Berwisata ke Kampung Sekayu Semarang, Dulunya Jadi Pusat Pengepulan Kayu untuk Pembangunan Masjid Agung Demak
Di kampung Sekayu terdapat sebuah masjid yang lebih tua dari Masjid Agung Demak
Di kampung Sekayu terdapat sebuah masjid yang lebih tua dari Masjid Agung Demak
Berwisata ke Kampung Sekayu Semarang, Dulunya Jadi Pusat Pengepulan Kayu untuk Pembangunan Masjid Agung Demak
Di pusat Kota Semarang, terdapat sebuah kelurahan unik yang penuh sejarah. Namanya Kampung Sekayu. Konon, pada zaman dulu, Kampung Sekayu menjadi pusat pemerintahan Semarang sewaktu masih jadi wilayah kadipaten.
-
Mengapa Kampung Semonet tenggelam? Sejak tahun 1999, terjadi abrasi di kampung tersebut. “Ini ada dampak dari pembangunan di kawasan Ujung Muara. Jadi ombak yang dulunya landai dan stabil, dengan ada pembangunan itu ombak jadi berputar ke arah sini. Lama-lama kan akan menggerus pantai. Kalau sehari berapa milimeter, setahun sudah berapa meter?” ungkap Pak Suroso.
-
Di mana Desa Sembungan berada? Desa Sembungan sendiri merupakan desa tertinggi di Pulau Jawa. Menurut data dari Kemenparekraf, desa tersebut berada di ketinggian 2.300 meter di atas permukaan laut.
-
Apa yang terjadi di Kampung Teko? Kampung ini disebut jadi salah satu daerah yang hampir tenggelam di wilayah Jakarta.
-
Apa yang terkenal dari Kampung Kemasan? Tak jauh dari pusat Kabupaten Gresik, ada sebuah kampung yang terkenal dihuni oleh para crazy rich sejak ratusan tahun lalu. Namanya Kampung Kemasan.
-
Bagaimana bentuk rumah adat Julang Ngapak di Kampung Sempurmayung? Secara filosofis, Julang Ngapak menggambarkan bentuk atap yang menyerupai seekor burung yang tengah mengepakkan sayapnya. Bentuk atapnya tampak melebar, dengan bagian dengan dan belakangnya memiliki motif berbentu “X” sebagai gambaran dari kepala dan ekor burung.
-
Di mana letak Kampung Melikan? Melikan merupakan sebuah kampung terpencil yang berada di Desa Kendaga, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara.
Selain itu, Kampung Sekayu dulunya merupakan pusat pengepulan kayu untuk pembangunan Masjid Agung Demak. Hal inilah yang membuat kampung itu dinamakan Sekayu, atau pusat pengepulan kayu.
Lurah Sekayu, Dwi Ratna Anggraeni, menjelaskan Kalurahan Sekayu memiliki luas wilayah 56 hektare dan jumlah penduduk mencapai 3.600 jiwa.
Selain rumah-rumah penduduk, di Kalurahan Sekayu terdapat banyak pusat perdagangan, pusat pemerintahan, serta gedung bersejarah.
Bangunan rumah dengan gaya arsitektur zaman Hindia Belanda masih dapat dijumpai di Kampung Sekayu. Di kampung itu pula terdapat masjid bersejarah, yaitu Masjid Taqwa Sekayu, yang konon dibangun pada tahun 1413 Masehi.
Konon di lokasi dekat masjid itulah, kayu-kayu untuk pembangunan Masjid Agung Demak dikumpulkan. Saat itu, masjid tersebut digunakan sebagai tempat beribadah para pengepul kayu.
- Melihat Bangunan Tua di Kampung Melayu Semarang, Dulu Jadi Pusat Perniagaan
- Menilik Keindahan Desa Randobawa Ilir di Kuningan, Punya Masjid Megah dengan Pemandangan Mirip Lukisan
- Keunikan Masjid Merah Kedung Menjangan, Padukan Budaya Cirebon, Tiongkok dan Kudus
- Uskup Agung Semarang dan Tokoh Lintas Agama Datangi Masjid Agung Jawa Tengah, Beri Ucapan Selamat Idulfitri ke Umat Muslim
Di Kampung Sekayu, juga terdapat rumah sastrawan asal Semarang, NH Dini, yang karyanya mendunia. Semasa hidupnya NH Dini pernah menulis novel berjudul “Sekayu” yang menceritakan masa kanak-kanaknya dan lingkungan di Sekayu pada masa itu.
Di Kalurahan Sekayu juga ada kafe hidden gem bernama Kafe Gethe. Selain sebagai tempat ngopi, di sana tersimpan banyak sejarah seputar Kalurahan Sekayu. Bangunan kafe tersebut memiliki arsitektur khas Jawa Kuno.
Selain itu, di sana pula ada kuliner legendaris Bakmi Djowo Doel Nomani. Dilansir dari kanal YouTube Semarang Pemkot, rasa bakmi jawa di sana disebut masih otentik karena dimasak di atas tungku arang.