atau gorengan kambing. Berikut langkah-langkahnya:
Bahan :
- 250 gr daging dan jeroan kambing
- 1 liter air untuk merebus
- Bumbu untuk merebus :
- 1 lembar daun salam
- 1 batang serai, ambil bagian putihnya, memarkan
- Bumbu :
- 2 sdm minyak untuk menumis
- 8 butir bawang merah, iris tipis
- 3 siung bawang putih, iris tipis
- 4 batang serai, ambil bagian putihnya, memarkan
- 5 lembar daun jeruk purut, buang tulang daunnya
- 3 cm jahe, memarkan
- 3 cm kunyit, kupas, iris kasar
- 100 gr cabai merah keriting, buang bijinya, haluskan
- 1 sdt bumbu kari bubuk
- ¼ sdt jintan bubuk
- 200 ml santan kental
- 1 sdt garam
- 1 sdt merica bubuk.
Cara Membuatnya
Untuk memasaknya, perhatikan cara berikut:
- Didihkan air. Masukkan daging dan jeroan kambing bersama daun salam dan serai.
- Rebus daging dan jeroan kambing hingga empuk. Bila perlu airnya diganti dan busa yang timbul di permukaan air rebusan dibuang. Angkat, tiriskan.
- Panaskan minyak. Tumis bawang merah, bawang putih, serai, daun jeruk, jahe, dan kunyit hingga harum.
- Masukkan cabai, aduk hingga rata. Masak hingga harum dan matang.
- Masukkan daging, jeroan, jintan, dan kari bubuk dan aduk rata.
- Tuangkan santan, aduk hingga rata, didihkan.
- Sajikan.