Mengenal Cembengan, Tradisi Tebu Manten yang Jadi Mulainya Gilingan PG Madukismo
Tradisi Cembengan merupakan tradisi yang diadopsi dari etnis Tionghoa, yaitu Cing Bing.
Tradisi tebu manten atau Cembengan merupakan sebutan yang sering dikatakan oleh masyarakat sekitar Pabrik Gula Madukismo, Bantul, Yogyakarta.
Mengenal Cembengan, Tradisi Tebu Manten yang Jadi Mulainya Gilingan PG Madukismo
Mengenal Tebu Manten
Masyarakat sekitar PG Madukismo sangat antusias ketika perayaan tebu manten berlangsung.
-
Apa itu tradisi Dudus di Banten? Dudus jadi tradisi unik yang dimiliki warga Karundang Tengah, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten.Gambar: YouTube SCTV Banten Sesuai namanya, Dudus berarti tradisi mandi kembang dan sudah jadi warisan turun temurun dari leluhur di Cipocok Jaya.
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi Tutunggulan? Tradisi Tutunggulan Mengutip Instagram @napakjagatpasundan, seni Tutunggulan merupakan tradisi memukul alat lesung dengan alu. Alu merupakan alat penumbuk berbahan kayu atau bambu, sedangkan lesung merupakan wadah mirip perahu yang terbuat dari batang kayu utuh untuk wadah padi.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Siapa yang mengenalkan tradisi Panjang Mulud di Banten? Ditarik asal usulnya, ternyata tradisi Panjang Mulud sudah berlangsung sejak era Kesultanan Banten. Waktu itu, Sultan Ageng Tirtayasa mengenalkan tradisi ini sebagai salah satu upaya dakwah agar kehadirannya diterima masyarakat.
-
Mengapa tradisi Panjang Mulud di Banten sangat meriah? Kemudian, alasan mengapa tradisi ini selalu digelar meriah karena masyarakat Banten menganggapnya sebagai hari raya ketiga setelah Idulfitri dan Iduladha.
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
Untuk meramaikan tradisi tebu manten, masyarakat beramai-ramai menghadiri iring-iringan tebu manten di sekeliling pabrik. Biasanya masyarakat akan mengikuti acara tersebut dari awal hingga selesai.
Bukan hanya menjadi penonton, masyarakat yang hadir dalam perayaan tradisi tebu manten juga bisa menjadi bergodo.
Mengenal lebih jauh tentang tebu manten atau Cembengan, berikut ulasannya yang telah Merdeka rangkum dari berbagai sumber.
Sejarah dan asal usul “Cembengan”
Mengutip dari laman kemdikbud.go.id, tebu manten atau biasa dikenal “Cembengan” merupakan budaya atau tradisi yang diadopsi dari etnis Tionghoa, yaitu Cing Bing. Hal itu bisa terbentuk karena sebagian masyarakat Cina yang tinggal di Pantura (Pantai Utara) Jawa. Mereka yang memahami cara pembuatan gula tebu melakukan ritual Cing Bing sesaat sebelum memproduksi gula. Cing Bing merupakan ritual kegiatan ziarah ke makam leluhur yang dilakukan sebelum memulai pekerjaan besar.
Filosofi Tebu Manten “Cembengan”
Selain sejarah, tradisi Cembengan ternyata memiliki filosofi tersendiri. Diadakannya tradisi Cembengan bertujuan agar selama awal produksi hingga akhir produksi nanti tanaman tebu yang telah ditanam di lahan petani tetap menghasilkan tebu yang melimpah serta memiliki kualitas tinggi dan baik hingga musim tanam selanjutnya.
Keunikan Cembengan PG Madukismo
Tradisi Cembengan yang berada di PG Madukismo terbilang unik. Tradisi tersebut unik karena dua buah tebu yang disandingkan dan dirias bak sepasang pengantin “mempelai wanita” dan “mempelai pria” diikat serta diarak. Dua buah tebu yang menjadi mempelai pria dan mempelai wanita dipilih yang memiliki kualitas baik saat masa panen.
Setelah akad nikah, mempelai pria dan mempelai wanita tebu manten kembali diarak menuju pabrik. Kedua mempelai tebu manten kemudian menjadi “cucuk lampah”, yaitu buah tebu yang menjadi pertama kali atau mengawali untuk dimasukkan ke dalam mesin penggilingan tebu. Hal itu menandakan sudah dimulainya Guling dan Suling Pabrik Gula Madukismo. (Foto : tirtonirmolo.bantulkab.go.id)
- Serunya Tradisi Ngubyag saat Kemarau di Ciamis, Tangkap Ikan di Sungai Pakai Tangan Kosong untuk Eratkan Silaturahmi
- Mengenal Peresean, Tradisi Adu Kuat Para Lelaki di Lombok Sambut Hari Kemerdekaan
- Melihat Serunya Karapan Kerbau di Lumajang, Tradisi Jelang Musim Tanam Padi
- Mengenal Tradisi Buka Luwur, Momen Penggantian Kain Penutup Makam Sunan Kudus
Tidak kalah menarik dan unik, iring-iringan yang dilakukan warga di sekililingnya juga menjadi sorotan. Iring-iringan tersebut meliputi adanya pementasan tarian tradisional, drum band, barisan bergodo (pasukan prajurit Kraton) dan kegiatan hiburan lain yang dibawakan masyarakat.