Kota Semarang Dulunya adalah Lautan, Begini Sejarahnya
Wilayah Kelenteng Sam Poo Kong dulunya berada di pinggir laut. Kini jaraknya sekitar 7 km dari bibir pantai
Wilayah Kelenteng Sam Poo Kong dulunya berada di pinggir laut. Kini jaraknya sekitar 7 km dari bibir pantai
Kota Semarang Dulunya adalah Lautan, Begini Sejarahnya
Semarang merupakan kota terbesar di Jawa Tengah yang punya sejarah panjang. Namun tak banyak yang tahu, dalam sejarah geografisnya, pada 800 tahun lalu, daerah Semarang masih berupa lautan. Lalu apa buktinya?
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Di mana Kota Semarang berada? Kota Semarang terletak berbatasan dengan Laut Jawa di bagian utara, Kabupaten Demak di bagian timur, Kabupaten Semarang di bagian selatan, dan Kabupaten Kendal pada bagian barat.
-
Dimana lokasi dari Kota Lama di Semarang? Kota Lama menjadi sebuah jendela waktu yang membawa pengunjung kembali ke era kolonial Belanda di Semarang. Ada banyak bangunan tua bernapaskan kolonial Belanda yang hingga kini masih berdiri kokoh. Di antaranya seperti Lawang Sewu, Gereja Blenduk, dan masih banyak lagi. Lokasinya tak lain berada di pusat kota.
-
Kapan wabah kelaparan terjadi di Semarang? Pada tahun 1901, muncul wabah kelaparan di Semarang dan Demak.
-
Apa saja yang ditawarkan Kota Lama sebagai wisata Semarang? Kota Lama menjadi sebuah jendela waktu yang membawa pengunjung kembali ke era kolonial Belanda di Semarang. Terletak di pusat kota, kawasan ini memperlihatkan warisan arsitektur yang megah dan klasik, menciptakan atmosfer yang begitu khas. Bangunan-bangunan tua yang berdiri kokoh, seperti Lawang Sewu dan Gedung Gereja Blenduk, menjadi saksi bisu perjalanan sejarah kota ini.
-
Siapa yang mengungkapkan kekagumannya terhadap Semarang? Sementara itu Prapan Disyatat mengaku terkesan dengan pelayanan yang ramah dan kebersihan sejak dari Bandara Internasional Ahmad Yani sampai Rumah Dinas Gubernur Jateng Puri Gedeh.
Bukti pertama kalau dulu Semarang adalah lautan yaitu lokasi dari Kelenteng Sam Poo Kong yang menjadi tempat berlabuhnya Laksamana Cheng Ho.
Contoh ini bisa menjadi gambaran, terutama bagi masyarakat Semarang, mengingat jarak Kelenteng Sam Poo Kong dengan bibir pantai kini mencapai 7 kilometer.
Pada abad ke-15, Laksamana Cheng Ho mendarat di Pantai Simongan. Alasan pendaratan itu tak lain karena seorang juru mudi kapal bernama Wang Ji Hong mengalami sakit keras. Gua Batu yang ada di dekat situ dimanfaatkan menjadi tempat tinggal Cheng Ho untuk mengobati juru mudinya.
Wilayah pantai yang kini menjadi Kelurahan Ngemplak Simongan itu kini berada di tengah-tengah Kota Semarang, tepatnya di wilayah dekat Banjir Kanal Barat.
Sementara itu pada abad ke-9, wilayah Bergota, yang kini berada di tengah Kota Semarang, pada masanya menjadi pelabuhan tempat kapal-kapal besar berlabuh.
Bila dikaitkan dengan konteks saat ini, kawasan pelabuhan Bergota berada di sekitar Rumah Sakit Wira.
Pelabuhan tersebut dilindungi oleh Pulau Bergota. Wilayahnya tak hanya mencakup area Bergota yang dikenal saat ini. Bahkan lebih jauh lagi, Pulau Bergota mencakup pula daerah Mugas.
Pada saat itu, daerah Bergota masih bernama Pragota. Wilayah tersebut masih menjadi bagian dari Kerajaan Mataram Kuno.
Daerah itu dulunya merupakan pelabuhan yang di depannya terdapat gugus-gugus pulau kecil. Akibat pengendapan, gugusan pulau itu menyatu membentuk daratan.
- Pesona Pemandangan Laut di Lintasan KAI Jalur Semarang, Peninggalan Zaman Belanda
- Menilik Sejarah Kabupaten Penajam Paser Utara, Dulunya Wilayah Kerajaan dengan Armada Angkatan Laut yang Kuat
- Menilik Sejarah Batam, Dulunya Pulau Kosong Tak Berpenghuni
- Sejarah Sei Rampah, Wilayah yang Terkenal Banyak Tanaman Rempah
Pada akhir abad ke-15, Pangeran Made Pandan diketahui menyebarkan agama Islam di daerah perbukitan Pragota. Dari waktu ke waktu daerah itu makin subur.
Di sela-sela kesuburan itu, tumbuh Pohon Asam Arang, sehingga di kemudian hari daerah tersebut dinamakan “Semarang”.
Pada masa setelahnya, wilayah yang memanjang dari Simongan hingga Pasar Bulu berkembang menjadi pelabuhan utama dan satu garis pantai dengan wilayah Laksamana Cheng Ho berlabuh.
Seiring waktu, wilayah Pelabuhan Bergota mulai menjadi daratan. Sekarang Bergota telah menjadi wilayah pemakaman umum.
Bukti geologis yang menunjukkan kalau dulu Semarang adalah lautan berada di Kelurahan Gisikdrono. Di daerah tersebut, banyak ditemukan kerang dengan spesies Balamnus sp yang menjadi ciri dari wilayah pesisir.
Pendangkalan
Alasan utama yang menjadikan dataran Semarang meluas karena pendangkalan yang cukup parah pada masa itu. Ahli Geologi Belanda Prof. van Bemmelen menyebutkan pergeseran garis pantai saat itu mencapai 8 meter setiap tahun.
Bahkan wilayah sekitar Candi yang berada di daerah perbukitan dulunya masih terkena gelombang laut pada kaki-kaki bukitnya.