Lestarikan Tradisi Nenek Moyang, Begini Cara Masyarakat Adat di Bantul Rawat Sumber Air Alami
Setiap tahunnya, mereka melaksanakan tradisi untuk melestarikan tujuh sumber air di desa mereka
Setiap tahunnya, mereka melaksanakan tradisi untuk melestarikan tujuh sumber air di desa mereka
Lestarikan Tradisi Nenek Moyang, Begini Cara Masyarakat Adat di Bantul Rawat Sumber Air Alami
Kalurahan Mangunan merupakan sebuah desa di Kabupaten Bantul yang berada di kawasan perbukitan kapur. Wilayah ini memiliki ketinggian antara 250-350 mdpl.
Di Desa Mangunan, terdapat tujuh sumber mata air yang disakralkan oleh masyarakat setempat. Setiap tahunnya, mereka melaksanakan tradisi Abhinanya Reksa Buwana. Salah satu acara dalam tradisi itu adalah ritual Tirto Mukti Rekso Bumi.
-
Apa yang dilakukan Banyuwangi untuk melestarikan budaya asli bangsa? Ini salah satu bentuk pengejawantahan nasionalisme di masa sekarang. Bagaimana kita semua bisa melestarikan budaya asli bangsa kita.
-
Apa itu tradisi Endog-Endogan di Banyuwangi? Masyarakat di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memiliki tradisi unik untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Mereka melakukan arak-arakan telur yang digantung pada pohon pisang. Telur ini dihias menggunakan bungkus warna-warni sehingga tampak memikat.
-
Di mana tradisi Seblang di Banyuwangi dirayakan? Ritual adat Seblang Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, digelar selama satu pekan, sejak 15 April - 21 April.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Mengapa tradisi Seblang di Banyuwangi dirayakan? Seblang merupakan salah satu tradisi adat masyarakat Osing dalam mengejawantahkan rasa syukurnya.
-
Siapa yang mengenalkan tradisi Panjang Mulud di Banten? Ditarik asal usulnya, ternyata tradisi Panjang Mulud sudah berlangsung sejak era Kesultanan Banten. Waktu itu, Sultan Ageng Tirtayasa mengenalkan tradisi ini sebagai salah satu upaya dakwah agar kehadirannya diterima masyarakat.
“Sebenarnya ritual Tirto Mukti Rekso Bumi ini tak ada bedanya dengan ritual nenek moyang di masa lalu. Memberikan sesaji di tempat-tempat suci, di hutan-hutan yang dianggap angker dan sebagainya. Bukan berarti kita ingin membangkitkan hal-hal berbau kontroversi. Tapi lebih bagaimana mengemas bahwa ini adalah daya tarik yang berlatar belakang perilaku nenek moyang,”
kata Pegiat Budaya Kalurahan Mangunan, Purwa Harsono, dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia.
Menurut pria yang akrab disapa Pakdhe Ipung itu, ritual Tirto Mukti Rekso Bumi merupakan ritual yang penuh makna filosofis. Ritual ini merupakan simbolisasi antara penyatuan benih dengan sumber kehidupan.
Dalam ritual ini, tujuh wanita berpakaian Jawa ditugaskan untuk mengambil air pada mata air yang ditentukan. Sebelum mengambil air, mereka berdoa dan melantunkan kidung-kidung Jawa. Setelah itu air baru diambil. Nantinya air itu akan dijadikan bahan kirab.
“Prosesi ini dilakukan oleh tujuh kelompok. Enam oleh padukuhan masing-masing. Sehingga ada aktivitas di padukuhan itu. Air yang sudah diambil didiamkan dulu selama semalam sebelum keesokan harinya dikirab,” kata Pakdhe Ipung.
Pakdhe Ipung berharap, tradisi Abhimanya Reksa Buwana ini nantinya akan dinaungi dalam peraturan kalurahan. Turunan dari peraturan ini nantinya akan menetapkan tanah yang akan dibebaskan sebagai hutan larangan untuk upacara adat. Selain itu ada turunan-turunan dari aturan tersebut yang penerapannya merupakan bentuk konkret dari pelestarian alam.
“Misalnya orang kalau mau nikah harus hibah satu tanaman di hutan larangan. Atau saat mitoni, harus melepas satwa di hutan larangan. Jadi aturan-aturan itu merupakan usaha dari pelestarian bumi yang sifatnya sangat nyata,” lanjur Pakdhe Ipung dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia.
Bekti Asih Pangesti merupakan salah satu penari yang tampil dalam tradisi Abhimanya Reksa Buwana. Bekti sangat tertarik untuk jadi bagian dari tradisi itu karena menjadi hal yang baru baginya.
“Apalagi di sini melibatkan banyak elemen masyarakat, terutama pemuda dan pemudi yang semangatnya luar biasa. Harapan saya ini bisa digelar dalam event tahunan,” kata Bekti.
- Mengenal Ngalokat Sirah Cai, Tradisi Menghormati Air Ala Orang Sunda
- Kini Mulai Tertelan Zaman, Ini Kisah Mbah Atmo Sang Pelestari Perajin Mainan Anak Tradisional di Bantul
- Mengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak
- Mengenal Tulak Bala, Tradisi Khas Masyarakat Pesisir Pantai Barat Aceh
Sementara itu Lurah Mangunan, Aris Purwanto, mengatakan bahwa tradisi Abhimanya Reksa Buwana bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang ke Mangunan. Oleh karena itu perlu ada regulasi yang menaungi kegiatan tersebut.
“Ini nantinya bisa menjadi ikon dan akan dinamakan Abhinanya Reksa Buwana, atau semangat merawat bumi. Nanti ini menjadi regenerasi bagi anak-anak kita,” kata Aris.