Mengenal Mubeng Beteng, Tradisi Keraton Yogyakarta di Malam Satu Suro
Banyak makna filosofis yang terkandung dalam tradisi ini
Banyak makna filosofis yang terkandung dalam tradisi ini
Mengenal Mubeng Beteng, Tradisi Keraton Yogyakarta di Malam Satu Suro
Setiap menyambut Malam 1 Suro, Keraton Yogyakarta menggelar acara tahunan yaitu Lampah Budaya Mubeng Beteng. Ritual ini dilakukan dengan cara mengelilingi benteng Keraton dan tidak bicara selama perjalanan.
-
Kapan tradisi Mubeng Benteng di Yogyakarta dilakukan? Di Yogyakarta, tradisi Mubeng Benteng dilakukan untuk menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram.
-
Apa saja yang dilakukan dalam tradisi Bubur Suro di Jawa Barat? Pada 10 Muharam, masyarakat setempat akan menyiapkan bubur merah dan bubur putih yang disajikan secara terpisah, atau yang dikenal sebagai Bubur Suro. Bubur yang sudah jadi kemudian dibawa ke masjid terdekat bersama dengan hidangan lezat lainnya untuk dibagikan dan dinikmati bersama.
-
Di mana tradisi Cembengan dilakukan? Tradisi tebu manten atau Cembengan merupakan sebutan yang sering dikatakan oleh masyarakat sekitar Pabrik Gula Madukismo, Bantul, Yogyakarta.
-
Bagaimana proses pelaksanaan tradisi Tabot di Bengkulu? Upacara Tabot dimulai dengan pengambilan tanah sebelum 1 Muharram. Kemudian dilanjutkan dengan ritual Duduk Penja, yang melibatkan proses penyucian benda yang disebut Penja. Proses ketiga adalah Menjara, merupakan salah satu tahapan yang menghadirkan elemen persaudaraan dan kebersamaan dalam perayaan. Bagian penting dari tradisi Tabot adalah Malam Arak Jari-jari dan Arak Sorban pada tanggal 7 Muharram. Dilanjut tanggal 9 Muharram pelaksanaan Tabot mencapai Hari Gam, yaitu momen ketika keheningan mencakup seluruh perayaan, menandakan keseriusan dan penghormatan kepada tradisi Tabot. Lalu masih banyak proses lainnya yang dilangsungkan hingga tanggal 10 Muharram.
-
Apa yang dilakukan pada tradisi Memitu? Tradisi ini tak sekedar menampilkan rasa bahagia dan ucapan syukur, namun turut dilaksanakan dengan sejumlah simbol yang dikaitkan dengan makna kebaikan. Beberapa prosesi yang ada dalam Memitu di antaranya memakai kembang melati yang sudah dirajut dan dimandikan dengan air sembari dibacakan kidung maupun doa-doa.
-
Apa itu Tradisi Nengget? Tradisi kuno dan unik dari Karo Sumut ini dilakukan dengan diam-diam. HAl ini bertujuan agar sebuah keluarga bisa segera memiliki anak laki-laki.
Dalam prosesi itu, para peserta mubeng beteng berjalan tanpa alas kaki. Tradisi tersebut merupakan ritual rutin yang bertujuan sebagai perenungan pergantian tahun. "Tujuannya sebagai perenungan. Apa saja yang sudah kita lakukan. Sembari memanjatkan syukur serta doa agar ke depan bisa lebih baik lagi," kata panitia mubeng beteng, KRT Wijoyo Pamungkas, pada 25 Oktober 2014.
Sementara itu Ketua Mubeng Beteng tahun 2017, KRT Gondohadiningrat mengatakan bahwa larangan tidak boleh bicara selama perjalanan bertujuan agar peserta bisa lebih mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Prosesi topo bisu mubeng beteng biasanya dimulai pada malam satu Suro pukul 21.00 WIB. Acara itu diawali dengan doa oleh para abdi dalem Keraton Yogyakarta. Seusai berdoa, peserta berjalan kaki mengelilingi benteng keraton dengan membawa bendera yaitu cucuk lampah Sang Saka Merah Putih, klebet Bangun Tolak (Yogya), klebet Mega Ngampak (Sleman), klebet Pareanom (Kulonprogo), klebet Pandan Binetot (Bantul), klebet Podang Ngisep Sari (Gunungkidul), barisan abdi dalem lalui diikuti masyarakat umum.
Biasanya, tradisi ini akan dimulai dari sisi kiri atau barat kraton.
Makna dari tempat permulaan tradisi itu adalah untuk “ngiwake” (mengkirikan) atau membuang hal-hal buruk.
Para peserta topo bisu mubeng beteng berjalan dari Alun-Alun Utara melalui jalan kauman, Jalan Wahid Hasyim, Pojok Beteng Kulon, Gading, Pojok Beteng Wetan, melalui Jalan Brigjen Katamso, menyusuri Jalan Ibu Ruswo, Jalan Pekapalan dan berakhir di Keben. Acara diakhiri dengan grebeg dua buah gunungan di alun-alun utara. Grebeg gunungan ini merupakan bentuk ucapan syukur terhadap Yang Maha Kuasa atas berkah sepanjang tahun.
Ditiadakan Selama Pandemi COVID-19
Tradisi Mubeng Beteng pada malam 1 Suro di Kraton Yogyakarta sempat ditiadakan selama pandemi COVID-19. Pada waktu itu, Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta, GKR Condrokirono, mengatakan bahwa ditiadakannya tradisi tersebut merupakan langkah antisipasi penyebaran Virus Corona. "Karena situasi yang tidak memungkinkan dan mengikuti peraturan pemerintah, maka untuk tahun ini (tahun 2020) mubeng beteng ditiadakan," katanya dikutip dari Merdeka.com pada 19 Agustus 2020.
- Mengenal Tradisi Miyos Gongso Keraton Yogyakarta, 2 Gamelan Pusaka Keluar dari Ruang Penyimpanan
- Mengenal Tradisi Buka Luwur, Momen Penggantian Kain Penutup Makam Sunan Kudus
- Potret Tradisi Mubeng Beteng Keraton Yogyakarta
- Mengenal Cembengan, Tradisi Tebu Manten yang Jadi Mulainya Gilingan PG Madukismo