Jadi Pelukis Karya Legendaris Nyai Roro Kidul, Ini Kisah Hidup Basuki Abdullah
Basuki Abdullah adalah salah satu seniman legendaris yang pernah dimiliki Indonesia. Dia adalah seorang pelukis naturalis yang membuat karyanya begitu mirip dengan aslinya. Salah satu lukisannya yang legendaris adalah lukisan Nyai Roro Kidul.
Di dalam Hotel Inna Samudra, Pantai Pelabuhan Ratu, Sukabumi, terdapat satu ruangan kamar yang dianggap keramat. Kamar ini dipercaya orang milik Nyai Roro Kidul yang konon merupakan penguasa laut selatan.
Di ruangan itu, terdapat banyak lukisan Nyai Roro Kidul. Salah satu pelukis karya itu adalah Basuki Abdullah.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Basuki Abdullah adalah salah satu seniman legendaris yang pernah dimiliki Indonesia. Dia lahir pada tanggal 27 Januari 1915 di Kampung Sriwedari, Solo. Sejak kecil, Basuki Abdullah diangkat anak oleh pamannya, Dr. Sulaiman Mangunhusodo yang merupakan dokter pribadi Sri Sunan Pakubuwono X
Hidup di lingkungan mewah kraton memiliki pengaruh besar bagi kepribadian Basuki. Mulai saat itulah ia mulai melukis tokoh-tokoh besar dunia.
Bakat lukis Basuki akhirnya sampai juga ke telinga Prof. Wolff Schoemacher, seorang guru besar anatomi di Technische Hoogeschool Bandung. Dia kemudian memberi kesempatan pada Basuki memamerkan sebuah lukisan di Jaarbeurs atau Pekan Raya Bandung. Ini sebuah kesempatan langka bagi para pelukis Indonesia karena biasanya pameran itu diisi oleh pelukis Eropa saja.
Lalu seperti apa kelanjutan karier melukis Basuki Abdullah? Dan bagaimana bisa ceritanya dia melukis karya legendaris Nyai Roro Kidul? Berikut selengkapnya:
Kisah Cinta Basuki Abdullah
©YouTube/LIPI
Sejak kecil, Basuki Abdullah sudah merasakan adanya perbedaan status antara orang pribumi dengan Eropa. Kenyataan seperti ini sangat mengusik hati Basuki. Oleh karena itu muncul keinginan Basuki kalau kelak saat sudah dewasa, ia akan mempersunting seorang gadis Belanda.
Singkat cerita, keinginannya akhirnya terwujud. Pada tahun 1944, dia menikah dengan Maria Michael, seorang penyanyi yang berbakat. Namun saat jalan 12 tahun, pernikahan mereka berakhir cerai.
Kemudian pada tahun 1962, Basuki menjadi dewan juri sebuah kontes kecantikan di Thailand. Di sinilah ia bertemu Nataya Nareerat yang merupakan runner-up kontes tersebut.
Sejak saat itu, Nataya sering diminta Basuki untuk menjadi model lukisannya. Kelak, Nataya menjadi istri terakhir Basuki walau usia mereka terpaut jauh. Namun bagi Nataya, Basuki adalah orang yang romantis, humoris, sabar, dan pelindung untuk dirinya.
Pelukis Naturalis
©YouTube/LIPI
Setelah mengenyam bangku pendidikan sekolah, Basuki Abdullah melanjutkan pendidikan di Den Haag, Belanda. Di sana, ia mengembangkan bakatnya sebagai pelukis naturalis. Dalam karyanya, ia mampu membuat lukisannya mirip dengan model aslinya. Namun di samping itu, dia mampu mengekspresikan imajinasi sejarah melalui lukisan sehingga tampak nyata. Salah satu contohnya adalah lukisan Pangeran Diponegoro.
Dalam lukisan itu, Pangeran Diponegoro digambarkan mengendarai kuda hitam. Dengan balutan jubah putih, pahlawan perang Jawa itu memancarkan wajah penuh amarah. Dilansir dari kanal YouTube LIPI, lukisan ini menggambarkan gejolak emosi Basuki Abdullah dalam mengangkat kepahlawanan Pangeran Diponegoro.
Melawan Aturan
©YouTube/LIPI
Salah satu karya fenomenal Basuki Abdullah adalah karya Sultan Brunei Darussalam dan istrinya yang dipajang pada salah satu sudut istana. Di Negeri Brunei Darussalam ada sebuah cerita menarik di mana orang tidak boleh dilukis seluruh badannya dan diharamkan untuk melukis secara langsung.
Namun Basuki Abdullah memberontak aturan itu. Demi keyakinan estetis dan penghayatan ekspresi, ia melukis langsung wajah sang raja. Pada akhirnya, aturan tersebut berhasil ditembusnya.
Melukis Karya Legendaris Nyai Roro Kidul
©YouTube/LIPI
Dalam karyanya, Basuki Abdullah juga menggambar karya yang terinspirasi dari legenda-legenda Nusantara. Dari legenda itu, yang paling berkesan baginya adalah kisah Nyai Roro Kidul dengan segala misteri yang tersimpan di dalamnya. Oleh karena itu ia memiliki keinginan untuk bisa melukis sosok penguasa laut selatan itu.
Sebelum melukis sosok itu, Basuki terbentur oleh mitos yang mengatakan bahwa Nyai Roro Kidul adalah wanita yang sangat cantik dan memiliki keanggunan sebagai wanita. Karena dia tidak sempat menatap wajah Nyai Roro Kidul secara jelas, maka ia mencari model yang menurutnya amat cantik yang dianggap memanifestasikan ide tentang sosok penguasa laut selatan itu.
Namun semua model yang memerankan sosok Nyai Roro Kidul menderita sakit parah. Bahkan sebagian tak tertolong jiwanya. Makanya untuk yang berikutnya, ia tak memakai model. Basuki membiarkan imajinasinya menuntun proses kreatifnya dalam melukis Nyai Roro Kidul. Sekarang, ada enam lukisan Nyai Roro Kidul yang diciptakan Basuki, masing-masing memiliki versi yang berlainan.