Mencicipi Hidangan Bubur Lodeh, Sajian Buka Puasa Khas Masjid Agung Kendal
Di balik keunikannya, penyajian makanan ini menyimpan makna filosofis
Di balik keunikannya, penyajian makanan ini menyimpan makna filosofis
Mencicipi Hidangan Bubur Lodeh, Sajian Buka Puasa Khas Masjid Agung Kendal
Setiap daerah biasanya punya menu khas berbuka puasa. Di Masjid Agung Kendal, ada menu kuliner Ramadan bernama bubur lodeh.
-
Kenapa bubur pedas banyak diburu saat Ramadan? Bubur Pedas memiliki cita rasa yang unik dan khas. Dalam setiap suapannya mengandung rempah-rempah yang kuat serta dipercaya memiliki khasiat yang baik bagi tubuh.
-
Di mana bubur asyura menjadi kuliner khas? Bubur Asyura merupakan kuliner khas Kalimantan Selatan yang dibuat khusus untuk memperingati Tahun Baru Islam.
-
Mengapa makanan khas Kuningan, Golono, menjadi salah satu menu takjil yang populer saat bulan Ramadan? Biasanya warga Kuningan menjadikan golono sebagai salah satu menu takjil saat bulan Ramadan.
-
Kenapa sentra kuliner PKL Sultan Agung ramai? Diakui para pedagang, lokasi berjualan setelah ditata menjadi lebih rapi dan nyaman, ini tentu mengundang banyak pembeli.
-
Apa yang ditawarkan Kuningan City Mall untuk merayakan Ramadan? Kuningan City Mall telah siap menyambut momen Ramadan Kareem dengan nuansa kebahagiaan dan berkah yang menghiasi setiap sudutnya. Dalam serangkaian acara spesial, pengunjung dapat menikmati berbagai hiburan mulai dari tarian khas Timur Tengah hingga karaoke bersama Aldi Taher.
-
Kenapa kue ini diburu saat bulan Ramadan? Bulan Ramadan menjadi momen berburu makanan khas daerah yang menjadi menu andalan untuk santapan berbuka puasa bersama keluarga di rumah.
Dilansir dari Liputan6.com, bubur lodeh disediakan oleh takmir masjid sebagai menu berbuka puasa para jemaah.
Kabarnya, tradisi menghidangkan bubur lodeh saat berbuka puasa di Masjid Agung Kendal sudah ada sejak zaman penjajahan Jepang. Saat itu banyak masyarakat Indonesia yang mengalami kesulitan ekonomi sehingga sulit membeli makanan untuk berbuka puasa.
Melihat kondisi sulit itu, takmir masjid kemudian ikut membantu membuatkan sebuah makanan untuk masyarakat yang berbuka puasa.
Menu bubur lodeh dengan bahan utama kluwih dipilih karena pada saat itu di sekitar Masjid Agung Kendal banyak pohon kluwih. Sehingga para takmir masjid hanya perlu memetiknya tanpa harus membeli.
Dilansir dari Liputan6.com, tradisi memberikan buka puasa dengan bubur lodeh kemudian dijaga dan dilakukan terus sampai sekarang. Setiap harinya di bulan Ramadhan, kurang lebih 150 porsi disiapkan untuk jemaah yang berbuka puasa di masjid.
Masa pandemi COVID-19 tidak menghalangi penyajian bubur lodeh saat Bulan Ramadan. Saat itu bubur tersebut disajikan pada piring-piring. Namun demi menjaga kesehatan, kini bubur lodeh dikemas dalam mangkuk plastik.
Para jemaah masjid yang ikut menyantap bubur lodeh saat buka puasa mengatakan bahwa makanan tersebut sederhana namun tetap nikmat saat disantap saat waktu berbuka.
- Deretan Kuliner Khas saat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Sarat Makna dan Filosofi
- Mengenal Seunicah Oen, Makanan Berbuka Puasa Khas Aceh yang Bantu Hilangkan Bau Mulut
- Bikin Kuat Puasa Sampai Maghrib, Ini 9 Makanan yang Cocok untuk Sahur
- Mengulik Tradisi Bersyukur dengan Bubur Sumsum, Ternyata Punya Makna dan Filosofi Mendalam
Bubur Lodeh di Bantul
Tak hanya di Kendal, ternyata penyajian bubur lodeh sebagai menu buka puasa dijumpai di Kampung Kauman, Desa Pijirejo, Kecamatan Pandak, Bantul.
Namun sajian khas ini hanya ada di satu masjid, yaitu Masjid Sabilurrosyad. Tak seperti sajian takjil yang biasa diantar warga sekitar, bubur dan sayur lodeh dimasak langsung di dapur masjid setempat.
Para ibu dan remaja putri itu menyiapkan puluhan hingga ratusan piring bubur dengan kuah lodeh untuk para jemaah.
Foto: YouTube Bantul TV
Punya Makna Filosofis
Di balik kelezatan serta ciri khasnya, ternyata penyajian bubur lodeh punya makna filosofis. Bubur juga dapat diartikan sebagai “beber” yang berarti dakwah dan “babar” yang mengandung maksud menjangkau.
Dengan begitu, diharapkan penyajian bubur sayur lodeh menjadi alat dakwah yang bisa efektif dan menjangkau segala kalangan.
“Bubur itu juga berasal dari kata ‘bibirin’ artinya hal yang bagus. Artinya kalau mau ke masjid kita akan mendapatkan hal yang bagus,” kata Takmir Masjid Sabilurrosyad, Haryadi, dikutip dari kanal YouTube Bantul TV.