Fakta Sejarah Situs Gembirowati, Peninggalan Sri Sultan HB II di Gunungkidul
Situs tersebut dinamakan “Gembirowati” yang berarti “kegembiraan yang baik”.
Situs tersebut dinamakan “Gembirowati” yang berarti “kegembiraan yang baik”.
Fakta Sejarah Situs Gembirowati, Peninggalan Sri Sultan HB II di Gunungkidul
Banyak peninggalan sejarah tersebar pada berbagai tempat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Peninggalan bersejarah itu salah satunya dapat ditemukan di Kabupaten Gunungkidul.
Di Desa Girijati, Kecamatan Panggang, Gunungkidul, terdapat sebuah peninggalan Kerajaan Mataram Islam bernama Pesanggrahan Gembirowati. Situs tersebut dinamakan “Gembirowati” yang berarti “kegembiraan yang baik”.
-
Apa fungsi awal Pesanggrahan Garjitowati? Dilansir dari Wikipedia, Pesanggrahan Garjitowati sendiri merupakan tempat istirahat kereta kuda yang dibangun oleh Susuhunan Paku Buwono II sebagai tempat istirahat kereta kuda yang akan pergi ke Imogiri.
-
Kenapa Petilasan Gilanglipuro penting? Petilasan ini merupakan tempat yang menjadi cikal bakal berdirinya Kerajaan Mataram Islam.
-
Siapa yang membangun Pesanggrahan Garjitowati? Dilansir dari Wikipedia, Pesanggrahan Garjitowati sendiri merupakan tempat istirahat kereta kuda yang dibangun oleh Susuhunan Paku Buwono II sebagai tempat istirahat kereta kuda yang akan pergi ke Imogiri.
-
Kenapa Pegi Setiawan mengajukan gugatan praperadilan? Pegi Setiawan beserta tim kuasa hukum lantas mengajukan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri Bandung. Dalam putusannya, hakim mengabulkan gugatan praperadilan Pegi dan menyatakan status tersangkanya gugur.
-
Apa yang digambarkan oleh Kesenian Sapi Gumarang? Kesenian Sasapian atau Sapi Gumarang ini memiliki makna yang kuat tentang penggambaran suburnya pertanian di Bandung Barat.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
Pesanggrahan ini dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono II. Ia memerintah pada kurun waktu tahun 1792-1828.
Dilansir dari Gunungkidulkab.go.id, rujukan atas keberadaan tempat ini adalah Serat Rerenggan Kraton. Dalam serat itu disebutkan bahwa pesanggrahan hasil seni karya Sri Sultan Hamengkubuwono II ada tiga belas buah.
Namun yang masih dilacak keberadaan fisiknya tinggal empat buah yaitu Pesanggrahan Ngarjokusumo, Wonocatur, Purwokusumo, dan Jowinangun.
Situs Gumbirowati berada pada kawasan perbukitan kapur dengan ketinggian 126-130 meter di atas permukaan laut. Suasana di sekitar situs itu cukup sejuk.
Masyarakat sekitar memanfaatkan lahan di sekeliling situs untuk bercocok tanam. Berbagai macam tanaman seperti ketela, padi, dan pisang dapat dijumpai di sekitar Situs Gembirowati.
Selain itu di sekitar situs terdapat pohon-pohon yang berumur sangat tua seperti Randu Alas, Gayam, Klepu, Pule, dan Ancar yang tingginya antara 15-25 meter.
Ukuran Bangunan
Dikutip dari website Jogjasianat, bangunan, gaya arsitektur dan pilar-pilarnya berasal dari abad ke-16. Situs ini memiliki struktur bangunan berteras dan berbahan batu putih.
Selain itu, situs ini memiliki bentuk dua buah dinding yang memanjang dari arah barat ke timur. Sisa bangunan teras pertama yang berada di bawah berukuran panjang 22,70 meter, lebar 0,5 meter, dan tinggi 1,04 meter.
- Banyak Ditemukan Peninggalan Berusia Jutaan Tahun, Ini Fakta Sejarah Terbentuknya Dataran Sangiran
- Fakta Unik Bentang Alam Kabupaten Gunungkidul, Dulunya Hamparan Lautan yang Kini Jadi Deretan Pegunungan
- Situs Tersembunyi Ini Jadi Tempat Deklarasi Berdirinya Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat, Begini Sejarahnya
- Gunungkidul Siaga Darurat Kekeringan, Ini Fakta di Baliknya
Sedangkan sisi bangunan kedua terletak di atas teras pertama memiliki panjang 16,82 meter, lebar 0,5 meter, dan tinggi 1,02 meter. Kedua teras itu memiliki selisih tinggi 2,10 meter dan dihubungkan oleh tangga.
Pada bagian dinding terdapat panel-panel dengan hiasan geometris dan karang laut. Unsur-unsur hiasan itu memiliki kemiripan dengan unsur hiasan pada bangunan-bangunan masa klasik dan masa Islam.
Kisah tutur yang berkembang di masyarakat sekitar menceritakan bahwa pesanggrahan itu dulunya dibangun oleh seorang pelarian Majapahit bernama Dipokusumo.
Ia membangun pesanggrahan itu sebagai sebuah padepokan untuk mengembangkan ilmu kanuragannya.
Dilansir dari Wikipedia, Situs Gembirowati pernah dikunjungi oleh ahli purbakala berkebangsaan Belanda tahun 1902. Penelitian terkait situs tersebut selanjutnya diadakan tahun 1982 berupa studi pengumpulan data situs. Penelitian kembali dilakukan pada tahun 1984/1985 melalui studi kelayakan oleh Kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala (SPSP) DIY.
Kegiatan pengumpulan data dan studi kelayakan dilanjutkan dengan penggalian pemugaran yang dilaksanakan oleh kantor SPSP DIY pada tahun 1991 dan Kantor SPSP DIY bekerja sama dengan Jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1992.