Mengenal Tari Opak Abang, Simbol Identitas Masyarakat Kendal
Tari Opak Abang merupakan kesenian yang berbasis pada drama tradisional
Tari Opak Abang merupakan kesenian tari yang berasal dari Desa Pasigitan, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal. Nama “Opak Abang” sebenarnya merupakan akronim dari “Ketoprak Terbang”.
Dikutip dari Liputan6.com, Tari Opak Abang merupakan kesenian yang berbasis pada drama tradisional. Cerita yang diangkat biasanya berkutat pada babad atau legenda. Namun tak jarang pula kesenian itu mengangkat cerita rekaan yang terinspirasi dari berbagai permasalahan sosial di sekitar kehidupan masyarakat.
-
Apa itu Tari Tabut? Tari Tabut merupakan sebuah tari kreasi yang sudah lama eksis di Bengkulu. Kesenian ini diadaptasi dari sebuah upacara ritual agama yang disebut Ritual Tabut.
-
Apa yang digambarkan oleh Tari Miyang? Mengutip Instagram @tuban_bercerita, tari ini merupakan representasi perilaku istri nelayan ketika suaminya sedang melaut. Kata ‘Miyang’ dalam bahasa Tuban berarti “pergi melaut untuk mencari ikan”. Para nelayan melakukan kegiatan ini pada malam hari, dan pulang pada pagi atau siang hari membawa ikan hasil tangkapan.
-
Apa itu Tari Ngebeng? Tari Ngebeng merupakan seni pertunjukan yang berasal dari Desa Rambutan Masam, Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.
-
Apa yang ditampilkan oleh Tari Landok Sampot? Sesuai dengan namanya "Landok Sampot" tarian ini menampilkan gerakan perkelahian antar 2 pemuda dengan senjata berupa sebilah bambu. "Landok" yang berarti Tari, sedang "Sampot" berarti libas atau pecut.
-
Apa itu Tari Sining? Sudah ada sejak abad 18, Tari Sining menjadi salah satu kesenian tradisional daerah yang sudah hampir punah dan sudah lama tidak dipentaskan di tengah masyarakat Gayo.
-
Di mana Tari Dolalak sering ditampilkan? Tarian ini kerap kali tampil dalam acara hajatan, misalnya saat memperingati hari jadi Kota Purworejo atau memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
Lalu apa saja fakta menarik tentang kesenian tradisional ini? berikut selengkapnya:
Sejarah Munculnya Tari Opak Abang
Dikutip dari Unnes.ac.id, pertunjukan Tari Opak Abang sudah berkembang di Desa Pasigitan pada tahun 1957. Pada awalnya, tarian itu bernama Gambus Pancaroba. Tarian itu pada mulanya dibawakan oleh Kusno yang berasal dari Dusun Cepoko, Gunungpati, untuk mengiringi acara pernikahan anak laki-lakinya. Saat itu, anak Kusno yang bernama Muchid melamar seorang gadis asal Desa Pasigitan bernama Lastri.
“Pada awalnya kesenian ini dibawakan oleh seorang laki-laki yang melenggang layaknya penari perempuan setelah sampai pada rumah calon pengantin putri. Masyarakat menyebut dengan Tari Opak Abang karena ini kesenian Ketoprak dengan menggunakan alat music terbang,” ujar seniman tari Opak Abang, Aris Salamun, dikutip dari Unnes.ac.id
Identitas Masyarakat Kendal
Dikutip dari Liputan6.com, Tari Opak Abang diresmikan dan diakui oleh Pemkab Kendal pada tahun 1970-an. Sejak saat itu, tari tradisional tersebut kemudian berkembang menjadi kesenian sekaligus identitas Kabupaten Kendal.
Tari Opak Abang memiliki 23 motif gerak yang terjadi dari proses stimulasi, transformasi, dan unity. Keunikan dan ciri khas tarian ini kemudian menjadi identitas Kabupaten Kendal yang tak dimiliki daerah lainnya.
- Mengenal Betandak Dangkong, Kesenian Tradisional Simbol Persatuan Masyarakat Kepulauan Riau
- Mengenal Tari Cerana, Simbol Penerimaan Masyarakat Kupang kapada Para Tamu
- Mengenal Tari Piriang Suluah, Seni Tradisional Simbol Kehidupan Petani di Padang Panjang
- Mengenal Songket Silungkang, Kain Tradisional yang Jadi Simbol Identitas Masyarakat Minangkabau
Hingga saat ini, pemerintah bersama masyarakat setempat terus berupaya melestarikan Tari Opak Abang. Salah satunya adalah dengan menggelar pertunjukan pentas seni Opak Abang dalam acara Santosa Balon Festival pada Juli 2024.
Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Pada tahun 2023 lalu, Tari Opak Abang ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kemendikbudristek. Sub Koordinator Sejarah Tradisi Disdikbud Kendal Yuhan Cahyantara mengatakan bahwa Tari Opak Abang sering dipertunjukan dalam acara-acara yang digelar oleh Pemkab Kendal maupun acara tingkat kecamatan. Harapannya masyarakat, terutama generasi muda, lebih tertarik dalam melestarikan budaya lokal.
Sementara itu Aris Salamun mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Kendal yang telah mendukung dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan seni budaya, sehingga memacu semangat generasi muda untuk melestarikan budaya lokal.
“Tentunya dengan ditetapkan sebagai budaya lokal, para seniman dan pegiat seni budaya makin bersemangat dalam melestarikan Tari Opak Abang,” pungkas pria yang merupakan Ketua Sanggar Langen Budaya Bumi itu, dikutip dari Kendalkab.go.id.